Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "RUANG LINGKUP DAN OBJEK FORMAL GEOGRAFI''dengan baik. Banyak sekali tantangan dan kesulitan dalam menyelesaikan makalah ini, namun tanpa dukungan dan fasilitas-fasilitas, kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Untuk itu, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah mendukung kami dari segi materi maupun moral, kepada : 1. Bapak Mafthukin, M.Pd. selaku Rektor IAIN TULUNGAGUNG. 2. Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dewan Fakultas. 3. Ibu Dr. Dwi Astuti Wahyu Nur Hayati, S.S.,M.Pd. selaku Ketua Jurusan TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. 4. Bapak Hendra Pratama, M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar Geografi 5. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan motivasi. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saran dan kritik sangat dibutuhkan sebagai penyempurna makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi pembaca sebagai penambah wawasan mengenai ruang lingkup dan objek formal geografi. Tulungagung, 6 Maret 2020 Penulis 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Rangkuman materi Geografi yang disesuaikan dangan kurikulum 2013
rima savira, 2017
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehinggai saya dapat menyusun laporan ini. Kemudian dalam proses penyusunan makalah ini saya banyak mendapatkan bimbingan dari para mentor maupun pemateri, yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini sehingga kami dapat menyelesaikannya.
Mengapa manusia berfilsafat? Ini pertanyaan mendasar yang melandasi manusia berfikir filsafat. Ada tiga hal yang membuat manusia berfikir filsafat yaitu rasa kagum, keraguan, dan kesadaran akan keterbatasan diri. Bila pengetahuan dimulai dari rasa ingin tau dan kepastian dimulai dari rasa ragu, maka filsafat dimulai dari keduanya.
Kusuma Dewi, dkk., 2019
Instrumen Kuliah Kerja Lapangan ini digunakan dalam KKL II di Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2019
Sistem Informasi Geografis (SIG) yaitu sistem yang menjadi alat bantu dan sangat esensial untuk menyimpan, memanipulasi, menganalisis dengan bantuan data atribut dan keruangan. SIG (Sistem Informasi Geografis) mempunyai kemampuan untuk dapat mengubah suatu sistem dari yang semula menggunakan konvensional yaitu sistem yang hanya dapat menampilkan data atribut saja menjadi sebuah sistem yang mempunyai basis grafis atau gambar berikut dengan data keruangan dan atributnya. Transportasi merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan, transportasi sangat erat kaitannya dengan aktifitas masyarakat. Angkutan umum misalnya, merupakan alat transpotasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat sehari-hari, di Kabupaten Majalengka khususnya ada berbagai jenis angkutan umum baik itu Angkutan Perkotaan maupun Angkutan Pedesaan. Permasalahan yang terjadi di masyarakat terhadap transportasi angkutan umum yaitu masyarakat kerap kebingungan akan jalur transportasi angkutan umum tersebut dan salah pilih jalur angkutan terutama masyarakat yang akan menumpangi transportasi angkutan umum & masyarakat pendatang, karena ada berbagai macam angkutan dengan rute dan trayek yang berbeda. Dengan minimnya sistem informasi yang tersedia terhadap rute/trayek pada angkutan umum jelas mengakibatkan masyarakat pengguna transportasi umum kebingungan memilih angkutan sesuai jurusan yang diinginkan. Sistem informasi geografis tentang rute perjalanan angkutan umum di Kabupaten Majalengka berbasis web menggunakan Metode Djikstra diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam memilih jurusan angkutan umum yang sesuai dengan tempat tujuannya.
Daerah penelitian berada di daerah Karangsambung berada di Zona Pegunungan Serayu Selatan dan merupakan bagian dari Cekungan Jawa Tengah bagian Selatan yang diklasifikasikan sebagai cekungan busur depan, dibatasi oleh Antiklinorium Bogor di bagian Utara, Tinggian Gabon di bagian Barat, dan Tinggian Progo di bagian Timur (van Bemmelen, 1949 dalam Hadiyansyah, 2005) . Karangsambung berada pada batas koordinat 109o35’-109o41’ BT dan 7o25’-7o36’ LS. Secara khusus, area penelitian merupakan daerah Waturanda dan sekitarnya, yang dapat dibagi menjadi enam satuan utama yang diurutkan dari tua ke muda yaitu Satuan Batulempung Berfragmen yang disetarakan dengan Formasi Karangsambung/Formasi Totogan? , Satuan Intrusi Basalt, Satuan Breksi1-Batupasir yang disetarakan dengan Formasi Waturanda, Satuan Batupasir-Batulempung, Satuan Tuf, dan Satuan Batugamping yang disetarakan dengan Formasi Penosogan, serta Satuan Breksi2 yang disetarakan dengan Formasi Halang, dan yang terakhir adalah Satuan Endapan Aluvial. Struktur geologi utama yang berkembang di daerah peneliatan berupa sesar, lipatan, dan kekar. Lipatan utama terdapat dibagian Utara daerah penelitian yang berarah Barat-Timur. Sesar utama terdapat di kelurusan Kali Krembeng yang kemudian disusul oleh sesar mendatar dengan pergerakan relatif menganan dan memotong sesar naik yang telah ada sebelumnya dan menghasilkan offset yang terlihat pada Satuan Breksi Volkanik. Struktur geologi utama tersebut didukung oleh data lapangan berupa sesar-sesar minor, lipatan-lipatan minor, juga kekar-kekar yang dapat diukur secara langsung di lapangan. Geologi daerah penelitian dimulai dari pengendapan Satuan Batulempung Berfragmen di lingkungan laut dalam, lalu diintrusi oleh batuan beku bersifat basaltik. Kemudian dilanjutkan dengan pengendapan Satuan Breksi1-Batupasir secara selaras, lalu diendapkan pula Satuan Batupasir-Batulempung di atasnya. Fase tektonik pertama yang menyebabkan pensesaran yang terjadi dengan jenis sesar naik berarah Barat-Timur dan bersamaan dengan pengendapan satuan Batupasir-Batulempung. Dan fase tektonik selanjutnya terjadi yang menyebabkan terbentuknya perlipatan dengan sumbu berarah Barat-Timur. Kemudian terbentuk sesar mendatar dengan pergerakan relatif menganan yang memotong sesar naik dan membuat celah bagi Sungai Luk Ulo untuk membagi area penelitian menjadi dua bagian dan mengendapkan Satuan Aluvial hingga saat ini.
Filsafat Geografi
Banyak Bergerak akan menjadikan anda kaya dalam pengetahuan
One of the learning materials that could help the students to do continuous and direct learning is a work book. The work book which is facilitated by the lecturer aimed to train the students to discover the concept. The guided discovery method is one of the learning process that could help the students in getting the concept. The aim of this research is to create the valid, practice and effective work book. The kind of this research is research development. This research used 4-D model which are consist of four stages: define, design, develop, and disseminate. The work book based on guided discovery was validated by geometry expert, indonesian language and mathematic lecturer of UMMY solok. The practical of the work book can be seen from the students' responses to the questionnaire, observation analysis of the learning process, and interview to the students. The work book's effectiveness can be seem from the result of the observation analysis of the learning process and the result of the students' learning process. Analysis result on the validation stage shown that the work book based on the guided discovery was valid. The result of the students' responses to the questionnaire, learning process observation, and interview to the students shown that the work book based on the guided discovery was practical. The result of the students' learning process shown that no one of the students got D or E. The result of activities analysis and the students' learning result shown that the work book based on the guided discovery was effective. Based on the result of the research, the work book based on guided discovery on geometry space class was valid, practice, and effective.
BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS XI SEMESTER GENAP
Jurnal Ecosentrism, 2021
The objectives of tourism development are to introduce, utilize, protect and improve the quality and attractiveness of tourism, maintain Balinese environmental protection norms, religious values, culture and natural life, prevent negative impacts caused by tourism activities, and improve the welfare of the community. The tourist attraction of the Candi Tebing Gunung Kawi is a sacred area located in the Banjar Penaka, Tampaksiring District, in Gianyar Regency. The results of preliminary observations on geological traces in both places show the unique formation, stratigraphy, and rock-forming minerals to be revealed either from the volcanic activity of Mount Batur and also influenced by tectonic activity that had taken place at that time. The results of this study indicate that the rock stratigraphy at the Candi Tebing Gunung Kawi tourist attraction belongs to the principle of lateral sustainability. The role of geotourism looks very significant in revealing the role of geology in tourism development, especially in the Pura Gunung Kawi. Local wisdom that is used is to prohibit tourists who are on their period from entering tourism sites, and conducting searches with the aim of cleaning the temple in a nocturnal manner which is carried out every piodalan, puja wali or caru manca kelud every 10 years.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.