Academia.eduAcademia.edu

STROKE ISKEMIK AKUT : DASAR DAN KLINIS

2021, www.unspress.uns.ac.id

-Full Text by Request- Buku ini membahas mengenai konsep pelayanan stroke iskemik akut terpadu, yaitu sebuah program pelayanan yang mengedepankan integrasi di dalam penanganan pasien dengan pendekatan interdisiplin mulai dari pencegahan, pengobatan, restorasi dan rehabilitasi stroke. Konsep pelayanan stroke terpadu ini membutuhkan kecermatan di dalam penyusunannya, agar perencanaan konsep ini dapat menjadi cetak biru atau blue print yang bermanfaat bagi seluruh pemegang kebijakan pelayanan kesehatan di Indonesia. Sebagai awal dari perencanaan program pelayanan stroke terpadu yang berkualitas, maka dibutuhkan komitmen, serta orang-orang berdedikasi tinggi dan berminat besar dalam upaya melaksanakan pelayanan stroke secara terpadu, sehingga dapat menciptakan keadaan yang lebih baik. Stroke merupakan penyakit berupa gangguan fungsional otak fokal maupun general secara akut yang terjadi lebih dari 24 jam. Stroke menyerang saat pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak tersumbat atau pecah. Saat hal tersebut terjadi, terdapat bagian otak yang tidak mendapat nutrisi dan oksigen, sehingga dapat terjadi proses kematian sel otak. Terdapat dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik dimana adanya sumbatan di pembuluh darah, dan stroke hemoragik dimana pembuluh darah otak pecah. Stroke telah menjadi penyebab kematian tertinggi pada tahun 2012 menurut WHO country risk profile, yaitu sebanyak 21%. Angka ini tidak berubah secara bermakna sejak tahun 2000 yang berarti bahwa penanganan stroke belum optimal dan membutuhkan perhatian khusus. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi penyakit stroke di Indonesia meningkat dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 10,9 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Sebagian besar kejadian stroke tersebut merupakan stroke iskemik. Stroke memiliki beberapa faktor risiko. Faktor risiko stroke meliputi hipertensi, usia di atas 50 tahun, peningkatan kolesterol total, serta peningkatan gula darah. Pada penelitian Dinati et al. di Sumatera Barat, 69,79% pasien stroke mengalami peningkatan kadar kolesterol total. Peningkatan kadar kolesterol total dapat menyebabkan aterosklerosis yang dapat menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah. Salah satu proses yang berperan pada pembentukan aterosklerosis adalah proses inflamasi. High-sensitivity C-reactive protein (hs-CRP) merupakan protein fase akut yang diproduksi oleh hepar yang akan meningkat pada kondisi inflamasi4. Hs-CRP banyak digunakan sebagai penanda stroke akut. Peningkatan kadar hs-CRP berhubungan dengan stroke iskemik dan beberapa penelitian juga menunjukkan hubungan yang sama pada stroke hemoragik. Stroke merupakan penyebab tertinggi kecacatan kronik kelompok umur di atas 45 tahun. Disabilitas akibat stroke menyebabkan hilangnya produktivitas dan menyebabkan beban ekonomi dan sosial pada keluarga pasien6. Terdapat beberapa cara untuk menilai disabilitas yang disebabkan oleh stroke, di antaranya menggunakan National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS) dan Barthel Index. NIHSS merupakan sistem scoring yang digunakan untuk menilai secara objektif disabilitas yang disebabkan oleh stroke secara klinis. Sedangkan Barthel Index menilai kemampuan aktivitas harian pasien pasca stroke.