Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2018, Ijtimaiyyah: Jurnal Pengembangan Masyarakat islam
https://doi.org/10.24042/ijpmi.v11i1.3415…
22 pages
1 file
This study aims to portray the character education contained in the Bugis community that many people do not know about it. For the Bugis community, local knowledge is not just a mere habit, but customs is a prerequisite for human life. Then there is the phrase saying if tampered domestic customs of the wine stops dripping, fish disappeared too, and the rice was not going to be 'so Boogies retaining local knowledge as a foundation/ backrest one is the first, Siri (shame)means: Shyness (self-esteem), used to defend the honor of the people who want to trample on his self-esteem. The shame is closely connected with: (a) honor (honor), (2) self-esteem (high respect), (3) the dignity of (value), (4) dignity (dignity) as a human being. While the second, sipakatau, sipakainge and sipakalebbi (3S) have an impact on the realization of the conception of basic values, namely the formation of values such as: (1) the value of the determination, the motivation and outlook on life; (2) the value of courage, emotional temperament a value in maintaining self-esteem, (3) the value of solidarity, which is the value of mutual cooperation, (4) the value of courtesy language, proficiency in accordance
Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 2018
This study aims to portray the character education contained in the Bugis community that many people do not know about it. For the Bugis community, local knowledge is not just a mere habit, but customs is a prerequisite for human life. Then there is the phrase saying if tampered domestic customs of the wine stops dripping, fish disappeared too, and the rice was not going to be 'so Boogies retaining local knowledge as a foundation/ backrest one is the first, Siri (shame)means: Shyness (self-esteem), used to defend the honor of the people who want to trample on his self-esteem. The shame is closely connected with: (a) honor (honor), (2) self-esteem (high respect), (3) the dignity of (value), (4) dignity (dignity) as a human being. While the second, sipakatau, sipakainge and sipakalebbi (3S) have an impact on the realization of the conception of basic values, namely the formation of values such as: (1) the value of the determination, the motivation and outlook on life; (2) the value of courage, emotional temperament a value in maintaining self-esteem, (3) the value of solidarity, which is the value of mutual cooperation, (4) the value of courtesy language, proficiency in accordance
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN
Masalah pokok yang dikemukakan sebagai landasan penelitian ini adalah kerisauan tentang pendidikan karakter yang belum maksimal saat ini, sehingga diperlukan kajian pendidikan karakter bermuatan lokal. Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk menemukan dan menguji muatan pendidikan karakter dalam tradisi makkobar boru pada masyarakat Batak Angkola di Kota Padangsidimpuan. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian menggunakan metode kualitatif eksploratif. Data penelitian dianalisis dengan Teknik Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, kondensasi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menemukan dua aspek penting dalam tradisi makkobar boru yaitu masyarakat Batak Angkola masih mempertahankan tradisi makkobar boru sebagai salah satu cara mentransmisikan nilai-nilai kebudayaannya kepada anak pada saat menikah. Kemudian dalam tradisi makkobar boru terdapat sejumlah nilai-nilai pe...
Muh. Fifa Ferdiansyah, 2021
Hukum adat atau hukum kebiasaan adalah serangkaian aturan yang mengikat pada suatu masyarakat yang tidak tertulis dan bersumber dari kebiasaan yang tumbuh dan berkembang pada suatu masyarakat tertentu yang kemudian diterima menjadi hukum secara turun temurun. Setiap daerah di Indonesia Memiliki beragam suku dan adat, menjadikan Indonesia dalah negara yang sangat unik dan Menarik. Dalam tulisan ini saya akan memaparkan Hukum Adat dalam Masyarakat Adat Bugis. Yang antaranya memuat kekerabatan, pewarisan, dan system perkawinan serta Perjanjian Adat beserta Pidan dan delik adat mereka
2018
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Studi Kearifan Lokal yang diampu oleh Drs. H. Burhanuddin Yusuf, M.Ag.
Jayapangus Press, 2017
Pembentukan karakater anak merupakan tanggung jawab semua pusat pendidikan yang meliputi keluarga, sekolah ,dan masyarakat. hal tersebut disebabkan karakter tercipta secara alamiah dan didukung oleh lingkungan masyarakat. Dalam pelaksanaannya di sekolah formal pada masa kini yang dominan berorientasi pada komoditi serta hanya mengacu pada teks semata, menyababkan ada aspek-aspek yang terlupakan. Sehingga aspek-aspek tersebut ditransformasikan melalui tradisi-tradisi lokal yang ada di suatu tempat. Tradisi Mepanak-panakan adalah sebuah tradisi yang ada di desa Pekraman Sanda kecamatan Kintamani, Bangli. Tradisi tersebut digunakan sebagai pusat pengembangan karakter terhadap anak. Dengan demikian diharapkan membentuk kebiasaan pada anak untuk memiliki rasa cinta terhadap tradisi lokal yang diwariskan oleh leluhurnya. Penekanan pembentukan karakter anak melalui tradisi Mepanak-panakan tersebut disebabkan adanya degradasi moral terhadap para remaja. Sehingga masyarakat berpandangan bahwa pendidikan formal sudah tidak berhasil dalam membentuk karakater anak. Meski demikian pengembangan karakater yang dilakukan tetap mengutamakan pada pencapaian tujuan pendidikan.
Merariq is a customary law of marriage in Sasak society, this Merariq turned out to potentially create conflict that is commonly ended up with a dispute. The reason is because it begins with the events of rob (steal) on the consent of the girl approval from the power of her parents. The rob (steal) be done as a form of chivalry of the man’s seriousness marrying the girl. But amid that weakness, Merariq has provided an alternative dispute settlement by the process of negotiation between the representatives of the prospective groom to the bride family, which are termed selabar to agree on payment ajikrame and pisuke towards peaceful relationship between the parties.
Petrus Suparyanto, FIC, 2021
Pendidikan di Nusantara, jauh hari sebelum negara-negara kolonial menduduki Indonesia, budaya literasi telah berkembang di pusatpusat pemerintahan kerajaan. Katakanlah dengan penerjemahan karya-karya berbahasa Sanskerta ke bahasa Jawa Kuno oleh para pujangga kerajaan merupakan salah satu contohnya. Sistem pendidikan dalam arti yang kita kenali sekarang ini, lebih banyak mendapat pengaruh dari negara-negara yang pernah menjajah Nusantara, khususnya Belanda, dan terutama para misionaris Belanda. Dari mana asal mula perkembangan gerakan misi? Liku-liku hadirnya misionaris Belanda ke Nusantara tidak lepas dari perkembangan politik internasional dan di dalam negeri Belanda sendiri, di samping kepentingan pimpinan umat Katolik sedunia di Roma. Gambaran dari pengaruh-pengaruh itu saya sarikan dari disertasi Van den Eerenbeemt dengan tajuk De Missie-Actie in Nederland pada Radboud Universiteit, Nijmegen, Belanda. 2 Selanjutnya, dibeberkan secara singkat aksi misi yang berkembang di Nusantara, Jawa khususnya, dengan para misionaris perintis dalam mengembangkan pendidikan.
2020
Kesantunan berbahasa tidak hanya berkaitan dengan aspek kebahasaan tetapi juga aspek kebudayaan (aturan sosial dan moral). Masalah yang diteliti adalah (1) bentuk kesantunan berbahasa dalam masyarakat Sikka, (2) fungsi kesantunan berbahasa dalam masyarakat Sikka, dan (3) makna kesantunan berbahasa dalam masyarakat Sikka. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) bentuk kesantunan berbahasa dalam masyarakat Sikka, (2) fungsi kesantunan berbahasa dalam masyarakat Sikka, dan (3) makna kesantunan berbahasa dalam masyarakat Sikka. Data dikumpulkan menggunakan metode observasi, catat dan rekam serta wawancara. Data dalam penelitian ini berupa tuturan masyarakat yang berbahasa Sikka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode desktiptif. Teknik analisis data melalui empat tahap yang meliputi (1) mengumpulkan dan mengidentifikasi data, (2) klasifikasi, (3) mentranskrip, dan (4) menganalisis serta menyimpulkan. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, bentuk kesantunan berbahasa dalam masyarakat Sikka adalah maksim kesimpatisan, maksim permufakatan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kebijaksanaan. Dari data yang ditemukan diperoleh empat penanda kesantunan berbahasa dalam masyarakat Sikka etnik Krowe (1) berhati-hati dalam pemilihan kata. (2) Memberikan tanggapan positif terhadap mitra tutur. (3) Menanggapi pujian dari mitra tutur dengan sifat rendah hati. (4) Menerima masukan dari mitra tutur agar dapat meminimalkan pertentangan. Kedua, fungsi kesantunan berbahasa dalam masyarakat Sikka yakni fungsi menyatakan informasi, fungsi menyetujui, fungsi penjelasan, fungsi menyatakan interogratif, fungsi ajakan, dan fungsi permintaan. Ketiga, makna kesantunan berbahasa dalam masyarakat Sikka yakni (a) makna permohonan, (b) makna ajakan, dan (c) makna mengizinkan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam
Psikoislamedia : Jurnal Psikologi, 2017
KOMUNIDA : Media Komunikasi dan Dakwah, 2019
2020
Retorika : Jurnal Ilmu Bahasa, 2017
JPK: Jurnal pancasila dan Kewarganegaraan, 2024
Majalah Sainstekes, 2019
BASINDO : jurnal kajian bahasa, sastra Indonesia, dan pembelajarannya, 2017
AL-SYAKHSHIYYAH: Jurnal Hukum Keluarga Islam dan Kemanusiaan, 2019
UPT MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat, 2012