Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
4 pages
1 file
Pengaturan otomatis atau sistem pengaturan otomatis berasal dari tiga suku kata yaitu Sistem, pengaturan dan otomatis. Sistem adalah sebuah susunan komponen-komponen fisik yang saling terhubung dan membentuk satu kesatuan untuk melakukan aksi tertentu.
In doing tomatoes color grading manually by human power, human limitations will lead to human-error. Therefore, the automation system classification of tomatoes by color developed. In this research, we design an automation system that can perform color grading 2-dimensional image, especially tomatoes using static threshold method, this method used to classify grade color of an image. The system will be designed to classify the tomatoes colors into red and green grade. The study began by conducting initial study phase, phase analysis, design phase and implementation phase and testing. System design begins with the design of color grading program using Visual Basic applications, create of databases for the storage of grading results. Next, we design Human Machine Interface using the Intouch application, for programmable logic control as the control center to work in accordance with the desired scenario, we need to implanted an algorithm that was made using CX-Programmer in Ladder diagram language. Next, integration and communication grading programs, databases, Human Machine Interface, and Programmable Logic Control into an automation system classification tomatoes based on color. The system is tested using miniplant based on scenarios that have been designed for systems that are made in accordance with the purposes of research, the results of testing proved the system has success to do grading tomatoes based on color.
The Automatic Water Level Control is a prototype circuit that controls the availability of water in a tank. The water tank has five water levels to control the pump work. The water level control system consists of two water containers, one for the water source container and the other for the water reservoir and two water pumps. The circuit consists of an infrared system, two relays to activate the water pumps and a 2x16 Liquid sensor to detect the water level, a microcontroller Atmega 8535(L) to control all the circuit Crystal Display (LCD) to display the water level in the tank reservoir and the pump condition. After the water level control circuit has been built and tested, it is known that at the minimum level position that is 30 cm between sensor and the float, the output voltage of the infrared sensor is 0,85 volt and the microcontroller will turn on both the water pumps. At the maximum level position that is 11.5 cm between sensor and the float, the output voltage of the infrared sensor is 2,17 volt and the microcontroller will turn off both of the water pumps. 1. Pendahuluan Air merupakan salah satu kebutuhan yang paling pokok bagi makhluk hidup termasuk manusia. Apa jadinya apabila suatu saat air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di daerah perkotaan mati seketika? Tentu saja banyak orang di kota yang mulai panik. Untuk menanggulangi masalah tersebut maka banyak orang di daerah perkotaan membuat suatu bak penampung untuk menampung air dari PDAM baik di kantor maupun di rumah. Bak penampung dapat diletakkan di bawah tanah ataupun di suatu bak plastik. Dari bak penampungan, air diisikan ke bak plastik (toren) yang umumnya diletakkan pada ketinggian yang cukup untuk dapat dialirkan ke bak-bak di toilet atau shower. Pengisian air dari bak penampungan ke bak plastik ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, orang harus menunggu dengan sabar sampai air penuh agar tidak luber. Di gedung-gedung perkantoran dimana penggunaan air cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhannya maka digunakan toren yang cukup besar yang diletakkan di lantai paling atas untuk dialirkan ke lantai-lantai di bawahnya. Untuk mengatur ketersediaan air pada toren maka dirancang suatu prototipe
Sistem Peringatan Rumah Otomatis menggunakan dua jenis sensor, yaitu sensor magnet yang diletakkan di pintu dan jendela, sensor PIR sebagai detektor gerak yang diletakkan di dinding rumah. Dan sebagai indikatornya, alat ini dilengkapi dengan speaker dan sirene. Selain itu alat ini juga mempunyai kendali jarak jauh berupa remote untuk mengaktifkan mode terkunci. Alat ini juga menggunakan modul GSM untuk mengirimkan pesan peringatan kepada pemilik rumah apabila ada pintu atau jendela yang terbuka ketika mode terkunci diaktifkan.
Pada artikel sebelumnya saya telah bahas tentang Transmisi Manual pada kendaraan mobil, kali ini saya akan membahas tentang Transmisi Otomatis yang digunakan pada kendaraan mobil. Keuntungan dari transmisi otomatis daranya adalah : a. Tidak adanya pedal kopling, sehingga pengoprasian kendaraan lebih mudah. b. Perpindahan kecepatan dapat dilakukan secara lembut c. Tidak terjadinya hentakan pada saat perpindahan kecepatan Gambar : Transmisi Otomatis 1. Fungsi dan macam transmisi otomatis Transmisi otomatis adalah transmisi yang perpindahan giginya terjadi secara otomatis berdasarkan beban mesin (besarnya penekanan pedal gas) dan kecepatan kendaraan. Transmisi otomatis dapat dibedakan dalam sistem perpindahan gigi dan waktu lock up yaitu : • Full hydraulic Waktu perpindahan gigi dan waktu lock up diatur sepenuhnya secara hidraulis. • Electronic Control Transmission (ECT) Waktu perpindahan gigi dan waktu lock up diatur secara elektronik. Tipe ini menggunakan data (shift and lock pattern) yang tersimpan dalam ECU sebagai kontrolnya, juga terdapat fungsi diagnosa dan fail-safe. Transmisi otomatis juga bekerja pada lima atau enam tingkat sebagaimana berikut : 1. Netral : (N) 2. Low Range : (L) = mobil mulai bergerak, kecepatan rendah, mendaki dan menurun 3. Drive Range : (D) = Kecepatan tinggi pada jalan normal 4. Reverse Range : (R) = untuk mundur 5. Parking Range : (P) = berhenti atau parker 6. Angka 2 : digunakan untuk menurun
ABSTRAK Melihat kemajuan teknologi dewasa ini yang semakin canggih menuntut kita harus bisa mengikuti perkembangannya, oleh karena penulis ingin mencoba mengaplikasikan ilmu yang penulis pelajari dalam penelitian ini yang didukung dengan penggunaan beberapa teknologi. Sistem kerja alat ini adalah memanfaatkan motor listrik 220 watt sebagai sumber tenaga yang diteruskan ke pui dengan transmisi sabuk V belt, lalu diteruskan keputaran poros yang terpasang eksentrik pada piringan engkol yang mengakibatkan ayuakan berayun dan siap mengayak pasir. Perancangan mesin pengayak ini dapat dihasilkan dengan diameter puli penggerak 50 mm dan diameter puli yang digerakkan 300 mm, perbandingan puli pada penggerak dan digerakkan adalah 1:6. Poros utama sebesar 12 mm dapat menyalurkan daya sebesar 220 watt. Alat ini memiliki sistem transmisi yang digerakkan oleh motor listrik ½ Hp 1400 rpm 1 phase. Sabuk yang digunakan adalah tipe A56. Hasil dari pengayakan dengan pasir 0.012 m3 dengan kapasitas ayak sebanyak 3630 kg/jam didapatkan hasil yang tersaring sebanyak 80% serta sisa batu dan kerikil yang tidak tersaring sebanyak 20%. Kata kunci : transmisi sabuk, ayakan pasir, motor listrik. PENDAHULUAN Pasir adalah material yang penting dalam bidang konstruksi bangunan, baik untuk bangunan rumah tempat tinggal, tempat ibadah, perkantoran, maupun gedung – gedung sarana pendidikan serta bangunan – bangunan lainnya.Material pasir dengan ukuran seragam seringkali dibutuhkan dalam konstruksi bangunan.Material pasir pada umumnya terdiri dari pasir yang masih bercampur dengan kerikil dan batu.Pasir seperti ini harus diayak terlebih dahulu sebelum digunakan untuk bahan konstruksi bangunan. Pasir dengan ukuran seragam umumnya didapat dari proses pengayakan manual yang membutuhkan banyak tenaga manusia serta waktu pengayakan yang lama, sehingga perlu dibuat mesin ayak getar untuk meminimalisir penggunaan tenaga manusia dan waktu pengayakan. Penggunaan tenaga manusia pada mesin ini hanya sebagai operator dan penumpah pasir. Disamping itu keuntungan lain yang dapat diperoleh adalah waktu yang digunakan relatif pendek dan hasil produksipun jauh lebih banyak dibandingkan yang menggunakan sistem manual. Ayakan ini sangat banyak gunanya, bukan saja untuk menyaring material pasir tapi juga berguna untuk menyaring material lain yang akan disesuaikan dengan ukuran saringan, karena bak saringan bisa dibongkar pasang. Rumusan Masalah Adapun kegiatan pekerjaan yang dihadapi penulis ketika menyusun penelitian ini adalah : 1. Berapa besar putaran yang dihasilkan pada poros engkol. 2. Berapa diameter yang digunakan pada puli penggerak dan puli yang digerakan. 3. Apakah mesin ini bisa di bongkar pasang dalam artian kehalusan pasir. Batasan Masalah Agar analisa dan perhitungan dalam perancangan Mesin Pengayak Pasir ini tidak melebar, maka diperlukan batasan masalah. Batasan masalah dalam perancangan mesin pengayak pasir ini yaitu : 1. Penulis tidak menjelaskan kehalusan pasir. 2. Penulis tidak menghitung rangka beserta gaya – gayanya pada benda kerja. 3. Penulis tidak menghitung poros pada piringan engkol. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan laporan penelitian ini adalah : 1. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi dan dapat menyelesaikan pendidikan program sarjana Teknik Mesin di Universitas Muhammadiyah Tangerang. 2. Untuk dapat menerapkan materi – materi ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah. 3. Dengan adanya perencanaan alat ini penulis akan lebih mengerti tentang bagaimana cara mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dalam perencanaan dengan bekal ilmu yang penulis miliki. 4. Dapat mengetahui cara yang benar dalam merencanakan suatu alat sehingga alat yang dibuat dapat bermanfaat sesuai sesuai dengan fungsinya dan mempunyai nilai produksi yang baik.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
syaefudhin, Aditya Putra Yusanta, 2017
Jurnal Kajian Teknik Mesin , 2022