2019, Universitas Negeri Makassar
The partner of this Community Partnership Program was Mammesa Institution (Massenrempulu Meeting of the English Students Association). The problems were: (1) The absence of facilitators who were considered competent in carrying out TOEFL training for Mammesa institution, (2) The TOEFL work program was not implemented because of financial constraints to bring up the facilitators. The expected outcome was that 80% of participants know the forms of questions in the TOEFL Test and are able to answer these questions using certain strategies. The approach used in the implementation of the training consisted of two methods, namely the presentation of material and the provision of tests. The results achieved were 90.3% of participants had known the forms of TOEFL questions and were able to answer these questions using the strategies that had been taught during the training. It was proved by the increase in scores they got from pre-test to post-test. Based on observations during the training activities, it can be concluded that the training participants were very enthusiastic in participating in the training. They earnestly paid attention to the presentation of material and asked questions that they did not understand. They were also very enthusiastic in working on examples of TOEFL Tets. They hope that similar activities will be carried out because it was very beneficial for them I. PENDAHULUAN Program Penguasaan Bahasa Inggris sangat penting bagi seorang mahasiswa, namun masih banyak juga yang belum menyadari perlunya Bahasa Inggris untuk diketahui. Tidak bisa dipungkiri bahwa bahasa inggris merupakan bahasa internasional yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Itulah mengapa bahasa inggris dipandang penting bagi seorang mahasiswa. Disamping itu, salah satu persyaratan seorang maha-siswa untuk mencapai gelar sarjana adalah harus melalui test bahasa inggris yang lebih dikenal sebagai TOEFL. TOEFL adalah singkatan dari Test of English as Foreign Language (Test Bahasa Inggris sebagai bahasa asing), yang diorganisir oleh sebuah lembaga di Amerika Serikat yang bernama ETS (Educational Testing Service). Pada awalnya, TOEFL diperlukan bagi para pelajar di negara-negara yang bahasa utama-nya bukan bahasa Inggris, tetapi ingin melanjutkan studi ke negara-negara yang bahasa resminya adalah bahasa Inggris, seperti Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara Eropa Barat. Ini diperlukan untuk memastikan bahwa siswa-siswa dari negara berbahasa non-bahasa Inggris tersebut dapat mengikuti perkuliahan di negara berbahasa Inggris dengan baik. Saat ini hampir semua bidang pekerjaan mensyarat-kan hasil TOEFL untuk bisa melamar pekerjaan. Beberapa instansi telah mengharuskan calon pelamar untuk melampirkan sertifikat TOEFL sebagai salah satu persyaratan mengingat pentingnya keterampilan dasar berbahasa Inggris. Seorang sarjana yang ingin melanjut-kan kuliah pada program pascasarjana sudah tentu harus memiliki sertifikat TOEFL dari lembaga-lembaga resmi yang diakui. TOEFL juga merupakan salah satu syarat mutlak untuk memperoleh beasiswa pascasarjana (S-2 dan S-3). Saat ini banyak sekali tawaran beasiswa pascasarjana untuk sarjana sarjana di Indonesia, baik untuk kuliah di dalam negeri maupun di luar negeri. Beberapa lembaga kursus membuka pelatihan untuk TOEFL test. Tidak sedikit masyarakat terutama mahasiswa yang tertarik untuk mengikuti pelatihan tersebut dengan harapan akan mendapatkan peng-etahuan yang mendalam mengenai cara-cara meng-hadapi TOEFL test. Namun terkadang mahasiswa terkendala pada masalah financial sehingga mereka memilih untuk belajar secara otodidak atau memper-banyak latihan mengerjakan test daripada harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mengikuti kursus pelatihan TOEFL. Disamping lembaga kursus, terdapat pula komunitas-komunitas bentukan mahasiswa yang bergerak dalam bidang bahasa Inggris, baik itu organisasi di dalam kampus maupun organisasi di luar kampus, termasuk organisasi daerah. Salah satu organisasi daerah yang berkonsentrasi pada pengembangan bahasa Inggris adalah Mammesa. Mammesa merupakan komunitas mahasiswa pencinta Bahasa Inggris yang terbentuk di FBS UNM Parang-tambung sejak tahun 2008. Meskipun lembaga ini dibentuk di kampus FBS UNM, namun sebenarnya tujuan awal dari lembaga ini adalah untuk mempererat silaturrahmi antar mahasiswa bahasa Inggris yang berasal dari Kabupaten Enrekang. Namun demikian, lembaga ini akhirnya berkembang sampai melibatkan