Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2017
…
23 pages
1 file
Tugas Makalah Pendidikan Pancasila
STRATEGI KULTURAL UTK MEMBANGUN MASYARAKAT MULTIETNIK YANG RUKUN
1. Mengetahui proses pengukuran berat badan dan tinggi badan seseorang. 2. Mengetahui berat badan dan tinggi badan mahasiswa. 3. Mengetahui rata-rata indeks massa tubuh mahasiswa kelas A semester 6. C. Waktu dan Tempat Praktikum Hari,tanggal : jumat, 14 juni 2019 Pukul : 09-selesai Tempa : laboratorium jurusan biologi, FMIPA, UNIVERSITAS NEGERI MANADO D. Dasar Teori 1. Berat Badan Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebnaliknya dalam keadaan yang abnormal, terhadap dua kemungkinan perkembangan barat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lambat dari kedaan normal. Berat badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi yang memungkinkan intervensi gizi yang preventif sedini mungkin guna mengatasi kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan yang tidak dikehendaki. Berat badan harus selalu dievaluasi dalam konteks riwayat berat badan yang 1
2019
This research was conducted to knowing the level of understanding of "Bhinneka Tunggal Ika" in the younger generation which is intended to maintain the unity and entity of the nation with diversity of tribes, race, ethnicity, and culture in order to realize the integrity of the Indonesian Nation. The method used in this study is descriptive and quantitative analysis to give a descriptions according to the facts. This subjects of this study were students of S1 Management Study Program at Tidar Magelang University class of 2018 by taking 16 samples through questionnaires. This study means to find out how much understanding Bhinneka Tunggal Ika in young generations who are in the middle of globalization euphoria. Abstrak Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman Bhinneka Tunggal Ika pada generasi muda yang dimaksudkan agar tetap terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa dengan keragaman suku, ras, etnis, dan budaya demi terwujudnya keutuhan Bangsa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan kuantitatif untuk memberikan gambaran secara jelas sesuai dengan fakta yang ada. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa prodi S1 Manajemen Universitas Tidar Magelang angkatan 2018 dengan mengambil 16 sampel melalui kuisioner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman Bhinneka Tunggal Ika terhadap Generasi muda yang sedang berada di tengah-tengah euforia globalisasi. Kata kunci: Bhinneka Tunggal Ika, kesatuan, keberagaman PENDAHULUAN Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur (majemuk dan plural) serta memiliki kebhinnekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Seiring dengan perjalanan waktu dan sejarah bangsa, kini apa yang telah diperjuangkan oleh para pendiri dan pendahulu bangsa tengah menghadapi berbagai ujian, baik dari dalam maupun dari luar. Globalisasi dan euphoria
Istilah "Tritunggal" memang tidak tercantum di dalam Alkitab. Namun kebenaran ini merupakan kebenaran sentral yang diberitakan oleh Alkitab. Doktrin Allah Tritunggal merupakan doktrin utama Kristen dan sekaligus merupakan doktrin yang unik di antara agama-agama yang ada di dunia. Doktrin ini pula yang pertama kali dipergunjingkan dan dikacaukan oleh para bidat Kristen di masa gereja awal. Hingga kini, doktrin ini masih tetap menjadi doktrin yang banyak dipertanyakan oleh banyak kalangan di luar Kekristenan. Namun, permasalahan bisa menjadi rumit, apabila orang-orang Kristen orthodox sendiri juga tidak mengerti secara tepat doktrin ini.
Masyarakat yang menempati kawasan Kalimantan Tengah adalah suku Dayak, ada banyak sub bagian suku dayak yang menempati wilayah Kalimantan Tengah yaitu Dayak Ngaju, Ma'anyan, Lawangan, Dusun, Kelementen, Ot. Danum, Siang, Witu, Katingan, dan Kapuas (Riwut,2003:20). Pembagian sub dayak tersebut memiliki ciri khas masing-masing baik dari tatanan bahasa, kebudayaan, perbedaan tersebut sangat tampak pada ritual-ritual yang dilaksanan. Namun ada berbagai kesamaan prinsip dalam esensi pelaksanaan ritual di wiayah sub bagian dayak. Kaharingan adalah keyakinan atau kepercayaan asli suku Dayak atau sering disebut dengan agama " Helu ". Kaharingan berasal dari kata " Haring " yang artinya hidup. Kepercayaan Kaharingan yang berkembang di Kalimantan sangat kaya dengan adat istiadat, upacara pemujaan yang diwarisi oleh leluhur dari masa lampau. Pada tahun 1980 Kaharingan berintegrasi dengan Hindu sehingga dewasa ini dikenal dengan sebutan Hindu Kaharingan, karena dalam ajaran Kaharingan juga mengenal kerangka dasar agama yang terdiri dari tattwa, etika dan upacara. Praktek dalam kepercayaan Kaharingan yang dilaksanakan oleh suku dayak di kota Palangka Raya adalah blebih dominan pada upacara atau ritual keagamaan. Titib (2005) dalam makalah yang berjudul Konsep Multikultural Dalam Veda dan Susastra Hindu Serta Kehidupan Keberagamaan Umat Hindu Di Indonesia, menyatakan bahwa semua agama dan kepercayaan pada prinsipnya memiliki sistem ritual sebagai suatu representasi sikap dan emosi religius. Representasi yang demikian merupakan suatu kewajaran untuk memahami salah satu konsep korban suci dengan ketulusan dan keikhlasan hati (yadnya) yang berdimensi vertikal maupun horizontal. Setiap ajaran agama memiliki ritual atau kebiasaan beragama yang merupakan keharusan untuk mewujudkan rasa Bhakti kepada Sang Pencipta, Kaharingan sebutan dalam bahasa Sangiang yang artinya " kehidupan " , ajaran Kaharingan atau ajaran tentang kehidupan dalam kaitanya dengan kehidupan keagamaan, masyarakat Kaharingan di Kalimantan Tengah memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan upacara penghormatan dan pemujaan terhadap roh leluhur, ideologi yang mendasari karakter kehidupan keagamaan tersebut adalah kepercayaan bahwa tanah adalah milik Leluhur. Riwut (1979 : 392) manusia yang pertama menjadi nenek moyang (leluhur) suku Dayak yang diturunkan dengan " Palangka Bulau " yang tercipta dari sinar matahari dan cahaya bulan, sejak saat itulah menurut agama Dayak maka dinamai dengan agama Kaharingan atau agama " Helu " bahwa suku Dayak ada dan di turunkan dari langit. Sebagai bukti bahwa sudah menjadi kebiasaan bagi suku Dayak terutama yang
Oleh : EDMITA MEILANA NIM 171512024 Prodi : Pengantar Akuntansi II Semester : 2 (dua) Kelas : AKUNTANSI/RSB YAYASAN RAHMANY SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAHMANIYAH SEKAYU TAHUN AKADEMIK 2017/2018 ii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji serta syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-NYA lah sehingga makalah Kewajiban Jangka Panjang ini dapat diselesaikan. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi. Dalam upaya Meningkatkan wawasan dan meningkatkan kemampuan Mahasiswa.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
“LUNTURNYA NILAI SOPAN SANTUN” WBL, 2018
Jurnal Proporsi, Vol. 2 No. 2, 2017
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL KEIMIGRASIAN, 2019
Aliya Zahra Patriady, 2020