Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2021, Dilla annisa
Abstrak Ilmu sebagaimana akan kita uraikan nanti, merupakan system pemaknaan akan realitas dan kebenaran, bersumber pada wahyu yang didukung oleh rasio dan intuisi. Dengan proses nadzar dan fikr, rasio akan dapat berartikulasi, menyusun proposisi, menyatakan pendapat, berargumentasi, membuat analogi, membuat keputusan, serta menarik kesimpulan. Dalam worldview Islam, ilmu berkaitan erat dengan iman, 'aql, qalb, dan taqwah. Tidak hanya merupakan satu pengetahuan yang terhimpun secara sistematis, tetapi ilmu juga merupakan suatu metodologi. Dimana metodologi yang haq tentu tidak akan bertentangan dengan yang haq. Namun seiring berjalannya waktu, hegemoni dan kolonialisme menyebabkan umat Islam cenderung meniru dan mengadopsi konsep ilmu pengetahuan Barat secara buta. Sikap ini tentu saja Kecenderungan menyebabkan kebingungan (confusition) yang berlanjut pada hilangnya identitas. Maka, upaya menggali dan mengembangkan konsep ilmu dalam al-Qur ' an dapat dijadikan landasan bagi upaya merumuskan kerangka integrasi ilmu pengetahuan yang genuine. Kata Kunci: ilmu, worldview, dan metode keilmuan. AI. Prolog lmu dan derivasinya muncul berulang kali dalam al-Quran2 dan menempati posisi kedua setelah kata tauhid.3 Dalam shahih Bukhari, bab ilmu (kitab al-'ilm) disandingkan dengan bab 1 Penulis adalah mahasiswa pascasarjana Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor prodi Ilmu Aqidah. 2 Al-Attas menunjukkan bahwa ilmu (al-' ilm; ma ' rifah, ' ilm) menempati posisi yang paling penting dalam Islam berdasarkan fakta bahwa al-Qur'an menyebutkannya lebih dari 800 referensi. Lihat; Islam and Securalisme, hal: 73. Mehdi Goslani menyebutkan bahwa dalam al-Qur'an kata al-'ilm dan derivasinya digunakan lebih dari 780 kali. Lihat; The Holy Qur'an and Science of Nature, Teheran; Islamic Propagation organization, 1984, hal: 4. Franz Rosental menyebutkan bahwa akar kata 'ilm beserta derivasinya, selain yang tidak terkait Vol. 6, No. 2, Desember 2011 258 Irwan Malik Marpaung iman (Kitab al-iman). Hal ini menunjukkan betapa konsep ter-penting dan komprehensif yang terkandung dalam al-Qur'an dan as-Sunnah adalah ilmu ('ilm) setelah iman. Signifikansi ini dapat dilihat dari fakta lima ayat pertama yang diturunkan dalam al-Qur'an,4 serta puluhan hadith nabi yang menegaskan wajibnya men-cari ilmu.5 Senada dengan hal ini, Franz Rosental mengungkapkan bahwa di dalam Islam ilmu menempati posisi yang tidak ada padanannya dalam peradaban atau agama lain.6 Namun seiring berjalannya waktu, hegemoni dan kolonialisme menyebabkan umat Islam
Irma Qurata Aini, 2021
U n i v e r s i t a s I s l a m N e g e r i S u m a t e r a U t a r a M e d a n J l. I A I N N o. 1 , G a h a r u , k e c. M e d a n T i m. , K o t a M e d a n , S u m a t e r a U t a r a 20235 0821-6580-9697 i r m a q u r a t a a i n i i @ g m a i l. c o m 2/21/2021 Nama: Irma Qurata Aini Nim: 0308203033 Wahyu pertama (surah Al-alaq ayat 1-5) yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Mengandung prinsip-prinsip ilmu dan teknologi. Kata Iqra' bearti bacalah, telitilah, damailah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah maupun diri sendiri, yang kesemua makna dapat dikembalikan kepada hakikat "menghimpun". Al-Qur'an adalah kitab suci yang berdimensi banyak yang kandungan isinya tidak hanya berbicara masalah-masalah keilmuwan dan keagamaan, tetapi lebih luas lagi meliputi berbagai Aspek kehidupan manusia yang kompleks, isinya tidak tersusun layaknya buku-buku ilmiah.
KALIMAH, 2015
Concept of science in Islam has its own universal dimension, metaphysic and empiric, and diffenrent from sciences came from Western worldview which limited in empiric dimension. It will be in the case that the concept of science in Islam is one of integral part of Islamic worldview; so that it has its own characteristics differed from another concept of science in other civilizations. Science according to Islamic worldview is not only cover substance of knowledge, but becomes important element in civilization as well. Related to the important of position of science, number of scholar such as Ibnu Khaldun, Imam al-Ghazali, or Syed Muhammad Naquib al-Attas gave several features of science to know which one has higher priority, to be associated with how the concept of science in Islam decided later. From the discussion offered by the scholars, it will be understood that science in Islam not only encompasses theology and law, but also there is a row of other sciences such as physics, biology, and so forth need to be studied. The acquisition method of each branch of sciences have their own approach, both of internal and external sense, khabar s} a> diq, and the third is intellect. A Muslim should solidly hold the Islamic tradition and not too impressed with the tradition of Western scholarly even it looks more attractive.
SWT telah menciptakan dan menjadikan alam ini seluruhnya lengkap dengan sistem yang menyeluruh. Antara satu sama lain ada perakitan dan manfaatnya sendiri. Allah SWT yang menjadikan semua isi alam ini dari yang sekecil-kecilnya hingga yang paling besar, yang nyata dan yang ghaib. Dari sifat pengetahuan Allah SWT yang Maha Mengetahui inilah, sehingga Allah SWT menjadi sumber ilmu.
Risâlah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 2021
This study examines the concept of science in the effectiveness of the Qur'an, with two problem formulations namely how the meaning of science in the Qur'an? how is the embodiment of science in the Qur'an?.This study uses verse analysis and interpretation of the Quran with mauduiy interpretation method. As for the conclusion that the use of the word 'ilm with all its derivations in the Qur'an found two purposes, science in the general sense and science in a special sense that translated as scientific knowledge, but both must be given a scientific predicate in the sense of containing the terms of truth. The realization of science in the Qur'an indicates the existence of three components involved in the process of discovery of science, namely; al-sama (hearing), al-bashar (vision) and fu'ad (understanding). These three components are potential tools that humans have to acquire knowledge.
Pendahuluan Ketika mengawali pembicaraan mengenai peradaban Islam, al-Faruqi menegaskan bahwa intisari dari peradaban Islam adalah Islam itu sendiri, dan intisari dari Islam adalah tauhid. 1 Berawal dari premis yang pertama, bahwa intisari peradaban Islam adalah agama Islam itu sendiri, merupakan ungkapan yang tidak dianggap berlebihan. Karena mayoritas umat Islam meyakini bahwa Islam merupakan agama yang sempurna. Sehingga Islam dalam term al-Quran disebut sebagai dîn. Ketika Islam difahami sebagai dîn, maka ia harus difahami sesuai dengan makna yang tergambar dalam al-Quran dan Bahasa Arab. Sebenarnya kata dîn (d-y-n) dalam Bahasa Arab memiliki banyak makna yang berhubungan secara konseptual. Dalam kamus Lisân al-'Arab, kata d-y-n memiliki empat makna dasar, yaitu : 1. keadaan berhutang; 2. penyerahan diri; 3. kuasa peradilan; dan 4. kecenderungan alami. Dari makna ketiga muncul sebuah kata "madînah" sebagai isim makân 2 dari kata d-y-n, yang bermakna tempat peradilan. Singkatnya madînah adalah sebuah tempat yang memiliki seorang hakim atau penguasa yang menegakkan hukum peradilan. Kata d-y-n pun memiliki keterkaitan makna konseptual dengan kata yang hampir mirip, yakni maddana yang berarti membangun atau membina kota. Dan dari kata ini muncul kata tamaddun sebagai bentuk mashdar-3 nya, yang bermakna "peradaban". 4 Dan dari dasar Islam sebagai dîn inilah kemudian lahir Islam sebagai tamaddun dan Islam sebagai madînah. Maka tepat bila al-Faruqi menganggap bahwa intisari dari peradaban Islam adalah Islam itu sendiri, dan dari dasar seperti inilah Islam tumbuh menjadi sebuah peradaban gemilang yang pernah menjadi kiblat dunia. Sedangkan dari premis kedua, disebutkan bahwa intisari Islam itu adalah tauhid. Secara tradisional dan sederhana, tauhid adalah keyakinan dan kesaksian bahwa "tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah". Makna sederhana ini memberikan makna dan indikasi yang sangat kaya dan agung, terutama ketika dimasukkan dalam konsep epistemologi Islam. Karena dari dasar tauhid inilah bangunan epistemologi Islam menjadi sebuah bangunan yang integral dan holistik. Dan dari bangunan epistemologi seperti inilah Islam membangun peradabannya yang sangat mengagumkan. Maka al-Faruqi sangat tepat ketika menyatakan bahwa tauhid-lah yang telah memberikan identitas peradaban Islam, yang mengikat semua bagian-bagiannya, sehingga menjadikan mereka suatu badan yang integral dan organik. 5 Dari kedua premis di atas, penulis akan mencoba mengkaji kemajuan keilmuan dan peradaban Islam pada Dinasti Abbasiyah. Dan dari kedua premis ini, penulis akan mencoba mengemukakan sebab-sebab kemajuan peradaban Islam pada Dinasti Abbasiyah yang sangat sulit untuk diwujudkan kembali pada masa ini.
Zaki Rainur , 2024
Hakekat ilmu dalam Al-Qur'an mencakup dimensi spiritual, intelektual, dan praktis yang sangat mendalam, menggambarkan bahwa ilmu adalah sarana untuk mengenal Tuhan, memahami ciptaan-Nya, serta menjalani kehidupan sesuai dengan petunjuk-Nya. Dalam pandangan Al-Qur'an, ilmu bukan sekadar pengetahuan yang didapat melalui proses kognitif atau intelektual, tetapi juga sebagai wahyu yang menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta. Ayat-ayat Al-Qur'an secara tegas menyatakan bahwa Allah adalah sumber segala ilmu dan kebijaksanaan, serta menegaskan bahwa ilmu yang sejati adalah ilmu yang mengarah pada kebaikan dunia dan akhirat. Ilmu juga dihubungkan dengan iman, di mana pengetahuan yang diperoleh melalui wahyu dan pencarian yang ikhlas akan mengangkat derajat seseorang di sisi Allah. Selain itu, Al-Qur'an mengajarkan pentingnya ilmu untuk membangun masyarakat yang adil dan makmur, serta memperbaiki akhlak dan hubungan sosial. Dengan demikian, hakekat ilmu dalam Al-Qur'an lebih dari sekadar pengetahuan teoritis, melainkan suatu proses spiritual yang harus diamalkan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ilmu dalam Al-Qur'an mengajarkan keseimbangan antara pemahaman rasional dan nilai-nilai spiritual yang saling melengkapi dalam kehidupan seorang Muslim.
KALIMAH, 2018
The concept of science is related to epistemology, because epistemology is the theory of science. The problem in this modern century, discussion on epistemology suggests a dividing line between science and religion. All science must be empirical in nature, in which brings human understanding into nihilism, relativism and materialism, which is a milestone in the emergence of secularism and other issues. Then, what is science according to Islam? What are the basic and primacy of it? How does Islam look at sources of right science? How the way of reaching it? Is there any classifi cation of science in Islam? This paper will aĴ empt to answer and discuss these questions clearly and pithily in Fakhr al-Din al-Razi's perspective. In this regard, al-Razi sees that science is an understanding which delivered on the wisdom of anything, no doubt that science on ru> h} , further delivering on perfect happinest. In addition,
Concept of science in Islam has its own universal dimension, metaphysic and empiric, and diffenrent from sciences came from Western worldview which limited in empiric dimension. It will be in the case that the concept of science in Islam is one of integral part of Islamic worldview; so that it has its own characteristics differed from another concept of science in other civilizations. Science according to Islamic worldview is not only cover substance of knowledge, but becomes important element in civilization as well. Related to the important of position of science, number of scholar such as Ibnu Khaldun, Imam al- Ghazali, or Syed Muhammad Naquib al-Attas gave several features of science to know which one has higher priority, to be associated with how the concept of science in Islam decided later. From the discussion offered by the scholars, it will be understood that science in Islam not only encompasses theology and law, but also there is a row of other sciences such as physics, biology, and so forth need to be studied. The acquisition method of each branch of sciences have their own approach, both of internal and external sense, khabar sadiq, and the third is intellect. A Muslim should solidly hold the Islamic tradition and not too impressed with the tradition of Western scholarly even it looks more attractive.
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, 2014
Pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan dan kemaslahatan manusia. Dalam hal ini, ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat manusia, martabat dan kelestarian atau keseimbangan alam. Demi kepentingan manusia tersebut maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh dan disusun dipergunakan secara komunal dan universal. Komunal berarti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama, setiap orang berhak memanfaatkan ilmu menurut kebutuhannya. Sedangkan universal berarti bahwa ilmu tidak mempunyai parokial seperti ras, ideologi atau agama. Sehingga dalam Islam dilarang keras menyembunyikan ilmu, artinya ilmu itu harus disebarkan untuk bisa dimanfaatkan. Melaui iqra` bismi Rabbika, digariskan bahwa titik tolak atau motivasi pencarian ilmu, demikian juga tujuan akhirnya, haruslah karena Allah. Ilmu harus bernilai Rabbani. Sehingga ilmu yang "bebas nilai", harus disempurnakan dengan nilai Rabbani. [Basically, science should be used and exploited for the benefit and welfare of human beings. In this case, knowledge can be utilized as a means to improve human living standards by taking into account human nature, human dignity, and sustainability or the balance of nature. For the sake of human interests, then the scientific knowledge gained and organized communally and universally used. Communal means that science is knowledge that belongs together, everyone
ALQALAM, 2016
Ilmu Pengetahuan Modern tidak mampu menjawab segala permasalahan hidup manusia sehingga dibutuhkan suatu formula baru untuk memecahkannya. Konsep Ilmu (AlQuran) adalah salah satu formula baru (sebagai upaya pemecahan problematika keummatan), dalam upaya penelusuran kembali terhadap Ajaran Ilmu Allah. Tulisan ini adalah upaya untuk mengembangkan kembali gagasan tersebut dalam tulisan-tulisan lanjutan yang berguna untuk pengembangan pemikiran, khususnya pemikiran-pemikiran yang dapat menguatkan penalaran-penalaran manusia terhadap kebenaran yang hakiki. Tulisan dalam bentuk artikel ini adalah sebagai sumbangan pemikiran yang orisinal dalam upaya pengembangan pemikiran ilmiah (objektif). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ajaran Ilmu Allah itu terbagi dua, yaitu pertama, Alam Fisika atau ‘ALAM (Khalqiyyah), yang terdiri dari makhluk gaya (Malaikat, Jin dan Ruh); makhluk biologis (Manusia, Tumbuh-tumbuhan dan Hewan); dan makhluk organis (Makro Kosmos seperti Matahari, Bulan dan Bintang ...
2017
Al Qur’an sebagai pedoman serta petunjuk manusia dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, Al Qur’an merupakan wahyu Allah yang mengandung ajaran dan petunjuk kehidupan manusia, baik berdimensi spiritual, maupun berdimensi social horizontal serta intelektual. Bukti konkrit yang menunjukan bahwa Al Qur’an berdimensi intelektual adalah banyaknya ayat-ayat Al Qur’an yang memberikan isyarat ilmiah atau petunjuk tentang ilmu pengetahuan, Al-Qur’an menerangkan tentang asal usul penciptaan alam semesta dan penciptaan manusia yang proses penciptaannya dijelaskan secara mendetail dan integral dibeberapa ayat dan surat didalamnya. Dengan demikian, bukti-bukti tersebut nampak jelas mengindikasikan bahwa Al-Qur’an merupakan sumber berbagai ilmu pengetahuan. Al-Qur’an mengajak kepada manusia untuk selalu memahami dan mengkajinya, sebagaimana kata “iqra” pada wahyu pertama yang sesungguhnya bukan hanya menyuruh untuk membaca, tetapi lebih jauh mengajarkan untuk senantiasa mengadakan pengkajian ter...
Wiwik Indah Handayani, 2021
ABSTRAKSI Wahyu pertama (surah al-'Alaq ayat 1-5) yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. mengandung prinsip-prinsip ilmu dan teknologi. Kata Iqra' berarti bacalah, telitilah, damailah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam, tandatanda zaman, sejarah maupun diri sendiri, yang kesemua makna dapat dikembalikan kepada hakikat "menghimpun". Al-Qur'an adalah kitab suci yang berdimensi banyak yang kandungan isinya tidak saja berbicara tentang masalah-masalah keagamaan, tetapi lebih luas lagi meliputi berbagai aspek kehidupan manusia yang demikian kompleks, meskipun isinya tidak selalu tersusun secara sistematis sebagaimana layaknya buku-buku ilmiyah. Penafsiran Al-Qur'an telah berlangsung sejak masa Nabi saw., yang pada saat itu beliau sendiri bertindak sebagai mufassir, menjelaskan kepada sahabat tentang arti dan kandungan Al-Qur'an, khususnya yang menyangkut ayat-ayat yang sulit dipahami atau samara-samar artinya. Sepeninggal Nabi saw., maka para sahabatlah yang tampil sebagai mufassir dan sekaligus mubayyin khususnya bagi sahabat yang mempunyai kemampuan. Begitulah seterusnya usaha pemahaman terhadap kandungan Al-Qur'an terus berlangsung dari masa ke masa, sesuai dengan perkembangan hidup masyarakat.
Rayah Al-Islam, 2020
The word t̲âghût has become a key word in the discourse of terrorism. This keeps the word t̲âghût from its position as one of the key words of the Qur'an. This study conducts a semantic analysis of all verses containing the word t̲âghût to get one general concept that can abstract various forms of t̲âghût in the Qur'an. Based on the theory which states that language is formed by a particular worldview so that the key words in that language can reflect the worldview that shapes it, this study analyzes the al-Qur'an's worldview which is reflected by the concept of t̲âghût. This study concludes that the t̲âghût in the Qur'an is a creature who goes beyond his boundary as a servant of Allah by establishing his own authority to regulate humans without relying on God's guidance. Al-Qur'an's worldview is an integral view that places God in a central position. In this theocentric structure, humans are seen as creatures who must submit to God in car...
Prawirayudha, 2016
Al Quran merupakan mukzizat terbesar dalam sejarah umat manusia yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang berisi tentang pedoman bagi kehidupan manusia dan mengandung ilmu-ilmu sebagai anugerah teruntuk umat manusia di dunia yang nantinya menuju alam kekal akhirat. Salah satu keistimewaan Al Quran yaitu erat hubungannya dengan sains dan ilmu pengetahuan dalam Al Quran. Keistimewaan tersebut diwahyukan Allah SWT dengan turunnya ayat yang pertama yaitu Q.S. Al-'Alaq 96/1-5. Mukzizat Al Quran lainnya yaitu dipelihara, dijaga, dan dijamin secara langsung oleh Allah SWT terkait keontetikan Al Quran. Hal tersebut termaktub pada surat Al Hijr ayat 9 yang artinya: kami yang menurunkan Al Quran dan kamilah pemelihara-pemelihara-Nya." Al Quran memberikan dalil yang berisi khikmah dan kekuasaan Allah SWT bahwa Dia Maha Bijaksana dalam menciptakannya. 1 Segala sesuatu yang diciptakan-Nya tidak akan sia-sia dan semua itu menjadi bukti tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Bahwa Allah ada dan Dia-lah yang Maha Menciptakan atas segala sesuatu yang ada di dalam alam semesta ini. Jika ditelaah ayat-ayat di dalam Al Quran maka akan jelas dengan nyata bukti-bukti ciptaann dan hikmah Allah SWT. Buku induk dari segala sesuatu ilmu pengetahuan yaitu Al Quran dimana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan, semuanya telah terkafer di dalamnya yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (hablum minallah), sesame manusia (hablum minannas), alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu social, ilmu alam, ilmu empiris, ilmu agama, umum, dan sebagainya. (Q.S. Al An'am: 38) Banyak terkandung konsep-konsep ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi bahkan pujian terhadap orang-orang yang beriman dan berilmu. Allah SWT berfirman, "Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat".
Makalah ini disampaikan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tafsir Tematik. Makalah ini mengulas sedikit tentang Perspektif Al-Qur'an berkenaan dengan Ilmu Pengetahuan.
1 Abstra k Ilmu sebagaimana akan kita uraikan nanti, merupakan system pemaknaan akan realitas dan kebenaran, bersumber pada wahyu yang didukung oleh rasio dan intuisi. Dengan proses nadzar dan fikr, rasio akan dapat berartikulasi, menyusun proposisi, menyatakan pendapat, berargumentasi, membuat analogi, membuat keputusan, serta menarik kesimpulan. Dalam worldview Islam, ilmu berkaitan erat dengan iman, 'aql, qalb, dan taqwah. Tidak hanya 2 bahwa dalam al-Qur`an kata al-`ilm dan derivasinya digunakan lebih dari 780 kali. Lihat; The Holy Qur`an and Science of Nature, Teheran; Islamic Propagation organization, 1984, hal: 4. Franz Rosental menyebutkan bahwa akar kata `ilm beserta derivasinya, selain yang tidak terkait dengan "alam dunia" muncul sekitar 750 kali dalam al -Qur`an. Lihat; Knowledge Triumphat: The Concept of Knowledge in Medieval Islam, Leiden: E.J.Brill, 1970, hal: 21 2 Wan Muhammad Nor Wan Daud lebih lanjut menyatakan bahwa kombinasi term-term Allah dan Rabb tidak termasuk al-Athma al-Husna muncul lebih dari 3750 kali. Lihat; The Concept of Knowledge in Islam: its Implications for Education In Developing Country, hal: 10. Fazlurrahman menyatakan bahwa term-term Allah tidak termasuk al-Rabb dan ar-Rahman muncul lebih dari 2500 kali dalam al-Qur`an. Lihat; Major Thems of The Qur`an, Minneapolis: Bibliotheca Islamica, 1994, hal:1 3 Lihat; QS al-`Alaq [96]: 1-5, QS: al-Mujadalah [58]:11, QS: al-Baqarah [2]: 269, QS Thaha [20]:
Hadirnya ilmu dan pendidikan memberikan pengaruh yang luar biasa atas lahirnya berbagai konsep kehidupan yang diperlukan manusia dalam berbagai aspek. Ilmu dapat digunakan dalam lingkup yang luas. Kemuliaan ilmu sudah jelas diketahui oleh setiap orang, karena ilmu merupakan keistimewaan yang diperuntukkan khusus bagi makhluk yang bernama manusia. Manusia menjadi makhluk Allas swt. yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk yan lainnya. Sebagai bekal manusia dalam menjalankan tugasnya, maka Allah karuniakan kepada hambanya yakni potensi yang dapat dipergunakan sebgai pengembangan sebagai seorang hamba. 1 Ilmu merupakan bagian terpenting dalam sebuah perkembangan dan kemajuan suatu negara melalui proses pendidikan. Untuk itu diperlukan sebuah kesinambungan yang relevan antara ilmu dan pendidikan demi tercapainya sebuah kemaslahatan. Pendidikan menjadi salah-satu bagian terpenting dalam kehidupan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era yang semakin maju. Pendidikan dijadikan sebagai wadah sebagai penentu maju mundurnya suatu bangsa. Dengan demikian, jika ingin melihat kemajuan suatu bangsa, maka lihatlah bagaimana pendidikannya berjalan. HASIL DAN PEMBAHASAN Term ilmu dalam Al-Qur'an Dalam al-Qur'an, ilmu dijadikan sebagai bukti betapa istimewanya manusia. Imam al-Ghazali dalam Retna D. Estuningtyas menyebutkan bahwa jika
2018
Di dalam al-Qur'an kata ilmu diulang-ulang sebanyak 99 kali 1. Bentuk-bentuk tersebut didalam terjemah al-Qur'an departemen agama RI, cetakan Madinah Al Munawwaroh (1990). Diartikan dengan ilmu, pengetahuan, kepintaran dan keyakinan. Sedangkan kata Ilmu berasal dari bahsa arab 'Alima yang berarti mengetahui, mengerti. Makanya seorang dianggap mengerti karena sudah mengetahui obyek atau fakta lewat pendengaran , penglihatan atau hatinya. Jadi ilmu secara teknis operasional memiliki pengertian kesadaran tentang realitas. Hal ini biasa ditemukan dalam al-Qur'an bahwa "mereka yang memiliki kesadaran tentang realitas (tidak mengikuti sesuatu yang ia tidak memiliki pengetahuan tentangnya)melalui pikiran, penglihtan dan hati akan berfikir rasional dalam menggapai suatu kebenaran. 2 Untuk lebih memahami urgensi filsafat ilmu dalam prespektif al-Qur'an penulis memaparkan sebuah pembahasan dalam makalah ini sebagai berikut: B Rumusan Masalah
Jurnal Filsafat, 2016
Banyak orang sering mengonotasikan ilmu pengetahuan dengan Barat. Namun, jika dilacak secara historis, Islam memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakter ilmiah dari Barat dan Islam, menganalisis perkembangan ilmu pengetahuan di Islam dan menemukan sifat ilmu dalam Islam. Ini adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode hermeneutik dengan unsur-unsur metode berupa deskripsi, verstehen dan interpretasi. Objek material adalah pemikiran Islam sedangkan objek formal adalah filsafat ilmu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada karakteristik yang khas antara sains Barat dan Islam baik dari aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi. Perbedaan yang paling mencolok adalah pada ada dan tidaknya pengakuan keberadaan Allah. Keilmuan Islam berasal dari Nabi Muhammad yang kemudian diteruskan para sahabat dan pemikir Islam berikutnya. Adapun sifat ilmu dalam Islam mencakup fasilitas, proses dan tujuan. Secara epistemologis hal ini bermakna bahwa Islam menerima rasio dan rasa, serta wahyu dan intuisi, sedangkan tujuan dari ilmu adalah untuk mengungkapkan kebenaran dalam mengejar Kebenaran Tertinggi.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.