Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2020
The need for electricity for both industry, offices, and the general public and individuals is greatly increasing. However, this increase in electricity demand was not accompanied by an increase in electricity supply. Based on these problems, solar energy is chosen as an alternative energy to produce electrical energy. The tools used here are solar cells, because they can directly convert solar radiation into electrical energy (photovoltaic process). So that solar energy can be used at night, during the day the electrical energy produced is stored first to a battery which is controlled by the regulator. The regulator output is directly connected to the inverter from DC to AC currents. The results of solar module testing (photovoltaic) show that the results of research with a 50WP solar cell can use a maximum load of 325 Watts. This is because the solar cell when following the direction of the sun's movement will always position the solar cell to remain facing the sun so that it will still be able to capture the sun's rays to the maximum. PENDAHULUAN Matahari merupakan sumber energi utama bagi sebagian besar proses yang terjadi di permukaan bumi, radiasi matahari yang diterima permukaan Bumi merupakan masukan fundamental untuk banyak aspek terutama merupakan parameter penting dalam aplikasi solar cell sebagai pembangkit listrik. Sel matahari merupakan piranti yang dapat mengkonversi cahaya matahari menjadi energi listrik. Energi matahari dapat menghasilkan daya hingga 156,486 MW, jumlah yang lebih besar jika dibandingkan dengan sumber energi terbarukan yang lainya. Dimana energi listrik tenaga surya ini dimanfaatkan sebagai energi listrik alternatif, didalam memanfaatkan energi surya ini penyusun mencoba untuk menggunakan proses fotovoltaik yaitu dengan cara mengkonversikan secara langsung energi surya menjadi energi listrik, solar cell ini hanya dapat bekerja dengan optimal jika sel surya ini mendapat sinar matahari. Rumusan Masalah Kinerja solar cell pada PLTS dari sumber 50WP dan Perencanaan yang dibutuhkan dalam membuat PLTS. Tujuan Penelitian Agar mengetahui cara perancangan Pembangkit listrik Tenaga surya dan mengetahui kinerja solar cell pada PLTS dihasilkan dari sumber 50WP.
Engineering, 2012
An electric voltage can be generated when a beam of sunlight which leads to a elektoda-electrode electrolyte solution. Less is more so who ever wrote Edmund Becquerel in 1839, research continues to exert a solid object in the light of the sun, called selenium and until the cells potovoltaik (fhotovoltaic) with selenium and courprous material, up to the experts succeeded in creating a photoelectric measuring devices. In 1954 the photovoltaic effect is developed again into electrical energy that is now called fotovoltaic cells or solar cells. In principle, solar cells form conductive power semiconductor device which can directly convert solar energy into electrical energy in an efficient form of eco-friendly
ABSTRAKSI Sejak tahun 2013 Pemertinah menaikkan harga tariff dasar listrik sebesar 15%, kenaikan dilakukan secara bertahap setiap 3 bulan sekali. Kenaikan tarif dasar listrik berlanjut di tahun 2014, awal mei 2014 sem ua pelanggan minimal 1300 Va dikenakan kenaikan sebesar 4%, langkah ini diakibatnya semakin besar subsidi energi listrik oleh PLN yang mengalmai kerugian, salah satu penyebab kerugian PLN tersebut adalah mahalnya biaya operasional untuk pembelian bahan bakar pembangkit. Penggunaan energi terbarukan merupakan alternative untuk mengurangi permintaan energi ke PLN dan pengoptimalan potensi alam. Sel surya merupakan teknologi yang mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Besarnya energi yang mampu dihasilkan oleh sel surya untuk kebutuhan rumah tangga merupakan tujuan dari penelitian ini, adapun metode penelitian ini adalah pengukuran energi yang mampu disuplai oleh energi yang dihasilkan oleh sel surya, penelitian ini menggunakan 2 buah modul sel surya dengan kapasitas masing-masing adalah 100 Wattpeak, Controller 12/24 Volt DC dengan kapasitas 60 A, Accumulator dengan kapasitas 100 Ah dan Inverter dengan kapasitas 500 Watt, Lampu DC Philips 5 Watt, 10 Watt, 13 Watt dan Lampu 5 buah SL 18 Watt. Selama pengujian menunjukkan bahwa arus yang diproduksi paling tinggi terjadi sekitar jam 12.30, dengan nilai arus sebesar 13 A dan tegangan 14 Volt DC. Energi yang dihasilkan pada siang hari digunakan untuk mensuplai beban lampu mulai dari pukul 17.00 – 06.00 dengan rerata setiap malam energi yang dapat digunakan sebesar 1,027 Kwh.
ABSTRAK: Studi optimalisasi tegangan keluaran dari solar sel menggunakan lensa pemfokus cahaya matahari (lensa konvergen) bertujuan untuk mengetahui sebarapa besar pengaruh penggunaan lensa terhadap peningkatan nilai intensitas cahaya dan tegangan yang dihasilkan oleh solar sel, solar cell merupakan konverter energi cahaya menjadi energi listrik. Solar cell yang digunakan dalam penelitian ini adalah solar cell jenis policrystal dan amorphous. Metode penelitian dilakukan dengan cara mengukur nilai intensitas, voltase dan arus listrik dari solar cell, kemudian menghitung nilai daya dan efisiensi dari solar cell dan membandingkan nilainya antara solar cell yang menggunakan lensa konvergen dan yang tidak menggunakan lensa konvergen. Berdasarkan hasil data penelitian, lensa konvergen mempengaruhi besarnya daya dari cahaya yang digunakan, sehingga intensitas dan energi cahaya meningkat dan mempengaruhi nilai voltase dan arus listrik dari solar cell. Untuk solar cell jenis policrystal efisiensi dapat ditingkatkan sampai 35.08%. Dan untuk solar cell jenis amorphous dapat ditingkatkan sampai 31.77%.
Turbo : Jurnal Program Studi Teknik Mesin, 2017
Efek krisis energi di Indonesia masih sangat dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Energi listrik menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat, sejalan dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan pembangunan di segala bidang. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut sekaligus penanggulangan kondisi krisis penyediaan tenaga listrik di beberapa daerah, maka dapat memanfaatkan Potensi alam untuk dijadikan energi listrik. Salah satu Potensi alam sebagai sumber energi listrik adalah energi tenaga matahari. Matahari merupakan sumber energi utama bagi sebagian besar proses-proses yang terjadi dipermukaan bumi. Tujuan penelitian ini akan menghasilkan efisiensi solar cell dengan metode penelitian yang menggunakan beberapa beban yaitu 3 watt, 6 watt dan 9 watt dalam mempengaruhi efisiensi solar cell. Efisiensi dengan menggunakan waktu pengambilan data dari jam 08.00 sampai dengan 17.00. Hasil yang didapatkan yaitu untuk beban 3 watt yaitu menghasilkan efi...
Jurnal Elektronika Listrik dan Teknologi Informasi Terapan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja dari sebuah panel surya berkapasitas 50 Wp terhadap perubahan intensitas matahari yang diterimanya. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran intensitas cahaya matahari pada area permukaan sel surya menggunakan Luxmeter. Selanjutnya pada saat bersamaan dilakukan pengambilan data arus dan tegangan. Penelitian ini dilakukan selama 5 hari dimulai dari jam 6 pagi sampai dengan jam 6 sore waktu setempat. Dari hasil perhitungan didapatkan daya output rata-rata sebesar 7.356809231 Watt dan dalam sehari dapat menghasilkan 95.63852 Wh.
Kondisi geografis merupakan salah satu hambatan pemasokan energi listrik melalui jaringan PLN ke perdesaan di Indonesia, sehingga masih banyak rumah tangga yang belum menikmati layanan energi listrik. Sesuai kondisi klimatologi NTT yang mempunyai musim kemarau panjang, penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dipandang potensial dikembangkan. Pemanfaatan PLTS listrik surya atap di NTT saat ini mencapai 10.751 unit, namun demikian, akhir-akhir ini pemakaian PLTS mengalami beberapa permasalahan yaitu PLTS tersebut sering tidak dapat berfungsi dengan baik dan beban lampu yang dipasang menghasilkan nyala yang kurang terang. Permasalahan ini diduga berkaitan dengan faktor-faktor lingkungan seperti suhu, iluminasi radiasi sinar matahari, kelembaban dan juga letak posisi penempatan modul sel surya terhadap bumi yang kurang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh parameter lingkungan (suhu, iluminasi radiasi sinar matahari, kelembaban) dan penempatan posisi m...
SUTET, 2021
Solar radiation has a great effect on the output of the photovoltaic system. Wind speed is directly related to the cooling of the PV system and can also affect the performance of the solar collector. This research looks at the influence of temperature and wind on the efficiency of solar panels. From the results of the tests and calculations, it was found that the temperature of the single crystal panel measured on that day was 44°C, and the temperature of the polycrystalline panel was 43°C. The effect of wind speed on the efficiency of the solar module, calculated based on calculations using the linear regression method, shows a correlation level of R = 0.0281. This means that only about 2.81% wind speed will affect it. Has solar module efficiency. From the various aspects of the calculations carried out, we can see that the efficiency of the single crystal panel is 11.716%, while the efficiency of the polycrystalline panel is 10.02%. From the calculation results, we can conclude th...
Jurnal Ilmiah Vastuwidya
This research has been done in the larvae fish pond in Lumbung Village, Tabanan regency. Surya cell is device consists of solar cell, charge controller, and batterei that change sunlight to be electric. Fish like many living organisms have specific tolerant range of various environmental parameters, thus fish larvae ponds of specific types of fish species requires certain conditions that have to be reached. Larvae that have hatched, should be raised in a special place, when their ages are 5-7 days. And it becomes threat if in interval 3 – 4 weeks happen cold weather that make the larvae will be died. To avoid the cold weather occurs, warming can be done with heater or halogen lamps. Solar Energy is produced by the Sunlight is a non-vanishing renewable source of energy which is free from ecofriendly. The highest intensity of sunlight occurs at 11.00-14.00 with the value of the intensity of sunlight is around 96.000 - 112.500 lumen and average power about 24 – 28 W. Monitoring and tak...
Jurnal Fisika, 2013
Sel surya organic merupakan suatu divais fotovoltaik yang mampu mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Sel surya organik adalah sebuah alternatif untuk menggantikan sel surya silikon karena dapat diproduksi dengan teknik yang mudah dan biaya yang murah. Struktur pada penelitian ini adalah TiO2/P3HT/elektrolit/FTO dan TiO2/P3HT/elektrolit/FTO+Grafit. Karakterisasi I-V menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi P3HT dapat meningkatkan kinerja sel surya. Penggunaan grafit pensil sebagai elektroda lawan menghasilkan performa DSSC yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak menggunakan grafit pensil. Grafit pensil yang dideposisikan pada kaca konduktif sebagai elektroda lawan mampu menjadi katalis untuk mempercepat reaksi redoks dengan elektrolit. Performa sel surya terbaik dari penelitian ini diperoleh pada sel dengan struktur TiO2/P3HT/elektrolit/FTO+Grafit dengan konsentrasi P3HT 1% dan menggunakan grafit sebagai elektroda lawan, efisiensi yang dihasilkan adalah 2,9×10-3%.
2019
The electrical energy of solar power plants which integrated into the networks depends on the intensity of solar radiation. However, some solar power plant areas there are still present trees and buildings around it that can partially cover the surface area of the solar panel (partial shading). This study aims to investigate the effects of solar radiation variability due to several partial shading conditions on the 1 Wp solar cell output power. Based on observations from 10:00 to 14:00, the open-circuit voltage and short circuit current in solar cells decreases with increasing intensity of partial shading. The greater the partial shading of the solar cell, the lower the power output will be. The half partial shading effect of the total solar cell area resulted in a power reduction of 88.2%. A quarter of shading causes a decrease in the output power of solar cells by 75.6% compared to the power output under normal conditions. In addition, the increase in the temperature of solar ce...
Jurnal surya energy, 2022
Pada saat ini hampir semua peralatan rumah tangga menggunakan teknologi elektrik sehingga kesediaan energi listrik sangat dibutuhkan oleh manusia. Oleh karena itu, di setiap tahun konsumsi energi listrik ini terus meningkat seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi di masyarakat. Untuk meningkatkan suplai energi listrik maka dibutuhkan pembangkit-pembangkit listrik yang harus dibangun. Pembangkit listrik membutuhkan sumber energi yang nantinya akan dikonversi menjadi energi listrik. Salah satu pilihannya adalah sumber energi terbarukan yaitu cahaya matahari (tenaga surya). Untuk mengkonversi tenaga surya menjadi listrik dibutuhkan sel-sel surya yang dirangkai menjadi panel surya. Panel-panel surya ini tidak dapat mengkonversi secara optimal karena efisiensinya masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan adanya inovasi untuk meningkatkan daya keluaran dari sel surya yang berupa energi listrik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan daya keluaran sel surya dengan menambahkan lensa fresnel serta melengkapi dengan sistem penjejak arah matahari. Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan menambahkan lensa fresnel dan sistem penjejak dapat meningkatkan rata-rata irradiance sebesar 29%, arus listrik sebesar 18,94%, tegangan listrik sebesar 11,57%, dan daya sebesar 44,32%. Hasil ini didasarkan pada pembandingan dengan pembangkit listrik tenaga surya yang tidak menggunakan lensa fresnel serta berpenjejak arah matahari.
2021
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah "Perengkahan Katalitik Limbah Plastik Polypropylene (PP) Menjadi Energi Menggunakan Katalis Zeolite" dengan baik. Makalah ini dapat disusun dengan baik berkat bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan sebagai bahan masukan bagi penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan berupa moral maupun material. 2. Bapak Nazarudin, S. Si., M. Si., Ph. D selaku dosen mata kuliah Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis pada program studi Teknik Kimia Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
2019
Abstrak Kebutuhan energi yang semakin meningkat dan bahan fosil lama kelamaan akan menipis dan habis, maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu memanfaatkan energi terbarukan, salah satunya adalah energi matahari. Sel surya merupakan sebuah perangkat yang dapat merubah energi sinar matahari ke energi listrik dengan proses efek fotovoltaik dengan berbahan semi konduktor, komponen panel surya atau solar cell ini sangat penting bagi sistem pembangkit listrik tenaga surya yang dimanfaatkan menjadi energi listrik dengan menggunakan panel surya ( solar photovoltaic panel ). Dengan berkembangnya teknologi banyak jenis-jenis sistem PLTS yang membuat ada beberapa tipe pemasangan PLTS yaitu dengan fix mounting, single axis tracker. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah perbandingan efisiensi data output produksi harian dengan intensitas data base per-15 menit dan data iradiasi matahari. Hasil perbandingan persentase produksi energi panel surya sistem single axis solar tracker dan f...
Sultra Journal of Mechanical Engineering (SJME)
Energi matahari dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif yang akan diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan panel surya. Beberapa penelitian, dijelaskan bahwa kenaikan dan penurunan temperatur pada permukaan sel surya mempengaruhi daya keluaran yang akan dihasilkan. Pada pengujian ini menggunakan dua buah panel surya dengan kapasitas sebesar 50 WP (Watt Peak). Di mana salah satu panel dilengkapi dengan sistem pendingin berupa air yang dialirkan pada permukaan panel surya sehingga dapat diperoleh nilai efisiensi panel surya dengan sistem pendingin dan tanpa sistem pendingin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendingin terhadap besarnya daya dan efisiensi dari panel surya. Pada hari pertama pengujian, untuk panel surya berpendingin diperoleh rerata daya sebesar 23,74 Watt, dan untuk panel surya tidak berpendingin diperoleh rerata daya sebesar 16,76 Watt, terdapat selisih daya sebesar 6,98 Watt. Selanjutnya untuk nilai efisiensi panel surya berpendi...
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Unsrat, 2014
One way to keep a plant operate optimally is keeping the effectiveness of the components properly. One of the components used in the production process is heat exchanger. In PLTP Lahendong unit 2 is used as a the cooler lubricant system of generator and turbine is using type of plate P41 73TK heat exchanger. This research objective is to determine the effectiveness of the heat exchanger plate type PLTP Lahendong P41 73TK. Calculation are using formulas that correspond to the type of heat exchanger plate and plate heat exchanger assuming that analyzed as a tube. Results of the calculations shows that the effectiveness of plate heat exchanger on the methods of LMTD is 83,3%, obtained by the thermal heat exchanger effectiveness of 55.6% and effectiveness based on method of NTU is 30.3%.
2021
Sebagai sumber energi, listrik merupakan sebuah unsur yang sangat vital dalam kehidupan manusia pemanfaatan energi listrik terhadap kebutuhan kehidupan manusia menjadi satu hal yang tidak bisa terpisahkan, berkembangnya teknologi manusia dan perkembangan industri diseluruh dunia merupakan sebuah tantangan bagi umat manusia dalam memperbaiki kehidupan sebagai individu maupun terciptanya lingkungan yang baik dalam suatu homogenitas yang komplek. Pembangkit listrik tenaga surya skala lab menggunakan solar cell 50 Watt adalah merupakan langkah awal untuk dapat dikembangkan lagi menjadi lebih besar lagi sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia akan energi listrik yang akan semakin besar sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dan populasi manusia yang bertambah besar. Pembangkit listrik tenaga surya skala lab menggunakan solar cell 50 Watt yang sudah dibuat dapat bekerja dengan baik dan ini dapat diaplikasikan untuk kebutuhan peralatan listrik dengan konsumsi yang daya r...
Jurnal Online Mahasiswa Bidang Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2015
This research is to determine the absorption of solar radiation by solar module which layered by polyester window films with the darkness of 40, 60, and 80% of the output power from the polycrystalline silicon solar module. It is then compared with the standard module. The current and voltage data of solar module are recorded by using Solar Charger Controller Model VS2024N every 1 hour from 10:00 am to 17:00 pm during 3 days. The solar module power output decreased with increasing the time. The power output of solar modules layered by window film influences significantly from 23.53% until 24.39%. The maximum output power is obtained from the window film darkness with level of 60%.
Kebutuhan konsumsi energi listrik semakin meningkat. Mengingat di Gedung Fakultas Industri (FTI) UII masih bersumber dari PLN yang semakin naik harga per Kwh nya, maka diperlukan sumber energi lain untuk memenuhi kebutuhan listrik supaya menekan biaya penggunaan listrik pada gedung FTI UII, salah satunya menggunakan energi matahari (solar energy). Pemasangan solar cell dapat dibagi secara distribusi maupun dengan terpusat. Penelitian ini membahas tentang perbandingan hasil efisiensi dan segi ekonomis antara solar cell yang terpasang secara terpusat dengan solar cell terpasang terdistribusi. Beberapa hal yang dibahas dalam penelitian ini meliputi perancangan jumlah beban, kapasitas sistem PLTS yang disesuaikan dengan kebutuhan, dan perhitungan penggunaan paket material secara terpusat maupun secara terdistribusi. Dari hasil perhitungan terdapat drop tegangan DC 0,5 volt untuk sistem terpusat dan terdistribusi dari panel surya ke kontrol pengisian dan tegangan AC 4,2 volt untuk terpusat, 0,3 volt untuk terdistribusi dari inverter ke beban. Drop tegangan ini masih memenuhi standar operasi. Kemudian didapatkan satu paket material untuk sistem PLTS terpusat dan 11 paket material untuk sistem distribusi (per ruangan) dengan jumlah panel surya yang dibutuhkan sebanyak 40 unit untuk sistem terpusat sedangkan 4 unit panel surya untuk distribusi (per ruangan). Biaya yang dibutuhkan untuk paket material sistem terpusat Rp 222.624.410 sedangkan Rp 307.627.430 untuk sistem terdistribusi, dengan total perruangan Rp 23.241.130 untuk paket material. Jadi selisih harga antara terpusat dengan terdistribusi adalah Rp. 85.003.020.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.