Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2020, Abdul aziz
…
26 pages
1 file
Ilmu syari'at hakikat makrifat.....
Jonatan Tambunan, Bonatua Lumban Siantar, Joi Pasaribu, 2022
Adults are individuals who have reached the age of 22 years and over, which means that maturity has reached a mature state, not a static condition. Maturity or maturity does not come by itself. Maturity grows within us through learning activities. We gain experience, understanding, knowledge, and even abilities from these multidimensional relationships and interactions. Thus, we change, from time to time, from one stage to the next for the better. As the Apostle Paul put it, "When I was a child, I spoke like a child, I felt like a child, I thought like a child. Now that I am an adult, I leave that childish nature behind" (1 Cor. 13:11). That's actually what we expect, namely to experience changes or mature (mature), not just reach the state of adultus. We also expect this situation to be experienced by many people, especially in the community of members of the congregation which incidentally is the body of Christ. To become a mature Christian, you must grow more and more like Christ, according to the truth you receive. Always grow, not for people to see, to be counted, to be trusted to come to the pulpit, or to be chosen as a leader. Grow because of your love for God, by the desire to become more and more like Jesus Christ.
Dalam kehausan akan bacaan sebagai sekarang ini, salinan Saudara La Ode Malim ini sedilkit banyaknya akan dapat ·melayani keperluan pembaca-pembaca Muslim yang menggemari lapangan ini, dan dengan tidak disangka-sangka terbuka pulalah ·lapangan penyelidikan baru; yang secara lebih nyata membuktikan betapa luas dan dalamnya Islam telah meninggalkan jejaknya dalam kehidupan heragama dan bernegara di berbagai tempat di kepulauan Indonesia sebagai di Kesultanan Buton itu
Kata "bekerja" dan "beribadah" dalam bahasa Ibrani memiliki akar yang sama yaitu "Avad". Konsekwensi logisnya adalah baik bekerja dan beribadah adalah satu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan. Keduanya (bekerja dan beribadah) adalah alat untuk melayani dan memuliakan Tuhan. Amsal 3:9 berkata, “Kabed et YHWH mehoneka umereshit kol tevuateka”(muliakanlah YHWH dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu).
Tags: alam semesta lahir, jauh dekatnya tuhan, lahirnya tuhan, partikel cahaya, UMUR TUHAN, usia tuhan TUHAN itu adanya bersifat awal dan akhir, artinya Tuhan tidak memiliki usia sebagaimana manusia yang memiliki batasan waktu tertentu untuk hidup. Dalam kitab suci juga disebutkan bahwa Tuhan itu Cahaya Maha Cahaya. Apa ini artinya? Marilah kita telaah dengan kacamata sains modern.
Fx Hendri Firmanto, S.Fil, M.Fil, 2024
Tuhan menciptakan alam semesta dalam urutan waktu temporal dari ketiadaan (ex nihilo). Kendati demikian, Tuhan tidak berada dalam waktu temporal itu sebab Ia tidak berubah dan tidak identik dengan ciptaan. Ciptaan mengalir dari daya Ilahi Tuhan yang tetap. Karena kehendak Ilahi dan kebebasan-Nya, Tuhan yang tidak berubah tetap memperhatikan alam ciptaan-Nya dengan memberikan kehendak dan kebebasan yang mengalir dari kelimpahan ilahi-Nya. Tuhan yang tidak terbatas juga memiliki pengetahuan yang serba benar; yang keluar daripada-Nya. Apakah Tuhan memiliki prapengetahuan tentang sesuatu yang akan terjadi? Pengetahuan Tuhan adalah sempurna. Ia mengetahui apa pun yang ada di alam semesta ini tanpa salah. Karena itu, dalam pembahasan tulisan ini ada penekanan tentang pengetahuan Allah yang membawa pada kebenaran yang sejati dan kepastian apa pun yang akan terjadi di masa depan bagi alam ciptaan ini.
di padang gurun, sebab segala bangsa tidak bersunat dan segenap kaum Israel tidak bersunat hatinya"
Filsafat agama mengajukan beberapa argumen atau dalil. tentang adanya Tuhan. Salah satu di antara argumen-argumen tradisional dalam filsafat agama adalah argumen ontologis (ontos sesuatu yang berwujud, ontologi adalah cabang filsafat yang berasal dari yunani artinya studi, teori/ilmu tentang wujud tentang hakikat yang ada). ini tentu saja berkaitan dengan kenyataan dan sering disajikan dengan pertanyaan seperti 'apa arti keberadaan?' atau 'apa yang bisa dikatakan ada?'. Argumen ontologis tidak banyak berdasar pada alam nyata, tetapi argumen ini berdasarkan pada logika semata-mata. Argumen ontologis dipelopori oleh Flato (428-348 SM) dengan teori idenya. Menurutnya, tiap-tiap yang ada di alam ini mesti ada idenya. Yang dimaksud dengan ide ialah
Dalam hidup ini kita sering mengalami banyak peristiwa buruk namun akhirnya happy ending yang kita nikmati atau malah sebaliknya kisah sedih pada peristiwa yang kita alami. Pertanyaan yang sering muncul saat kita menghadapi hal ini adalah : suatu kebetulan atau malah rencana Tuhan ?
Berita injil adalah kebodohan bagi manusia. Tidak ada seorang manusia tanpa di pengaruhi Roh Allah akan mengerti tentang injil yang merupakan hikmat Allah untuk manusia. Mengapa dikatakan injil adalah hikmat Allah untuk manusia. Karena berita injil memang di sediakan untuk manusia agar di selamatkan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
PROSIDING STT Sumatera Utara, 2021
REAL DIDACHE, 2017
DreXt Media clb w/ Filsafat UGM, 2019