Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2020
…
6 pages
1 file
Awaludin Yusuf, "I will paint living people who breath and feel and suffer and love". Karya-karyanya dapat dijumpai di sini I. Di mana dan Mengapa Marx Menulis tentang Komunisme MARX menetapkan bagi dirinya sendiri tugas yang sepenuhnya berbeda dengan kaum sosialis sebelumnya; prioritas mutlaknya adalah 'menyingkapkan hukum gerak ekonomi masyarakat modern'. Tujuannya ialah mengembangkan kritik menyeluruh atas moda produksi kapitalis, yang akan mendukung kaum proletar, subjek revolusioner yang utama, dalam menggulingkan sistem sosial-ekonomi yang ada sekarang. Selain itu, karena ia sama sekali tak berharap untuk menciptakan agama baru, Marx menahan diri untuk tidak mempromosikan gagasan yang menurutnya secara teoretis tidak berfaedah dan secara politis kontra-produktif: model universal masyarakat komunis. Karena alasan inilah, dalam 'Penutup Edisi Kedua' (1873) dari Kapital, Volume I (1867), ia menjelaskan bahwa dirinya tidak punya minat untuk 'menulis resep-resep bagi toko-toko masakan di masa depan'.
2020
Komunisme sebagai Perserikatan Merdeka DALAM Kapital, Volume I, Marx berargumen bahwa kapitalisme adalah suatu moda produksi sosial yang 'terdeterminasi secara historis', di mana produk kerja ditransformasikan menjadi komoditas, dengan akibat bahwa individu-individu hanya dinilai sebagai produsen, dan keberadaan manusia ditundukkan pada kegiatan 'produksi komoditas'. Karenanya, 'proses produksi' telah 'menguasai manusia, bukannya dikontrol olehnya'. Kapital 'tidak peduli sama sekali pada panjangnya kehidupan buruh' dan tidak menganggap penting peningkatan kondisi kehidupan kaum proletar. Kapital 'mencapai tujuan ini dengan memperpendek usia buruh, seperti halnya petani yang serakah mengambil lebih banyak hasil panen dari tanah dengan mencuri kesuburannya'. Dalam Grundrisse, Marx menyebut bahwa dalam kapitalisme, 'karena tujuan kerja bukanlah untuk menghasilkan produk tertentu [dalam hubungan dengan] kebutuhan-kebutuhan spesifik individu, melainkan untuk mendapatkan uang […], kerja keras individu tidak ada batasannya'. Dalam masyarakat yang demikian, 'seluruh waktu seseorang menjadi waktu kerja, dan konsekuensinya ia dijadikan sebagai buruh, ditundukkan untuk bekerja'. Namun ideologi borjuis mempresentasikan kenyataan ini seolah-olah individu-individu yang ada menikmati kebebasan lebih dan dilindungi oleh norma-norma legal yang bersifat adil dan sanggup untuk menjamin keadilan dan kesetaraan. Secara paradoks, meski faktanya perekonomian telah berkembang hingga level tertentu dan memampukan masyarakat untuk hidup dalam kondisi yang lebih baik dibanding sebelumnya, 'mesin paling canggih ini sekarang memaksa buruh untuk bekerja lebih lama, dibanding ketika ia masih menggunakan peralatan-peralatan sederhana'. Sebagai kontras, visi Marx tentang komunisme adalah 'perserikatan individu-individu merdeka, yang bekerja dengan menggunakan alat-alat produksi yang dimiliki bersama, dan mengerahkan tenaga kerjanya dengan kesadaran penuh sebagai satu kekuatan kerja sosial'. Definisi-definisi serupa juga muncul dalam banyak tulisan Marx. Dalam Grundrisse, ia menulis bahwa masyarakat pasca-kapitalis akan dibangun atas 'produksi kolektif'. Dalam Manuskrip-Manuskrip Ekonomi tahun 1863-1867, ia berbicara tentang 'transisi dari moda produksi kapitalis menuju moda produksi perserikatan buruh'.
2020
Karya-karyanya dapat dijumpai di sini I. Kepemilikan Bersama dan Waktu Luang MODEL kepemilikan yang berbeda atas alat-alat produksi juga akan mengubah secara radikal penghayatan tentang waktu dalam masyarakat. Dalam Kapital, Volume I, Marx mengungkapkan dengan begitu jelasnya alasan-alasan mengapa dalam kapitalisme 'pemendekan hari kerja adalah […] sama sekali bukan tujuan yang hendak dicapai dalam produksi kapitalis, di mana kerja manusia dijadikan laba dengan meningkatkan produktivitasnya'. Waktu yang sebenarnya tersedia bagi para individu berkat kemajuan sains dan teknologi, pada kenyataannya langsung dikonversikan menjadi nilai-lebih. Sasaran kelas yang berkuasa hanyalah 'pemendekan waktu kerja yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah tertentu komoditas'.
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI), 2020
This article aims to analyse the ideological theory of communism by referring to the history of the early period of thought of Karl Marx and Frederick Engels. From a linguistic perspective, communism is a doctrine of liberating the proletariat to a classless society. In the following period, communism by Lenin, Stalin and Mao Zedong developed into a revolutionary movement and state leadership under the control of the communist party with individual cult theory. Communism has three basic concepts, namely: dialectics, historical materialism and classless. In conclusion, communism has historically evolved as a philosophy of life that emphasizes world materialism with its slogan ‘of each person according to ability, for each person as needed ‘and not just a political ideology that separates religious affairs from state affairs. So according to its nature, communism clearly denies the existence of the afterlife, even denying God in its applicative life. Therefore, the appropriate paradi...
IndoProgress, 2019
IndoProgress, 2019
Kritik Marx Terhadap Sosial Demokrasi (Bagian-2) indoprogress.com/2019/04/kritik-marx-terhadap-sosial-demokrasi-bagian-2/ Kredit ilustrasi: Monthly Review Kritik Terhadap Sosialisme Borjuis Kecil DALAM pemilihan umum bulan Januari 1877, Partai Buruh Sosialis Jerman (the Socialist Workers' Party of Germany) memenangkan hampir setengah juta suara, meningkat di atas 9 persen. Namun terlepas dari keberhasilan ini, keadaan partai terus mengganggu Marx. Menulis kepada seorang dokter Jerman Ferdinand Fleckles, ia menertawakan "pamflet pendek" berjudul The Quintessence of Socialism (1879) dari sosiolog Albert Schäffle sebagai "fantastis, benar-benar Swabian … gambaran dari sosialis milenium masa depan sebagai … kerajaan datang dari borjuis kecil Anda yang nyaman". Dalam konteks ini, ketika diminta oleh jurnalis Franz Wiede untuk mengambil peran penting dalam menulis ulasan baru, Marx berkomentar kepada Engels: "Tentu akan sangat menyenangkan jika sebuah majalah berkala sosialis yang benar-benar ilmiah muncul. Ini akan memberikan peluang bagi kritisisme dan kontra-kritisisme di mana poin-poin teoretis
RINI AGUSTIN, 2019
Pelajaran di bawah ini adalah tentang pemikiran dialektika materialis, atau apa yang dikenal sebagai logika Marxisme. Betapa mengejutkan, apakah pelajaran ini memang penting? Di sini berkumpul anggota dan simpatisan dari sebuah partai revolusioner yang, di tengah-tengah perang dunia ke II, sedang berada di bawah tekanan pemerintahan. Perang tersebut merupakan sebuah perang terbesar dalam sejarah dunia. Buruh-buruh industri, kaum revolusioner profesional, berkumpul bersama bukan untuk membicarakan dan memutuskan sebuah aksi bersama, tapi untuk mempelajari sebuah ilmu yang menjadi tuntunan-sama seperti matematika tingkat tinggi-bagi perjuangan politik sehari-hari sekarang ini. Alangkah berbedanya dengan karikatur yang menyakitkan tentang gerakan marxis seperti yang di gambarkan oleh tangan-tangan kelas kapitalis! Kelas-kelas pemilik menggambarkan kaum sosialis yang revolusioner sebagai orang-orang gila yang culas dan sedang membohongi diri sendiri dan orang lain dengan pandangan-pandangan fantastisnya tentang dunia kelas buruh. Kita pun bisa membuat karikatur seperti itu: penguasa-penguasa kapitalis layaknya seperti anak-anak kecil yang yang sedang marah melihat gambaran sebuah dunia tanpa ada mereka atau tanpa peran sentral mereka.
ECONARCH Institute. E-book pdf ini adalah bebas dan tanpa biaya apapun. Siapapun yang menggunakan file ini, untuk tujuan apapun dan karenanya menjadi pertanggungan jawabnya sendiri. Pihak institusi, editor, atau individu yang terkait dengan ECONARCH Institute tidak dalam kapasitas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas isi dokumen atau file perihal transimisi elektronik dalam hal apapun.
Profetika: Jurnal Studi Islam, 2019
Pancasila is the foundation of the Republic of Indonesia were scattered on God, just and civilized humanity, unity of Indonesia, Democracy and led by the wisdom of wisdom in deliberation representation, social justice for all Indonesian people. Belief in God Almighty be a fundamental principle of the five precepts that exist. This precept demands that citizens of the Republic of Indonesia for the godless. However, in reality happened in the history of Indonesia and recognition Indonesian communist party in the election. This study tried to sit communism in the ideology of Pancasila and whether he has a space in it. This research is to answer the question in the hope that people understand and be aware of the teachings of communism when seated on the basis of the Homeland. Be a kind of literary qualitative research with historical and philosophical approach. Results showed communism research from the aspect of ideology, politics, socio-economics is contrary to the principles of Pancasila which are the foundation of the Republic of Indonesia. Thus, by reason of the above teachings and ideology of communism do not have space in Pancasila. Because something in violation not possible to put together and aligned. Because ideology is contradictory and do not have space in the basic state and the nation of Indonesia, should and rightly where this doctrine is not worth living fertile motherland ever betrayed by the PKI to perform a coup over the legitimate government with efforts to make Indonesia not sovereign to make " subordinate "and accomplice of Russia, the communist state.
2020
Kritik Marx terhadap Sosialisme Awal indoprogress.com/2020/02/kritik-marx-terhadap-sosialisme-awal/ "Phalanstère, proyek utopia Charlies Fourier. Sumber: thecharnelhouse.org
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani, 2021
DOAJ (DOAJ: Directory of Open Access Journals), 2016