Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
68 pages
1 file
Perkembangan dunia usaha yang kompleks membuat kemajuan dibidang ekonomi diiringi dengan munculnya kecurangan oleh Perusahaan yang tak bertanggung jawab dalam hal membuat laporan keuangan. Hal tersebut
Para pemakai data kependudukan, khususnya para perencana, pengambil kebijaksanaan, dan peneliti sangat membutuhkan data penduduk yang berkesinambungan dari tahun ke tahun. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk (SP) pada tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 0 (nol) dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada pertengahan dua sensus atau tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 5 (lima). Sumber data kependudukan yang lain yaitu registrasi penduduk masih belum sempurna cakupan pencatatannya sehingga datanya belum dapat digunakan untuk perencanan pembangunan nasional. Seperti diketahui bahwa hampir semua rencana pembangunan perlu ditunjang dengan data jumlah penduduk, persebaran dan susunannya menurut umur penduduk yang relevan dengan rencana tersebut. Data yang diperukan tidak hanya menyangkut keadaan pada waktu rencana itu• disusun, tetapi juga informasi masa lampau dan yang lebih penting lagi adalah informasi perkiraan pada waktu yang akan datang. Data penduduk pada waktu yang lalu dan waktu kini sudah dapat diperoleh dari hasil-hasil survei dan sensus, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan data penduduk pada masa yang akan datang perlu dibuat proyeksi penduduk yaitu perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya di masa mendatang. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian dan perpindahan (migrasi). Ketiga komponen inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur umur penduduk di masa yang akan datang. Untuk menentukan asumsi dari tingkat perkembangan kelahiran, kematian dan perpindahan di masa yang akan datang diperlukan data yang menggambarkan tren di masa lampau hingga saat ini, faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing komponen itu, dan hubungan antara satu BAB II METODOLOGI DAN ASUMSI 2.1. Metode Proyeksi Badan Pusat Statistik telah membuat beberapa skenario proyeksi penduduk Indonesia (2000-2025) mulai yang paling rendah sampai yang paling tinggi dengan dasar hasil Sensus Penduduk 2000. Proyeksi ini dibuat dengan metode komponen berdasarkan asumsi tentang kecenderungan fertilitas, mortalitas, serta perpindahan penduduk antar provinsi yang paling mungkin terjadi 25 tahun yang akan datang. Untuk proyeksi penduduk daerah perkotaan dilakukan dengan metode Urban Rural Growth Difference (URGD), yaitu dengan menggunakan selisih pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan penduduk daerah perdesaan. Pada tahap pertama, dihitung proyeksi penduduk Indonesia, kemudian proyeksi penduduk per provinsi. Jika proyeksi penduduk per provinsi ini dijumlahkan, maka hasilnya tidak akan sama dengan proyeksi penduduk Indonesia, sehingga untuk menyamakannya dilakukan iterasi, dengan penduduk Indonesia sebagai patokan. Pada tahap terakhir baru dilakukan perhitungan proyeksi penduduk daerah perkotaan. Kemudian, proyeksi tersebut dibahas dalam tim teknis yang dibentuk oleh BPS, selanjutnya hasil pembahasan tersebut dibahas lebih lanjut dalam rapat tim yang terdiri dari para pejabat dari Bappenas, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Departemen Kesehatan, Badan Pusat Statistik dan instansi-instansi lain yang terkait. Dalam rapat tersebut selain dilakukan diskusi-diskusi teknis juga diputuskan bahwa untuk perencanaan Pembangunan Jangka Panjang (PJP) perlu dibuat suatu proyeksi penduduk yang bersifat resmi yang dapat dijadikan acuan oleh semua instansi pemerintah dalam menyusun perencanaannya masing-masing. Menentukan asumsi merupakan kunci perhitungan proyeksi penduduk. Biasanya asumsi mengenai kecenderungan dari tingkat kelahiran, kematian, serta perpindahan penduduk ditentukan oleh kecenderungan yang terjadi di masa lalu dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi ketiga komponen laju pertumbuhan tersebut di atas. Tetapi informasi
Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan mencapai hasil yang optimal, sebaliknya pendidikan yang baik sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan seseorang. Dalam UU No. 23 Tahun 1992 disebutkan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman, kemampuan peserta didik akan arti hidup sehat. Apabila lingkungan hidup anak sehat dan kondusif, maka anak dapat belajar dengan baik, bertumbuh dan berkembang secara harmonis kondisi ini diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. 1 Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga kesehatannya, sehingga anak sekolah berpotensi sebagai agen perubahan untuk mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), baik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Jumlah usia sekolah yang cukup besar, yaitu 30% dari jumlah penduduk Indonesia merupakan masa keemasan untuk menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 2 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School (sekolah yang mempromosikan kesehatan). Health Promoting School adalah sekolah yang telah melaksanakan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dengan ciri-ciri melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman, memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan, ada kebijakan dan upaya sekolah untuk mempromosikan kesehatan dan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Semua kegiatan tersebut akan terlaksana apabila ada peran serta masyarakat, karena diakui bahwa tanpa adanya kesadaran dari semua masyarakat, kebersihan tersebut tidak akan pernah terwujud. 2 Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Susenas 2004 sebagian besar anak SD memiliki masalah kebersihan diri (personal hygiene) yang cukup banyak, murid yang tidak tidak mencuci tangan sebelum makan dengan persentase 8%, murid yang tidak mencuci kaki sebelum tidur dengan persentase 37 %, murid tidak biasa memakai alas
Penelitian tentang preferensi penemuan informasi melalui sumber informasi: studi deskriptif mengenai pemilihan sumber informasi di kalangan jobseekers di kota Surabaya ini merujuk pada situasi yang terjadi yaitu kebutuhan informasi yang semakin kompleks. Informasi yang beredar di masyarakat semakin banyak dan acak menyebabkan seseorang kesulitan mencari informasi serta membedakan antara informasi yang benar dan akurat dengan informasi palsu yang dibuat untuk kebutuhan sensasi belaka (hoax) atau untuk keuntungan pihak tertentu. Keberadaan informasi ini membantu kita dalam mencapai tujuan tertentu dan sangat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini diawali dengan bagaimana langkah seseorang ketika melakukan proses penemuan informasi yang dibutuhkan, salah satunya ialah kegiatan jobsekers ketika akan mengakses dan mencari informasi mengenai seputar lapangan pekerjaan yang diharapkan melalui beberapa sumber informasi, baik dalam media cetak maupun non cetak (elektronik).
I am graduated from uhamka university, and I go to work
Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia. Jamur tumbuh dimanasaja dekat dengan manusia, baik di udara, tanah, air, pakaian bahkan di tubuh manusia. Jamur dapat menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi mansuia.
Fenomena pemanasan bumi, degradasi kualitas lingkungan dan bencana lingkungan telah membangkitkan kesadaran dan tindakan bersama akan pentingnya menjaga keberlanjutan air bersih dan udara sehat di kota. Kota dengan berbagai aktivitasnya memerlukan udara sejuk, yang dapat terpenuhi, jika tersedia areal untuk hutan kota, ruang terbuka dan taman kota serta dilakukan penghijauan di pekarangan permukiman dan perkantoran. Akan tetapi, banyak kota yang hanya mengejar bangunan fisik sehingga menjadi gersang karena yang tumbuh adalah pohon-pohon tembok atau beton (Manik, 2009). Kota sebagai pusat peradaban kehidupan dan kebudayaan manusia terus berbenah diri menuju kota hijau (green city) (Joga dan Ismaun, 2011). Hijau yang dimaksud disini adalah konsep kehidupan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Salah satunya adalah membangun ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan. Seperti dikemukakan Cho et al. (2008), hutan buatan yang ada di perkotaan sangat dihargai oleh masyarakat dikarenakan langkanya ruang terbuka hijau akibat tingginya tingkat urbanisasi. Ruang terbuka hijau (RTH) sebagai penyeimbang ekosistem kota, baik itu sistem hidrologi, klimatologi, keanekaragam hayati, maupun sistem ekologi lainnya, bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan hidup, estetika kota, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat (quality of life, human well being). RTH harus dipandang sebagai elemen strategis dalam perencanaan lingkungan, bukan sebagai sisa dari pengembangan lingkungan, tetapi lebih sebagai area konservasi untuk melindungi keseimbangan alam dan ekosistem (Jaya, 2000). Hal ini sesuai dengan Fabos dan Ryan (2006) yang menyatakan bahwa perencanaan hijau harus beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan sosial.
Mahasiswa merupakan individu yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Keinginan mahasiswa untuk mengenyam pendidikan tinggi adalah karena dilatarbelakangi oleh cita-cita mereka, di antaranya adalah untuk menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi, keterampilan serta status yang tinggi di masyarakat. Akan tetapi untuk meraih cita-cita tersebut bukanlah hal yang mudah. Banyak rintangan dan tantangan yang harus mereka hadapi baik dari dalam kampus maupun di luar kampus. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat tentunya semakin menuntut mahasiswa untuk belajar mengembangkan dirinya agar tidak tertinggal jauh. Mahasiswa tidak akan mendapatkan hasil maksimal jika hanya mengandalkan ilmu yang didapat dari kuliah saja, karena sebagian besar dari materi yang didapat dari perkuliahan hanyalah dalam bentuk teori. Oleh karena itu diharapkan mahasiswa juga aktif di berbagai kegiatan positif baik di dalam maupun di luar kampus. Misalnya mengikuti organisasi mahasiswa di dalam kampus seperti, BEM, Organisasi kepencintaalaman, Organisasi keagamaan dan lain-lain, sehingga mampu menambah pengalaman dan wawasannya.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.