Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
DISUSUN OLEH : Putri Aliffia Nabila ( 46118010156 ) UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS PSIKOLOGI JAKARTA 2020 1. Komunikasi Efektif 1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Komunikasi Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Rasa ingin tahu memaksa mansia untuk melakukan komunikasi, ingin tahu mengenai lingkungan sekitarnya bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Menurut Laswell dalam Efendi (1990) komunikasi merupakan suatu proses yang terjadi antara komunikator dengan komunikan sebagai bentuk penyampaian pesan melalui media dan memberikan efek tertentu. Laswell juga menjelaskan dalam karyanya The Structure and Function of Communication, bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi adalah menjawab pertanyaan who says (siapa yang berbicara), what (apa yang dibicarakan), in what channel (media apa yang dipakai), to whom (kepada siapa lawan bicara), dan what effect (efek yang ditimbulkan). Dengan demikian berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan samasama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Berlo (1991) mengatakan beberapa unsur-unsur berkaitan yang dapat membangun terjadinya komunikasi. Unsur-unsur tersebut adalah: a. Sumber Seorang yang berinsiatif mengirim dan/ membuat pesan atau informasi kepada orang lain, biasanya diebut sebagai komunikator.
Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi membantu anak-anak merasakan nilai-nilai yang baik, mau dan mampu melakukannya. Pembentukan karakter pribadi anak (character building) sebaiknya dimulai dalam keluarga karena interaksi pertama anak terjadi dalam lingkungan keluarga. Pendidikan karakter sebaiknya di terapkan sejak anak usia dini karena pada usia dini karena sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Pendidikan karakter pada anak usia dini dapat mengantarkan anak pada matang dalam mengolah emosi. Kecerdasan emosi adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak usia dini dalam menyongsong masa depan yang penuh dengan tantangan, baik secara akademis maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
An-Nuur
Penelitian ini bertujuan menjawab permasalahan bagaimana Urgensi pendidikan karakter di lingkungan perguruan tinggi? Bagaimana pembentuk karakternya serta strategi bagaimana membentuk karakter mahasiswa diperguruan tinggi? Pendidikan Karakter adalah salah satu upaya pendidik dalam hal ini dosen dalam memengaruhi karakter mahasiswa dalam membentuk watak, moral dan etika. Lingkungan pendidikan tinggi dalam hal pendidikan karakter mempunyai peran dan fungsi sangat penting dalam memantapkan nilai nilai karakter yang dimilikinya dan mengarahkan ke pembentukan karakter yang berakhlak mulia, bermoral, beretika berbudaya serta beradap sesuai dengan falsafah pancasila.
2015
Character of education, it is absolutely necessary not only in school but also at home, in the social environment. Event now this is no longer a participant character of education early childhood through adolescence but also adults. Absolutely necessary for the survival of this nation. Competition imagine what will emerge in the next years. Obviusly it would be our burden and parent for today. At that time, the children will face competition with colleagues from various countries around the world. In fact we are still going to work year will feel the same feelings. Demand the quality of human resources in the coming millennium certainly requires good character. However, the character is the key individual goal. Keyword: character education, education field
Pendidikan Karakter -Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
K-Media, 2024
Konsep karakter dapat dijelaskan dalam bahasa Latin sebagai "virtus". Istilah "virtus" berasal dari kata "virtus" yang artinya keberanian atau kegagahan, namun dalam konteks filosofis Romawi kuno, maknanya berkembang menjadi lebih luas. Virtus mencakup karakter yang baik, keutamaan moral, dan integritas pribadi. Virtus dianggap sebagai kualitas yang membedakan individu yang mulia dan terhormat dari individu yang tidak bermoral. Dalam pemikiran filosofis Romawi kuno, seperti yang dijelaskan oleh para filsuf seperti Seneca, Cicero, dan Epictetus, virtus merupakan pusat dari kehidupan yang baik dan bahagia. Virtus tidak hanya terbatas pada aspek moralitas, tetapi juga melibatkan keberanian, kebijaksanaan, disiplin diri, dan kesederhanaan. Individu yang memiliki virtus dianggap mampu mengatasi tantangan, menjalani hidup dengan martabat, dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang mulia. Dalam konteks pendidikan karakter, konsep virtus memberikan dasar filosofis yang kuat untuk pembentukan individu yang bertanggung jawab, berintegritas, dan memiliki moralitas yang tinggi. Pendidikan karakter merupakan suatu pendekatan dalam sistem pendidikan yang bertujuan untuk membentuk kepribadian individu secara holistik, meliputi nilai-nilai moral, etika, sikap, serta perilaku yang baik dan sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Pendekatan ini mengintegrasikan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, tanggung jawab, kerja sama, keadilan, kesederhanaan, dan kasih sayang
2021
This research began from the emergence of character problems or character crisis by shifting the students’ ethics values in the school. Where the students don’t respect teachers and friends, there is brawl among students, even violence occurs in the classroom, this is a threat of disintegration of the nation. The formulation of the problem is how the strengthening strategy of character education. The purpose of this research is to know the strengthening strategy of character education in the school, related to implementation, monitoring evaluation, supporting factors, obstacles and obtained result. The research method used qualitative approach on natural subject or natural setting, by using observation data collection techniques, interviews and documentation, data analysis techniques through data reduction, verification and took a conclusions of processed data. The research was held at SMK 45 and SMK IT NU Saguling, West Bandung. The result of this study. Students become intent on s...
Mega Amelia Putri , 2020
Fakultas Program Studi NIM Nama Dosen FEB Manajemen 43120010402 Mega Amelia Putri Ir. Abrianto, MM Semua orang pasti memiliki tujuan hidup, entah itu ingin menjadi sukses, mendapatkan pekerjaan yang sempurna dan tentunya sesuai dengan passion yang dimiliki atau mungkin baru memiliki tujuan hidup untuk menjadi sarjana sesuai dengan jurusan yang di ambil. Berbica mengenai sarjana, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata Sarjana berarti orang pandai (ahli ilmu pengetahuan) atau gelar strata satu yang dicapai oleh seseorang yang telah menamatkan pendidikan tingkat terakhir di perguruan tinggi. Tetapi tentu sarjana bukan hanya mengenai gelar yang didapat saja, sarjana juga harus dapat merealisasikan gelar yang didapat dengan memberikan kontribusi kepada bangsa dan juga bisa menjadi teladan bagi orang lain. Dalam menjalankan kewajiban tersebut juga harus menerapkan sikap preofesional. Sikap berasal dari kata attitude. Attitude adalah kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial (Gerungan, 2004). Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (2002), Profesional artinya berhubungan dengan profesi dan membutuhkan keahlian tertentu dalam melakukan keahlian dan juga suatu sikap komitmen kita terhadap suatu profesi yang kita jalani atau tekuni. Apabila kita telah menunjukkan sikap tersebut, akan mendapat hasil yang maksimal sesuai dengan harapan kita. Atau bisa dikatakan seorang sarjana yang sudah siap terjun ke dalam passsionnya. Contohnya saya ingin menjadi seorang Sarjana Manajemen, itu berarti saya harus bisa menerapkan displin dalam diri saya dan juga bisa memberikan kontribusi kepada perusahaan dimana saya harus bisa diandalkan dalam hal mengatasi keuangan perusahan dan harus bisa bertanggung jawab akan hal itu. Lalu saya dapat memberikan dan memilih sumber daya manusia yang berpotensi dalam tujuan perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat "agar sarjana bersikap profesional perlu dibangun profesionalismenya. Profesionalisme adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas dan seseorang yang professional" (Longman, 1987). Dengan kata lain profesionalime adalah TUGAS BESAR 1 ETIK UMB Menjadi Seorang Sarjana dengan Tujuan Hidup yang dilandaskan Sikap Profesional
Artikel ini bertujuan untuk mengkaji tentang nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam teks al-Barzanji. Metode yang digunakan adalah dokumentasi yakni menelaah dokumen tertulis, baik primer maupun sekunder. Analisis atas data diawali dengan mereduksi data untuk mendapatkan informasi yang lebih fokus pada persoalan yang dijawab, kemudian dideskripsikan secara naratif kemudian dianalisis dan disimpulkan. Hasil penelitian menujukkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam kitab al-Barzanji karya Syaikh Ja'far al-Barzanji adalah sebagai berikut: a) Akhlak dalam pergaulan, b) Akhlak terhadap anak, c) Akhlak kepada Allah swt., d) Akhlak kepada orang tua, e) Akhlak terhadap profesi, f) Akhlak untuk selalu bermusyawarah, g) Akhlak terhadap orang yang telah mendholimi, h) Akhlak terhadap keluarga, i) Akhlak terhadap orang lemah, j) Akhlak dalam kemarahan, k) Akhlak dalam kesederhanaan.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti
Pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi peserta didik (kognitif, fisik, emosi-sosial, kreativitas, dan spiritual). Dunia pendidikan dasar yang mampu menyemai tunas Pancasila melalui pendidikan karakter sebagai upaya wujudkan Profil Pelajar Pancasila merupakan hakikat pendidikan Indonesia untuk mempersiapkan karakter dan watak peserta didik menjadi pribadi yang mumpuni pada abad 21. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Proses pendidikan karakter sebagai upaya wujudkan profil pelajar pancasila di MI Nurul Ulum Karakter Bojonegoro, (2) Faktor pendukung dan penghambat pendidikan karakter sebagai upaya wujudkan profil pelajar pancasila di MI Nurul Ulum Karakter Bojonegoro. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil: (1) Proses pendidikan karakter sebagai upaya wujud...
2017
Dalam Undang-undang (UU) No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan penghasil lulusan yang siap kerja, diharapkan siap berkompetisi di dunia kerja, maka lulusannya dituntut tidak hanya memiliki hard skill, akan tetapi juga soft skill. Hard skill dapat dibentuk pada diri peserta didik melalui masing-masing bidang keahlian. Soft skill merupakan keterampilan kepribadian yang terbentuk karena penanaman nilai kebajikan. Kajian ini bertujuan untuk membuat rumusan model pendidikan karakter yang ...
Educatoria : Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
The purpose of this study was to describe the professional competence of prospective teacher students. This research is a descriptive study with the subject of 30 students who take PPL/PLP activities in eight high school and MA schools in Central Lombok Regency, West Nusa Tenggara Province. Data collection was carried out through real teaching using an assessment score of 1 - 4 with details, 1 = not good, 2 = quite good, 3 = good, and 4 = very good. Students' professional competency scores were then averaged, then grouped into 4 categories, namely 3 < Score 4 (Very Good), 2 < Score 3 (Good), 1 < Score 2 (Good Enough), Score = 1 (Poor Well). The results showed that the students' professional competence was in the very good category, with a mean score of 3.25. These results indicate the need to improve the quality of learning and training for student teacher candidates, so that their professional competence can be maintained and improved.
JOURNAL OF ALIFBATA: Journal of Basic Education (JBE), 2022
Karakter sering disamaankan dengan ahlak, yaitu cara berpikir atau Prilaku seseorang sebagai ciri khas dalam diri pribadi. Dengan karakter orang akan menampakan keaslian seseorang. Peran orang tua sangat penting sekali dalam hal pendidikan, karena orang tua merupakan guru sekaligus contoh bagi anak-anak. Tiga hal yang perlu ditanamkan kepada peserta didik yaitu pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Jika ketiga hal tersebut tertanam dalam diri peserta didik maka akan terbentuk karakter baik. karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal yang baik, menginginkan hal yang baik, dan melakukan hal yang baik, kebiasaan dalam cara berpikir, kebiasaan dalam hati, dan kebiasaan dalam tindakan. Adapun dalam lingkungan pendidikan formal (sekolah) Ada beberapa hal yang menjadi penyebab penyimpangan karakter, Metode pembelajaran menitik beratkan kepada nilai-nilai kognitif, sedangkan nilai-nilai afektif diabaikan, menghafal lebih diutamakan dibandingkan memahami serbuan budaya...
Seminar Nasional “Profesional Learning Untuk Indonesia Emas”, 2015
Equilibrium: Jurnal Pendidikan
Artikel ini mencoba membahas tentang kepribadian Nabi saw sehari-hari yang dimana terkandung nilai-nilai moral baik yang bisa dicontoh oleh siapa pun. Misalnya bagaimana beliau mengajarkan hidup mandiri, sederhana dan peduli terhadap orang lain. Nilai-nilai moral tersebut diambilkan dari kitab yang begitu popular di kalangan umat Islam yaitu kitab al-Syamail Muhammadiyah Imam Tirmidzi Tujuannya adalah mengungkap hadis-hadis yang terdapat dalam kitab tersebut dari sudut pandang Pendidikan agar bisa menjadi acuan dalam mendidik generasi yang akan datang menjadi generasi yang lebih bermoral. Metode penelitian yang digunakan adalah memilih hadishadis yang disesuiakan dengan tema yang dirasa perlu untuk dibahas lalu kemudian dianalisis selanjutnya hasil Analisa tadi di deskripsikan.Hasil dari penelitian ini adalah bahwasanya pendidikan karakter bukanlah barang yang baru, karena di dalam sumbersumber ajaran Islam salah satunya al-Qur’an tidak sedikit kisah-kisah orang terdahulu yang mence...
Jurnal MEKOM (Media Komunikasi Pendidikan Kejuruan)
Character education is a variety of efforts undertaken by various school personnel, especially vocational schools, even those carried out jointly with parents and community members to help children and adolescents to become or have a caring, opinionated, and responsible nature. Literature study research method or literature study that contains theories that are relevant to research problems. Responding to the importance of character education, it is very necessary character education in schools to realize the nation's civilization by providing exemplary and habituation. After a theoretical study, it is concluded that character education is certainly very important for students to instill moral values in themselves and train them to do good habits. Character education also serves to build a student character because it is the character who will dominate the nature and self-evidence of the students.
Jurnal Riset dan Pengabdian Masyarakat
This study examines the importance of character education in students of Indonesia during the Covid-19 pandemic, especially those who are currently undergoing the online learning process. The character of education is really needed not only in school or college but also at home and in the social environment itself. Furthermore, students in colleges are no longer monitored by their parents during the learning process so that character or manners while studying are no longer something that must be observed and considered important in distance learning. This study is a literature study sourced from library materials using a qualitative approach. Thus, the research activity is the exploration of a number of data both primary and secondary with some concrete steps such as reading and studying primary data in the form of research books, theses or dissertations related to character education and its relationship with Pandemic Covid-19. Character education for students is needed because so ...
2014
Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4 The Urgency of Character Education Application in Vocational High School . Vocational education as part of the education subsystem in Indonesia aims to produce middle-level manpower . The c ompetence factor bec omes the main theme on recruit ing and developing workforce . One thing that is never be forgotten by manager in the work environment is a person's character in addition to his experience, knowledge , and skills . K nowledge and skills can be learned , while the character education , which is extremely needed in the work environment, has less attention in the school . Character education is a process that never end . Character education is necessary for each individual to become a better person , being citizens , and become better citizens . To generate an employ ee candidate with strong character , character education should be early implemented in vocational high school . Normal 0 fal...
Prosiding Seminar Nasional LP3M, 2020
Setiap negara tentu memiliki cita-cita agar dapat menjadi negara maju dan sejahtera. Hal tersebut bisa diwujudkan dengan memiliki SDM yang berkualitas. Untuk membentuk SDM yang berkualitas maka diperlukan generasi bangsa yang memiliki karakter yang baik. Salah satu caranya adalah melalui pendidikan. Nemun pengaruh globalisasi membawa dampak buruk yang mnggeser nilai-nilai karakter bangsa, sehingga pendidikan karakter saat ini menjadi perhatian terutama bagi pemerintah. Salah satu yang berperan dalam pendidikan adalah guru BK. Untuk menjadi seorang guru BK yang dapat menumbuhkan katakter siswa maka diperlukan berbagai kompetensi, salah satunya kompetensi kepribadian. Komptensi kepribadian sangat penting dalam menunjang pemberian layanann kepada siswa agar siswa mampu memiliki karakter yang baik yaitu dengan menampilkan pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, bijaksana, berwibawa, berkahlak mulia sehingga menjadi tauladan bagi para siswa. Guru BK bisa memberikan layanan yang optimal ketika guru BK sudah mampu memiliki kompetensi kepribadan yang terdiri dari (a) iman dan taqwa kepada Tuhan YME, (b) bisa menghargai dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, individualitas, dan kebebasan memilih, (c) menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat, dan (d) menampilkan kinerja yang berkualitas. Kata Kunci: Kompetensi, Guru BK, Kepribadian, Karakter.
Psyche 165 Journal
Sumber daya manusia merupakan faktor yang penting dan strategis dalam kesuksesan sebuah organisasi dan bidang industri lainnya. Pengelolaan sumber daya manusia menjadi pokok utama perhatian pemerintah dan berbagai pihak, karena sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas memiliki kontribusi terhadap percepatan pembangunan perekonomian negara. Banyak upaya dan usaha yang harus dilakukan agar sumber daya manusia meningkat dan dapat bersaing baik di dalam negeri maupun bersaing secara internasional. Salah satu usaha penting dalam meningkatkan sumber daya manusia adalah dengan meningkatkan soft skill. Soft skill menjadi perhatian utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas di dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana peran pendidikan karakter yang diterapkan dalam dunia pendidikan mampu mengembangkan soft skill individu sehingga bisa menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu dan berkarakter sehi...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.