Academia.eduAcademia.edu

Sejarah pluralisme

Abstrak: Dua sebab utama yang berkait-rapat mencetuskan falsafah pluralisme agama ialah faham ekslusivisme Barat Kristen dan pengaruh-Pencerahan (Enlightenment) terhadap disiplin pengkajian agama (religious studies). Menggunakan pendekatan sejarah, kertas kerja ini tidak bersifat deskriptif semata-mata. Sebaliknya ia menilai dengan kritis kedudukan falsafah pluralisme agama dalam perspektif sejarah, asal-usul dan latar belakang tumbuh dan berkembangnya falsafah ini semenjak akhir kurun yang ke-20. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Menurut hemat penulis setidaknya ada dua persoalan yang penting dikemukakan terkait dengan tema ini. Persoalan yang pertama, menyangkut istilah "kontemporer" yang cenderung digunakan banyak orang untuk menggambarkan istilah "kekinian", 1 tapi tidak ada batasan yang jelas mengenai waktu yang menunjukkan makna kekinian tersebut. Jika kontemporer diartikan aktual, penulis melihat pluralisme tidak tepat di posisikan sebagai isu kontemporer oleh karena isu ini merupakan isu yang hangat diperbincangan pada pada era 1990-an hingga awal tahuan 2000-an. Sesungguhnya masih banyak isu yang lebih tepat dikategorikan sebagai isu kontemporer, seperti isu kebebasan beragama dan berkeyakinan, yang sebenarnya masih dikaitkan juga dengan paham pluralisme. Akan tetapi, pluralisme masih bisa dikategorikan sebagai isu kontemporer jika kontemporer dimaknai sebagai masa sepuluh atau dua puluh tahun terakhir. Persoalan yang kedua, berkaitan dengan pemaknaan pluralisme itu sendiri. Ketika tema Islam dan pluralisme diangkat ke permukaan, maka ia akan menyulut perdebatan panjang. Istilah "perdebatan" tentu menggambarkan adanya dua pandangan yang berbeda, dan tentu saja perbedaan tersebut memiliki argumentasi masing-masing. Hal ini dapat berarti bahwa pluralisme bukan merupakan faham yang ditentang oleh seluruh umat Islam dan bukan pula sebaliknya. Dengan kata lain, 1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia. (Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta, 2008).