Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
14 pages
1 file
Makalah , 2020
Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia pada Blackberry Messenger. dalam hal ini yang dianalisis adalah bentuk akronim tidak baku, penggunaan bahasa indonesia yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan
Seperti yang ada dalam sumpah pemuda yang berbunyi “Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Tinggi Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia”, yang diikrarkan 28 Oktober 1928 silam.Isi sumpah pemuda tersebut harus diutamakan di atas bahasa-bahasa lain, tak terkecuali di era globalisasi seperti sekarang. Pada era globalisasi saat ini, tantangan penggunaan bahasa Indonesia semakin berat. Bisa dilihat dari ruang publik yang mulai tergeser dengan bahasa asing. Padahal, ruang publik seharusnya menunjukka identitas bangsa dengan mengutamakan pengguanaan bahasa Indonesia. Namun, pada kenyataannya pengguanaan bahasa di ruang publik belum mencerminkan hal tersebut. Kesalahan berbahasa Indonesia masih sering muncul, papan-papan nama, papan-papan pertokoan, pusat-pusat perbelanjaan, perumahan, iklan, dll. Ruang publik dengan huruf kecil setelahnya. Selain didominasi oleh bahasa asing, ruang-ruang publik juga belum memperhatikan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesalahan berbahasa muncul karena beberapa factor, yaitu tidak menggunkan tata bahasa yang benar, tidak mengguanakn tata bahasa sesuai situasi, menerjemahkan istilah asing asing sesuka hati, dan lain sebagainya. Tolok ukur penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di ruang publik terlihat dari penggunaan bahasa pada papan-papan nama yang dipasang pada gedung perkantoran, permukiman, lembaga usaha, dll. Berbahasa yang baik, yaitu berbahasa sesuai situasi pemakaian, sedangkan berbahasa yang benar adakah berbahasa sesuai dengan kaidah kebahasaan, yaitu pembentukan kata, pemilihan kata, dan pengguanaan struktur. Kesalahan pengguanaan bahasa Indonesia di ruang publik mencangkup beberapa hal, yaitu ejaan, bentuk dan pilihan kata, dan pemakaian tanda baca. Ejaan mengatur pengguanaan kaidah dalam bahasa tulis. Aturan ini harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan bahasa tulis. Jika tidak mengikuti ejaan yang berlaku, kejelasan makna dapat terganggu karena ketidakpatuhan dengan aturan yang berlaku. Wujud kesalahan ejaan meliputi huruf kapital, huruf miring, singkatan atau akronim, kata depan, gabungan kata, penulisan angka dan bilangan, dan pengguanaa tanda baca. Kesalahan bentuk dan pilihan kata juga banyak ditemui pada penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik. Bentuk dan pilihan kata merupakan cara seseorang dalam memilih kata yang tepat dan cermat sesuai konteks yang dibicarakan. Pemilihan kata yang cermat akan (1) mempercepat pengungkapan gagasan, (2) menjadikan bahasa Indonesia menjadi hidup, (3) menarik dan tidak membosankan, serta (4) menghidari salah informasi (Sasangka, 2012:99-100). Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam memilih kata adalah ketepatan, kecermatan, kebenaran, kelaziman, dan kelayakan. Adapun kesalahan penggunaan bentuk dan piihan kata di ruang public meliputi penggunaan bentuk baku dan tidak baku, penulisan bentuk terikat, dan ungkapan idiomatis, dan ungkapan idiomatis. Dari pembahasan terhadap pengguanaan bahasa Indonesia di ruang publik terdapat kesalahan, meliputi kesalahan ejaan, bentuk, dan pilihan kata. Pembahasan ini memberi sedikit gambaran tentang penggunaan bahasa Indonesia yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu pembinaan bahasa Indonesia bagi masyarakat, masih perlu ditingkatkan untuk membangkitkan kebanggaan dan pemahaman terhadap bahasa Indonesia. Uoaya itu dilakukan dengan meningkatkan sikap positif dalam penggunaan bahasa Indonesia agar posisi bahasa Indonesia tetap sesuai kedudukan dan fungsinya.
Alfira Ayu Talita, 2020
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penggunaan Bahasa Indonesia pada media televisi, dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dan metode pengumpulan data dengan menyimak Bahasa pada siaran televisi kemudian mencatatnya. Dan ternyata, siaran pada media televisi yang banyak merusak kaidah Bahasa Indonesia adalah sinetron dan tidak hanya itu, sinetron juga banyak mencontohkan perilaku yang tidak baik kepada remaja.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud dan tujuan kepada orang lain. Selain itu bahasa merupakan salah satu aspek dari kebudayaan. Sebagai salah satu manifestasi kebudayaan, bahasa memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan karya tulis bahasa Indonesia ini dengan judul "Penggunaan Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja Masa Kini". Karya ini disusun dalam rangka memenuhi tugas perkuliahan. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan karya ini masih jauh dari sempurna, untuk itu Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurna karya ini. Penyusun berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi Penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah in yang insyiaallah tepat pada waktunya.
Prosiding: Seminar Nasional dan Dialog Kebangsaan, 2016
Media sosial dalam praktiknya menggunakan bahasa sebagai medium utama untuk saling berinteraksi. Bahasa menjadi prasyarat mutlak agar komunikasi para penggunanya dapat berjalan lancar. Dalam konteks Indonesia, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Salah satu fungsinya digunakan sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebudayaan nasional yang beragam, rasanya tidaklah mungkin dapat disebarluaskan kepada masyarakat dengan menggunakan bahasa lain, selain bahasa Indonesia. Hal ini juga berlaku dalam penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, termasuk dalam penggunaan media sosial. Tidak dapat dimungkiri perkembangan media sosial yang kini dapat diakses dengan mudah oleh hampir seluruh kalangan masyarakat telah memberikan banyak manfaat, namun juga menjadi ancaman terhadap eksistensi bahasa Indonesia. Misalnya, fenomena bahasa alay dan memudarnya etika dalam bertutur. Variasi-variasi dalam bahasa alay mayoritas dipopulerkan oleh kalangan remaja di media sosial. Dan harus diakui bahwa eksistensi bahasa gaul tersebut tampaknya mulai merongrong kewibawaan bahasa Indonesia dari segi kaidah tata bahasa. Selain itu, media sosial kadang hanya digunakan sebagai wadah mengekspresikan kemarahan dan caci-maki, serta tulisan-tulisan yang memuat konten pornografi dan provokasi, sehingga yang terjadi adalah semakin memudarnya etika bersopan santun dalam bertutur. Terhadap persoalan tersebut, beragam upaya dapat dilakukan dalam membina dan mengembangkan bahasa Indonesia. Salah satunya melalui pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia yang menggunakan media sosial dalam membantu siswa memahami kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini dapat dilakukan karena media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, terutama kalangan remaja. Selain itu, juga harus ditanamkan sejak dini rasa cinta dan bangga terhadap bahasa Indonesia dengan cara membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar sesuai dengan kaidah dan konteks yang berlaku.
Abstrak Media sosial menjadi salah satu sarana untuk mencitrakan diri yang bersifat positif ke hadapan publik. Hal itu juga dilakukan oleh calon gubenur dan wakil gubenur Dki Jakarta pada tanggal 15 Februari 2017 dan 19 April 2017. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atu lisan tentang sifat suatu individu, keadaan, atau gejala dari kelompok tertentu yang diamati. Oleh karena itu penelitian ini lebih menekankan pada bentuk kualitatif deskriptif. Data tersebut berupa tulisan para calon gubenur dan calon wakil gubenur di media sosial. Artikel ini akan membahas bahasa pencitraan yang digunakan para calon gubenur dan calon wakil gubenur di media sosial. Kata kunci: bahasa, pencitraan, pilkada, DKI Jakarta, media sosial. PENDAHULUAN Menjelang pemilihan gubernur DKI Jakarta pada 15 Februari 2017 dan 19 April 2017 lalu, para calon gubenur dan wakil gubenur terus berusaha menampilkan sisi-sisi positif pada diri mereka. Para calon memanfaatkan berbagai media sosial sebagai sarana untuk mempromosikan diri mereka dan meraih simpati masyarakat. Hal ini menunjukkan adanya indikasi dramaturgi. Dramaturgi oleh Erving Goffman dapat dikatakan sebagai panggung sandiwara, dimana individu berbeda karakternya ketika berada di panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage). Erving Goffman dalam bukunya The Presentation of Everyday Life (1959) mengatakan bahwa dramaturgi adalah sebuah teori dasar tentang bagaimana individu tampil di dunia sosial. Goffman memusatkan perhatiannya pada interaksi tatap muka atau kehadiran bersama (co-presence). Individu dapat menyajikan suatu " pertunjukan " apapun bagi orang lain, namun kesan (impression) yang diperoleh orang banyak terhadap pertunjukan itu bisa berbeda-beda. Seseorang bisa sangat yakin terhadap
Giusephina A. Berek, Vina Zeanty, Farida Fauziah, Pipit Sandra , 2024
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan berbahasa Indonesia yang terdapat di media sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik analisa konten. Data diambil dari berbagai media sosial populer di Indonesia, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram dengan fokus pada komentar, status, dan postingan pengguna. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat beberapa jenis kesalahan berbahasa yang sering terjadi, termasuk kesalahan ejaan, tata bahasa, ddan penggunaan kata yang tidak tepat. Faktorfaktor yang mempengaruhi kesalahan ini meliputi kekurangannya pemehaman pengguna tentang kaidah bahasa Indonesia yang benar, pengaruh bahasa gaul dan asing, serta keterbatasan media sosial dalam mengekspresikan ide secara lengkap dan jelas. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kesadaran berbahasa yang baik dan benar di kalangan penggina media sosial serta menjadi dasar untuk pengembangan program pembelajaran bahasa Indonesia yang lebih effektif.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Failasufah Zahro', 2020
MARDIBASA: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, 2021
Jurnal Riset Sosial Humaniora dan Pendidikan
Artikel Bahasa Indonesia , 2023