Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2020
…
13 pages
1 file
ABSTRAK Artikel ini membahas peran generasi milenial dalam mencegah gagasan radikalisme di Indonesia. Data dalam artikel ini dikumpulkan melalui referensi seperti buku, jurnal, Surat Kabar, dan internet. Studi ini menemukan bahwa radikalisme adalah fenomena umum yang dapat terjadi dalam masyarakat dengan berbagai motif; sosial, politik, budaya dan agama yang dicirikan oleh kekerasan, ekstrem dan tindakan anarkis sebagai bentuk penolakan gejala. Pemuda sebagai generasi penerus adalah sasaran utama para penganut radikal. Hal ini dimungkinkan karena pemuda mudah dihasut dengan pandangan yang salah dan pikiran yang terkait dengan radikalisme. Oleh karena itu, dengan perannya yang beragam, pemuda dapat mencegah radikalisme ini dalam berbagai cara. Pertama melalui peningkatan pengetahuan pendidikan dan pemahaman agama. Kedua, membaca banyak referensi. Ketiga, selalu ingin memperbaiki diri, dan yang terakhir menetapkan tujuan hidup artikel ini membahas peran pemuda dalam mencegah gagasan radikalisme di Indonesia. Data dalam artikel ini dikumpulkan melalui referensi seperti buku, jurnal, Surat Kabar, dan internet. Studi ini menemukan bahwa radikalisme adalah fenomena umum yang dapat terjadi dalam masyarakat dengan berbagai motif; sosial, politik, budaya dan agama yang dicirikan oleh kekerasan, ekstrem dan tindakan anarkis sebagai bentuk penolakan gejala. Pemuda sebagai generasi penerus adalah sasaran utama para penganut radikal. Hal ini dimungkinkan karena pemuda mudah dihasut dengan pandangan yang salah dan pikiran yang terkait dengan radikalisme. Oleh karena itu, dengan perannya yang beragam, pemuda dapat mencegah radikalisme ini dalam berbagai cara. Pertama melalui peningkatan pengetahuan pendidikan dan pemahaman agama. Kedua, membaca banyak referensi. Ketiga, selalu ingin memperbaiki diri, dan yang terakhir menetapkan tujuan hidup.
Santi, 2020
ABSTRAK Radikalisme merupakan sikap yang baik namun tak sedikit warga salah paham dan salah dalam menjalankan radikalisme ini. Bahkan banyak pula masyarakat yang memiliki sifat radikalisme berubah drastis menjadi seorang Teroris dengan sikap terorisme nya. Hal ini dapat tumbuh karena kesalahpahaman dari arti sebenarnya apa itu radikalisme dan juga mereka terbawa oleh hasutan bangasa lain. Penelitian dengan judul "Peran Pancasila Dalam Menghadapi Sipat Radhikalisme Pada Generasi Milenial", memiliki rumusan masalah bagaimana peran generasi milenial untuk dapat memiliki paham radikalisme berdasarkan pancasila. Tujuan penelitian ini untuk menjadikan para generasi milenial memiliki sikap radikalisme yang dibutuhkan negara Indonesia ini berdasarkan pada pancasila. Penelitian ini menggunakan metode Ekspos Facto dan Deskriptif bersumber pada sebuah peristiwa yang terjadi atau berlangsung saat ini hingga kita sebagai peneliti dapat melihat sebab dan akibat dari sikap radikalisme yang terjadi saat ini. Bedasarkan dengan analisis yang dilakukan, di perokeh sebuah kesimpulan bahwa radikalisme merupakan sikap positif yang bias di lakukan oleh generasi milenial untuk memajukan negara kesatuan republic Indonesia.radikalisme merupakan sikap
PERAN PANCASILA DALAM MENGHADAPI SIPAT RADHIKALISME PADA GENERASI MILENIAL, 2020
This discussion chapter discusses the role of the millennial generation in preventing radicalism. The focus involves a deep understanding of the values of tolerance, a communicative approach, and the use of technology as a tool to spread the message of peace. In this context, the millennial generation is expected to be at the forefront in maintaining diversity and facing the challenges of radicalism. An in-depth analysis of the factors that influence this generation's thinking, such as access to technology and education, provides a deep understanding of their positive potential in fighting radicalism. Discussions include effective communication strategies, inclusive educational approaches, and the use of social media as a prevention tool. The conclusion provides an overview of the important role of the millennial generation in building a society that is more tolerant and safe from the threat of radicalism.
2018
Radikalisme di era sekarang bukan hanya terjadi di satu aspek tapi bahkan telah mencakup berbagai macam aspek yang marak sekali beredar di masyarakat pada umumnya. Diantara maraknya kasus radikalisme yang terjadi sebagian besar melibatkan generasi milenial. Radikal pun kini tak hanya berbentuk tindakan yang nyata dalam mengekspresikan keinginan seseorang namun berevolusi menjadi sebuah konten media sosial yang menjadi pemicu lahirnya masalah baru di tengah masyarakat. Banyak pihak yang salah mengartikan terutama kalangan generasi millenial yang sering kali kurang cerdas dalam memanfaatkan sosial media. Hal ini justru menyebabkan terjadinya radikalisme secara tidak langsung. Dan tanpa sadar mereka telah melakukan tindakan yang radikal. Perkembangan teknologi dan informasi yang dapat dijadikan sarana dalam mempermudah manusia untuk mencari apa yang mereka butuhkan justru menyebabkan manusia terjebak dalam dunia maya yang membuat banyak orang terlena dan lupa akan kehidupan sebenarnya dikarenakan mereka hanya asyik dengan dunia mayanya. Hal ini tidak lepas dari pengaruh psikologi generasi milenial yang memiliki kepribadian yang berbeda daripada generasi-generasi sebelumnya. Generasi saat ini lebih adaptif dalam menerima perubahan, generasi milenial lebih akrab dengan media sosial yang merupakan wadah bagi mereka dalam menyuarakan isi hati dan keinginan mereka. Namun, sering kali apa yang mereka suarakan dalam media sosial tidaklah sesuai dengan etika yang seharusnya dan sewajarnya. Banyak kasus tindakan radikal yang terjadi di sosial media antara lain; membuat dan menyebarkan berita bohong, menebar kebencian terhadap seseorang atau kelompok, hingga bullying dan tindakan lainnya. Dengan adanya sebuah wadah atau platform yang dapat memenuhi kebutuhan generasi milenial dalam menyuarakan keluhan dan aspirasinya diharapkan tindakan-tindakan radikal yang marak terjadi di sosial media semakin berkurang dan dapat dikendalikan. Sehingga dengan adanya pelayanan platform ini mampu memenuhi kebutuhan psikologi terkhusus generasi milenial dan masyarakat luas umumnya. Kata Kunci: Radikal, Milenial, Sosial Media.
SANDY SOMANTRI A2.1900163, 2020
This article discusses the role of youth in preventing the idea of radicalism in Indonesia. The data in this article were collected through references such as books, journals, newspapers, and the internet. This study found that radicalism is a common phenomenon that can occur in a society with various motives; social, political, cultural and religious that were characterized by violent, extreme and anarchic actions as a form of rejection the symptoms. Youth as the next generation is the main target of radical adherents. This is possible because youth are easily instigated with the wrong view and mind associated with radicalism. Therefore, with its diverse roles, youth can prevent this radicalism in various ways. First through the increase of education knowledge and understanding the religion. Second, read a lot of references. Third, always want to improve themselves, and the last set the goal of life.
PENGARUH RADIKALISME TERHADAP IDEOLOGI PANCASILA PADA GENERASI MUDA, 2020
ABSTRAK Belakangan Indonesia sedang dilanda gelombang radikalisme. Hal ini dapat dilihat dari munculnya ormas-ormas yang bertentangan dengan ajaran ideologi pancasila. Radikalisasi tidak hanya menyasar masyarakat umum namun juga kaum intelektual seperti mahasiswa guru maupun dosen. Radikalisme dalam artian bahasa berarti paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan social dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Semua gerakan yang dilakukan oleh orang-orang radikalisme sangat tidak sesuai dengan Ideologi Pancasila. Ideologi Pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya dan religious bagi bangsa Indonesia. Pancasila berkedudukan sebagai ideology Negara atau bangsa jadi pengertian ideology pancasila adalah kumpulan nilai/norma yang berdasarkan sila-sila pancasila. Pancasila sebagai ideology Negara dan bangsa indonesia yang merupakan pandangan hidup seluruh rakyat indonesia. Banyak gerakan radikalisme yang mengatasnamakan agama .Tentu dalam sila pertama Pancasila yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" didalam sila ini tidak mengartikan tentang bagaimana gerakan radikalisme disebarkan, tetapi sila ini memberitahu bahwa semua masyarakat yang berada di Indonesia berhak memeluk agamanya sendiri-sendiri. Pengaruh negative dari gerakan radikalisme yaitu yang pertama banyaknya pemberontakan yang hanya mengatasnamakan agama tetapi menentang ideology
Laella Nur Hidayah_052_Dr. Kurnia Muhajarah, M.S.I_Fakultas Dakwah&Komunikasi_ UIN Walisongo Semarango
Bahasa Indonesia (KBBI), moderasi diartikan dengan dua pengertian yaitu pengurangan kekerasan dan penghindaran keekstreman. Sedangkan menurut istilah dijelaskan bahwa moderasi adalah sebuah sikap yang menghendaki kemaslahatan dalam segala hal tidak hanya untuk kelompok tertentu saja, tetapi untuk seluruh umat manusia dengan cara mewujudkan keadilan secara bersama atau yang dikenal dengan istilah al maslahah al-'ammah. (Dalam, n.d.) Selain itu, moderasi juga diartikan sebagai keseimbangan dalam keyakinan, sikap, perilaku, tatanan, muamalah, dan moralitas. Ini berarti bila dikaitkan dalam beragama adalah cara beragama yang sangat moderat, tidak berlebihan dalam segala perkara, tidak berlebihan dalam agama, tidak ekstrim pada keyakinan, tidak angkuh atau lemah lebut dan lain-lain. Islam pada dasarnya adalah agama yang universal, tidak terkotak-kotak oleh label tertentu, hanya saja cara pemahaman terhadap agama islam itu yang kemudian menghasilkam terma yang disebut islam fundamental, islam liberal, islam progresif, islam moderat, dan masih banyak lagi. ,صباحی( n.d.)
ABSTRAK Teknologi adalah salah satu sarana penting di era modernisasi. Segala aspek dalam kehidupan manusia tidak lepas dari adanya teknologi, termasuk dalam perkembangan generasi-generasinya. Generasi milenial adalah generasi yang tidak dapat terlepas dari gadget dan teknologi. Oleh karena itu sebagai generasi milenial, remaja dituntut aktif di dunia media sosial. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial merupakan media pertukaran informasi dengan cepat dan murah, oleh karenanya media sosial menjadi pion penting sarana informasi untuk generasi milenial. Pesatnya kemajuan teknologi media sosial memudahkan masuknya berbagai macam pengaruh luar, termasuk sistem nilai dan gaya hidup yang notabene seringkali bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Sedangkan derasnya informasi yang masuk tidak berbanding lurus dengan tameng yang telah dibangun. Jika hal tersebut dibiarkan, besar kemungkinan nilai-nilai Pancasila akan tergilas habis oleh segala macam budaya global yang datang. Oleh karena itu, penting untuk melakukan reaktualisasi nilai-nilai luhur Pancasila, utamanya untuk generasi milenial.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
IDEOLOGI PANCASILA, RADHIKALISME, GENERASI MILENIAL, 2020
Asep aris munandar, 2020
Sofiatun Naemah, 2019
Endang SIti Wahyuni, 2020
Buku Litera, 2021
Jurnal Living Islam 1 (1), 2018