Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
7 pages
1 file
itu bersekutu".1 Dari pengertian bahasa ini selanjutnya para ulama' ushul merumuskan pengertian musytarak menurut istilah. Adapun definisi yang diketengahkan oleh para ulama' ushul adalah anatara lain: Menurut Ibn Al-Hajib dalam kitab Syarah Al-Mufasshal2 : اﻟﻠﻐﺔ ﺗﻠﻚ اﻫﻞ ﻋﻨﺪ اﻟﺴﻮأ ﻋﻠﻰ دﻻﻟﺔ اواﻛﺜﺮ ﻣﺨﺘﻠﻔﻴﻦ ﻣﻌﻨﻴﻴﻦ ﻋﻠﻰ اﻟﺪال اﻟﻮاﺣﺪ اﻟﻠﻔﻆ " Satu lafadz (kata) yang menunjukkan lebih dari satu makna yang berbeda, dengan penunjukan yang sama menurut orang ahli dalam bahasa tersebut " Menurut Muhammad Abu Zahrah dalam kitabnya Ushul Fiqh: اﻟﺒﺪل ﺳﺒﻴﻞ ﻋﻠﻰ اﻟﺤﺪود ﻣﺨﺘﻠﻔﺔ اﻓﺮادا ﻳﺘﻨﺎول ﻟﻔﻆ " Satu lafadz yang menunjukkan lebih dari satu makna yang berbeda-beda batasannya dengan jalan bergantian". Maksudnya pergantian disini adalah kata musytarak tidak dapat diartikan dengan semua makna yang terkandung dalam kata tersebut secara bersamaan, akan tetapi harus diartikan dengan arti salah satunya.3 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa musytarak adalah suatu lafadz yang memiliki 2 arti atau lebih dengan kegunaan yang banyak yang dapat menunjukkan arti ini dan itu. B. Sebab-sebab Lafadz menjadi Musytarak Sebab-sebab terjadinya lafadz musytarak dalam bahasa Arab sangat banyak sekali, namun ulama' ushul telah merumuskan sebab-sebab yang paling mempengaruhi antara lain sebagai berikut :
Khofifah F. Nondang Pakpahan, 2021
Muhkam dan mutasyabih adalah istilah bagi ayat-ayat di dalam al-qur'an.
Makalah Pascasarjana PTIQ, 2020
Kaidah bahasa adalah salah satu kaidah terpenting dalam memahami Al-Qur’an. Karena itu seseorang yang tidak memahami bahasa Al-Qur’an akan sulit untuk bisa menangkap tujuan aplikatif dari ayat-ayatnya. Salah satu kaidah kebahasaan yang harus dipahami yaitu kaidah yang berkenaan dengan kata benda yang bersifat non definitif (isim naikrah), yang mana dia mengandung kemungkinan 6 makna : untuk menunjukan makna tunggal, menunjukan jenis dari sesuatu, menunjukan pengagungan, menunjukan makna hal yang banyak, menunjukan makna merendahkan sesuatu, dan menunjukan makna hal yang sedikit. Penentuan makna dari isim nakirah tersebut dapat dilakukan dengan melihat qarinah (petunjuk) baik berupa kata-kata tertentu ataupun kontek kalimat (siyaq al-jumlah). Semisal, kata benda yang berbentuk jamak bisa menunjukan makna banyak, dan kata tunggal (isim mufrad) menunjukan makna tunggal atau sedikit. Atau ketika mengetahui perendahan (at-tahqir) pada surat ‘Abasa ayat 18 dan 19. Karena penentuan makna diperoleh melalui ijtihad dengan memperhatikan petunjuk dan konteks kalimat, maka kadangkala terjadi perselisihan mengenai maknanya atau bahkan diperoleh makna ganda pada kata tertentu. Semisal kata شَيْئًا (sesuatu) pada surat Ali Imran ayat 76 yang memiliki makna menyedikitkan (at-taqlil) sekaligus merendahkan (at-tahqir).
Dinar : Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam memnuhi kebutuhannya. Manusia juga makhluk lemah yang tidak akan sempurna dalam mempertahankan kehidupan tanpa bantuan dan peranan orang lain dalam hidupnya. Tentunya hal semacam ini berlaku dalam segala hal, termasuk dalam pemenuhan rezeki. Banyak cara yang dilakukan Allah SWT. dalam menyampaikan rezeki pada hamba-Nya. Diantaranya adalah melalui disyariatkannya praktik transaksi hutang piutang sebagai salah satu aspek pemenuhan hajat hidup manusia. Dalam tulisan ini, penulis berusaha mengupas tafsir al-Qur’an terkait masalah hutang piutang ini, yaitu surat al-Baqarah ayat 282. Metode yang digunakan dalam menganalisis tafsir ayat di atas adalah metode tafsir maudlu‟i (tematik) dekan pola analisa studi komparatif kitab tafsir al-Maraghi karya Mustafa Al-Maraghi dan tafsir Al-Mishbah karya ulama Indonesia yaitu Prof. Dr. M Quraisy Shihab. Kedua kitab tersebut sangat populer dan menjadi rujukan umat Islam dalam menggali d...
2014
Skripsi ini berjudul “ MAKNA AL - NISĀ’ DAN AL - MAR’A Ḧ DALAM AL - QUR’ĀN (Tinjauan Terhadap Tafsīr al - Munīr ) ,” penulis tertarik mengkaji tema ini karena pembahasannya berhubungan langsung dengan urusan manusia khusunya perempuan baik dalam urusan individu maupun sosial. Sehingga, penulis merasa tema ini penting untuk dikaji. Berbicara tentang perempuan tentunya topik yang sudah tidak asing lagi. Bahkan, dalam al - Qur’an sendiri dijadikan pembahasan secara khusus sesuai dengan nama surahnya yakni sur ah al - Nisā . Selain itu, yang tidak kalah menariknya adalah di samping menggunakan lafaz al - Nisā , al - Qur’an juga mengggunakan lafaz al - Mar’a ḧ ketika membahas tentang perempuan. Hal ini tentunya mengandung penjelasan yang berbeda baik itu fungsi maupun peran annya. Dengan demikian, untuk mendukung dan mempermudah dalam memahami makna lafaz al - Nisā dan al - Mar’a ḧ dalam al - Qur’an tentunya dibutuhkan kajian secara khusus melalui penafsiran. Dalam hal ini penulis memili...
Rizqa Hidayah, 2024
Hermeneutika al-Qur’an merujuk pada pendekatan intrepretasi yang digunakan untuk memahami teks suci al-Qur’an. Sementara tafsir Nusantara mencerminkan intrepretasi yang khas dari ulama dan cendikiawan di wilayah Nusantara. Artikel ini menganalisis prinsip dasar hermeneutika al-Qur’an dan memaparkan pengaruhnya dalam pemehaman al-Qur’an di Nusantara. Selain itu, artikel ini menyoroti metode intepretasi yang digunakan dalam tafsir Nusantara seperti pendekatan linguistik, historis, dan kontekstual. Melalui penelusuran sejarah dan analisis kontemporer selain itu juga, artikel ini mengeksplorasi relevansi da dampak tafsir Nusantara dalam konteks sosial dan budaya. Kata Kunci: Hermeneutika al-Qur’an, Tafsir Nusantara, Interepretasi.
Mukjizat Allah yang diberikan oleh Nabi Muhammad Saw yang berupa Al-Qur’an dan merupakan kitab suci umat islam. Yang mana kemukjizatan Al-Qur’an ini masih diberlakukan sampai saat ini tidak seperti mukjizat-mukjizat lain yang hanya berlaku pada masanya saja. Kemukjizatan Al-Qur’an yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad, merupakan salah satu bukti akan kenabian Nabi Muhammad dan bukti akan kebenaran ajaran Islam.
Masjid memainkan peranan penting untuk mempersatukan kaum Muslimin dan mengeratkan hubungan persaudaraan sesama Islam dan penyebaran dakwah termasuklah Masjid Al-Azhar. Masjid ini merupakan masjid yang aktif dan cukup berperanan dalam program pengimarahan. Oleh itu kertas kerja ini membincangkan sejarah masjid al-Azhar dan peranannya. Metode penyelidikan yang telah digunakan adalah metode dokumentasi, kepustakaan dan pemerhatian. Dapatan kajiannya menunjukkan bahawa masjid sebagai tempat tumpuan dan cukup berperanan dalam masyarakat. Masjid Al-Azhar merupakan masjid yang aktif menganjurkan pelbagai program pengimarahan bukan sahaja kepada pelajar-pelajar KUIS tetapi juga masyarakat sekitar, antara peranannya adalah menghidupkan budaya ilmu, pusat ibadah, pusat kebajikan, amar makruf nahi mungkar dalam merealisasikan sebagai pusat penyebaran dakwah
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
JURNAL DIALOKA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Dakwah dan Komunikasi Islam
AL ITQAN Jurnal Studi Al-Qur'an, 2015
Novi Ageng Kartika, 2021
Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah, 2017
Syaikhuna: Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam , 2020
QOF, Vol. 1, No. 1, 2017