Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
89 pages
1 file
It has been said that respect begets respect. If we expect followers of other religions to respect our religious worship, then in turn we must also not hesitate to show respect to them when they perform their worship. This attitude will certainly support smooth and friendly relations in a society that adheres to various religion multi-religious society. Tolerance and respect are two very important words, which must be remembered in a multireligious society. One must not only preach tolerance but must try, at every possible opportunity to always carry out the spirit of hospitality and tolerance, because that spirit will greatly help create an atmosphere that leads to a life of peace and harmony. We may not be able to understand or appreciate the intrinsic values of certain ceremonies or customs practiced by certain religious groups. Others, too, may not be able to understand or appreciate our own ceremonies or customs. If we don't want others to laugh at our actions, let us not laugh at other people. We must try to find meaning or understand customs that are foreign to us because this will help lead to a better understanding, so that we can promote a spirit of tolerance among adherents of various religions. Without carrying out the spirit of tolerance and mutual respect, the dangerous poison of discrimination, ridicule and hatred will gush out destroying the peace and tranquility of our society and country. It is a fact that in certain countries where there is no spirit of tolerance and mutual respect between religions, killings, arson and destruction of valuable property have occurred. Such senseless acts, causing irretrievable loss of precious lives and property, should open the eyes of all those who yearn for a life of peace and harmony. This chapter will explain about religious tolerance and harmony between religions because if we already understand this then we can accept it well and be able to implement it. Kata Kunci: Tolerance, Religious Tolerance, Harmony Between Religions
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2020 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT. yang telah memberikan limpahan nikmat serta rahmat Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalh yang diberikan kepada kami. Sholawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan kita baginda nabi kita Muhammad SAW. karena beliau lah penyelamat dunia dan sudah membawa keluar kita dari zaman kegelapan. Semoga kita, orang tua kita, guru-guru dan orang terdekat kita mendapat syafaat Beliau di Yaumil Mahsyar kelak. Amin ya Rabbal "Alamin. Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah pengelolaan pembelajaran dengan judul "Pengelolaan Kurikulum, Silabus, dan RPP". Kami ucapkan terima kasih kepada ibu Wiwik Ariesta, S.Pd., M. Pd. selaku dosen pengampu, dan kepada semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan makalah hingga selesai.
Kegiatan syarah hadis sesungguhnya merupakan salah satu wujud perhatian ulama hadis dalam usahanya melestarikan hadis sebagai sumber hukum Islam. Dan dalam mensyarah kitab-kitab himpunan hadis, kebanyakan para pensyarah mempergunakan sejumlah teknik, metode atau pendekatan interpretasi sesuai dengan kecenderungan dan kapasitas ilmiah yang mereka miliki.
Nur saida harahap, 2021
Nama : Nur Saida Harahap Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Semester : IV Judul Mini Riset : Al-Qur'an Dosen Pengampuh : Dr.H.Muhammad Rozali, MA
Abstraksi Epistemologi irfani merupakan salah satu sistem penalaran yang dikenal dalam tradisi keilmuan Islam, di samping bayani dan burhani. Berbeda dengan bayani yang mendasarkan diri pada teks suci dan burhani yang mengandalkan kekuatan dan aturan logis, irfani mendasarkan pengetahuannya pada kasyf, terlimpahnya pengetahuan secara langsung dari Tuhan ke dalam hati tanpa perantara, tanpa analisis dan olah logika. Cara pencapaiannya adalah dengan olah ruhani lewat tahapan-tahapan spiritual tertentu (maqâmât) dan pengalaman batin tertentu (hâl). Epistemologi irfani dalam kajian tafsir dikenal dengan istilah tafsir dengan corak sufistik. Tafsir sufistik ini memiliki dua tipologi atau varian penafsiranya yaitu berupa tafsir sufi al-Nazari dan tafsir sufi al-" Isyari. Kedua tafsir ini menjadi pembahasan dalam penulisan ini, yang pertama memaknai teks al-Qur " an dengan menggunakan sejumlah perangkat qalb (bathin) karena tafsir sufistik menelusuri aspek makna dibalik teks, namun juga tak meninggalkan aspek historis dan kebahasaanya. Secara historis perkembangan tafsir suci sudah berkembang sejak abad ke-2 H hingga sekarang ini, perkembangan ini hingga abad pertengahan, tafsir bercorak sufi secara validitas tidak bisa dibuktikan secara empiris akan tetapi konteks sufi (irfan) tidak didasarkan atas objek eksternal atau runtutan logis, melainkan dari diri sendiri, tepatnya dari realitas kesadaran diri yang dalam bahasa tasawuf disebut kasyf. Sedemikian, sehingga ia tidak dapat diuji berdasarkan validitas korenspodensi maupun koherensi. Lebih jauh, objeknya tidak lain hanya bersifat immaterial dan essensial, tetapi sekaligus juga bersifat swaobjektif (self-object-knowledge), sehingga apa yang disebut sebagai objektivitas objek tidak lain bersifat analitis dan terwujudkan dalam tindakan mengetahuai itu sendiri.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Muhammad Rahmadhoni Kurniawan, 2022
Annisa Luthfiah , 2022
Tugas Pengganti UAS Majemen Logistik, 2023