Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2020, Rifin Sugiarto
…
21 pages
1 file
Setiap organsasi mempunyai budayanya masing-masing yang menjadi ciri khas suatu organisasi. Budaya sebuah organisasi memegang peranan yang cukup penting dalam organisasi tersebut karena budaya yang baik akan dapat memberikan kenyamanan yang kemudian menunjang kinerja anggotanya. Sebaliknya budaya organisasi yang kurang baik atau yang kurang sesuai dengan pribadi anggotanya akan memicu penurunan kinerja setiap anggota.
Dalam makalah ini, saya telah menggali beberapa literatur dan mempelajari teori-teori terkait, seperti Competing Values Framework, Resource-Based View, Institutional Theory, dan teori-teori lainnya yang relevan dengan budaya organisasi.
Untuk memahami budaya berorganisasi yang ada saat ini di rumah sakit saudara, isilah lembar penilaian berikut: Cara pengisian:
MATA KULIAH PERILAKU ORGANISASI
Konsep Dasar Komunikasi Organisasi, 2024
Goldhaber (1986), komunikasi organisasi adalah sebuah proses penciptaan serta saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung oleh satu sama lain untuk mengatasi lingkungan tidak pasti atau lingkungan yang berubah- ubah.Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya, baik internal (yang disebut budayanya) dan eksternal. Menjual gagasan dan ide, pandangan dan fakta, juga sikap organisasi dan sikap tentang sesuatu yang merupakan subjek layanan : Public Relations PR, pameran, expo
Oleh: Hasnun Jauhari Ritonga (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UINSU) PENDAHULUAN Seringkali budaya di dalam suatu organisasi harus diubah karena harus mengikuti perkembangan zaman dan lingkungan yang terus berubah. Bagaimanapun, organisasi sebagai sebuah sistem terbuka menyiratkan arti bahwa kehidupan sebuah organisasi dipengaruhi oleh perubahan zaman dan lingkungannya. Secara umum, lingkungan dapat dipahami bukan saja lingkungan eksternal, tetapi juga lingkungan internal. Keduanya sangat berpengaruh terhadap gerak langkah suatu organisasi. Lingkungan eksternal berarti sesuatu yang datang dari luar organisasi, baik yang secara sengaja dan simultan bersentuhan dengan organisasi maupun yang hanya bersifat insidentil. Sedangkan lingkungan internal berarti segala hal yang berada di lingkungan organisasi, baik yang terkait dengan benda atau orang (fisik), maupun yang hanya berupa pemikiran atau ide (non-fisik). Selalu terjadi ketidakpastian lingkungan. Perubahan tersebut dipicu oleh berbagai faktor, misal: persaingan, lompatan teknologi, politik, pergerseran ciri-ciri demografi, dan peningkatan pendapatan serta harapan sosial. Dengan perkataan lain, organisasi menjadi bersifat multifaset dan kompleks, organisasi adalah subjek dari kekuatan eksternal untuk mengendalikan perubahan yang diperlukan. Oleh karena itu, agar 1 Tulisan ini sudah diterbitkan pada Jurnal Al-Hikmah STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, Aceh, tahun 2012 dan pada buku Manajemen Organisasi Pengantar Teori dan Praktek (oleh Hasnun Jauhari Ritonga). Medan: Perdana Publishing, 2105.
FAKULTAS EKONOMI-UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 25 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK SERTA DAMPAKNYA TERHADAP GOOD GOVERNANCE (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota Medan)
Budaya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:149) didefinisikan dalam dua pandangan yaitu: pertama hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat; kedua, menggunakan pendekatan ilmu antropologi yaitu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya. Budaya Sekolah atau School Culture didefinisikan Stolp and Smith (1994:232):
Oleh ALECIA FERRARI (20141111108) INDAH SEPTIANI (20141111118) LULU TRIDHYANTI PUTRI (20141111105) INDONESIA BANKING SCHOOL JAKARTA 2015 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, dengan judul "Pengaruh Motivasi Kepada Budaya Organisasi". Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca untuk kedepannya. Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Jakarta, Oktober 2015 penulis BAB I PENDAHULUAN 1.
Pada saat ini istilah budaya organisasi banyak digunakan dalam organisasi perusahaan, bahkan beberapa perusahaan memasang tulisan yang menunjukkan budaya organisasi mereka di tempat-tempat yang menarik perhatian. Misalnya di depan pintu masuk kantor, atau di dekat tempat para karyawan melayani pelanggan. Konsep budaya organisasi mulai berkembang sejak awal tahun 1980-an. Konsep budaya organisasi diadopsi dari konsep budaya yang lebih dahulu berkembang pada disiplin ilmu antropologi (Sobirin, 2007:128-129). Budaya organisasi menurut Schein dalam Sobirin (2007:132) adalah pola asumsi dasar yang dianut bersama oleh sekelompok orang setelah sebelumnya mereka mempelajari dan meyakini kebenaran pola asumsi tersebut sebagai cara untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berkaitan dengan adaptasi eksternal dan integrasi internal, sehingga pola asumsi dasar tersebut perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpersepsi, berpikir dan mengungkapkan perasaannya dalam kaitannya dengan persoalan-persoalan organisasi. Unsur-unsur Budaya Organisasi Jocano dalam Sobirin (2007:152-153) menyatakan bahwa budaya organisasi terdiri dari unsur utama, yakni yang bersifat idealistik dan yang bersifat perilaku atau behavioral. Unsur budaya organisasi idealistik merupakan ideologi organisasi yang tidak mudah berubah meskipun di sisi lain organisasi harus berubah untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Ideologi ini bersifat terselubung, tidak nampak di permukaan dan hanya orang-orang tertentu saja yang tahu apa sesungguhnya ideologi mereka dan mengapa organisasi tersebut didirikan. Unsur behavioral memiliki sifat kasat mata, muncul ke permukaan dalam bentuk perilaku sehari-hari para anggotanya dan bentuk-bentuk lain seperti disain arsitektur organisasi. Bagi orang luar organisasi, unsur ini sering dianggap sebagai representasi dari budaya sebuah organisasi karena lebih mudah diamati, dipahami dan diinterpretasikan meskipun seringkali interpretasi antara orang luar dan anggota organisasi berbeda. Budaya organisasi lebih baik dipahami berdasarkan pengamatan terhadap perilaku dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh para anggota organisasi. Bagian luar organisasi tersebut oleh Schein dalam Sobirin (2007:158) disebut sebagai artefak. Artefak bisa berupa bentuk arsitektur bangunan, logo atau jargon, cara berkomunikasi, cara berpakaian, atau cara bertindak yang bisa dipahami oleh orang luar organisasi. Dalam perbankan misalnya, kita bisa melihat bahwa mereka berpakaian sangat formal, dengan perkantoran yang biasanya tertata dengan rapi, bersih dan modern. Perilaku karyawan bank juga terlihat ramah tetapi formal dan tegas, dengan moto mereka yang biasanya terpasang dengan indah di belakang pegawai-pegawai yang melayani para nasabahya. Misalnya saja bank Mandiri
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Universitas Nasional , 2021