Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
21 pages
1 file
PENDAHULUAN Ada beberapa faktor mengapa metodologi studi islam hadir di Perguruan Tinggi Agama Islam. Tradisi kajian-kajian keislaman secara sejarah berakar yang sangat panjang tidak bisa diletakkan adanya persinggungan antara islam dan kristen. Bagi orang kristen dulu kajian ke-islaman untuk menunjukkan bahwa agama kristen yang paling benar di bandingkan agama lain. Hal ini terlihat dari hasil karya dan kajian yang dilakukan untuk menyudutkan umat islam seperti yang pernah dilakukan oleh seorang teolog kristen ST.Jhon asal Damaskus.Tokoh ini mempelajari islam baik dari alquran maupun sunnah-sunnah dengan bahasa Arab dan bahasa Yunani. Semua karya-karya ke-islaman merupakan polemik teologis,dan tidak satupun merupakan perdebatan politik. Karya S.T. Jhon yang lain adalah Dispution Between a saracen and a Cristian, jhon juga menunjukkan sikap tendisius sangat tampak pada tahap ini karena mereka berjalan atas landasan keyakinan kristiani maka subjektivitas sangat
Pendidikan Islam merupakan suatu hal yang paling utama bagi warga suatu negara, karena maju dan keterbelakangan suatu negara akan ditentukan oleh tinggi dan rendahnya tingkat pendidikan warga negaranya. Salah satu bentuk pendidikan yang mengacu kepada pembangunan tersebut yaitu pendidikan agama adalah modal dasar yang merupakan tenaga penggerak yang tidak ternilai harganya bagi pengisian aspirasi bangsa, karena dengan terselenggaranya pendidikan agama secara baik akan membawa dampak terhadap pemahaman dan pengamalan ajaran agama. Pendidikan Islam bersumber kepada al-Quran dan Hadis adalah untuk membentuk manusia yang seutuhnya yakni manusia yang beriman dan bertagwa terhadap Allah Swt, dan untuk memelihara nilai-nilai kehidupan sesama manusia agar dapat menjalankan seluruh kehidupannya , sebagaimana yang telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya, demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. atau dengan kata lain , untuk mengembalikan manusia kepada fitrahnya, yaitu memanusiakan manusia ,supaya sesuai dengan kehendak Allah yang menciptakan sebagai hamba dan khalifah di muka bumi. Sejarah pendidikan Islam pada hakekatnya sangat berkaitan erat dengan sejarah Islam. Periodesasi pendidikan Islam selalu berada dalam periode sejarah Islam itu sendiri. Secara garis besarnya Harun Nasution membagi sejarah Islam ke dalam tiga periode. Yaitu periode Klasik, Pertengahan dan Modern. Kemudian perinciannya dapat dibagi lima periode, yaitu: Periode Nabi Muhammad SAW (571-632 M), periode Khulafa ar Rasyidin (632-661 M), periode kekuasaan Daulah Umayyah (661-750 M), periode kekuasaan Abbasiyah (750-1250 M) dan periode jatuhnya kekuasaan khalifah di Baghdad (1250-sekarang). Pendidikan Islam di zaman Nabi Muhammad SAW merupakan periode pembinaan pendidikan Islam, dengan cara membudayakan pendidikan Islam
Di dalam kitab aslinya sebenarnya masih tersisakan pembahasan seputar ilmu hadits. Tapi mengingat topik semacam itu telah banyak tersebar di masyarakat, yang pembahasannya terbilang lebih lengkap, maka kami beranggapan bahwa penerjemahan seputar ilmu hadits tersebut—dari kitab aslinya—belumlah diperlukan. [Penerjemah] (File ini: #1 tidak sama dengan edisi cetaknya (asli), baik dari konten maupun lay out; #2 tidak bisa dijadikan rujukan pustaka) ~ agungwi.wordpress.com ~
Abstract The writing of this scientific article aims to describe the Urgency of Interdisciplinary Islamic Studies in the Millenial Era, which is to understand and deepen the teachings of Islam to be implemented and properly practiced, both as a text tradition, and as a social reality of the present, with the approach of various disciplines . The methodology used in writing this scientific article is a research methodology using literature review. Literature review is one type of qualitative research that contains descriptions of theories, findings, and other research materials derived from reference materials to be the basis of research activities to develop a clear frame of mind from the formulation of the problem to be studied. The research findings show that Interdisciplinary Islamic Studies in the Millenial Era is where Islamic studies that have been equipped with various scientific perspectives, it is important to see the truth of Islam comprehensively, but equally important, is how the results of the study can be accepted by the Millenial generation , not only as the embodiment of a religious study, but arousing a sense of participation in conducting Islamic Studies through various disciplines (Interdisciplinary). Keywords: Islamic Studies, Interdisciplinary, Millenial
yang telah dilimpahkan kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan judul Aspek Ibadah, Latihan Spiritual dan Ajaran Moral dalam Islam.
Musbihin, 2021
Hamid, A. GLOBALISASI DAN TANTANGAN DAKWAH. Hamid, A. (2016). Dakwah dalam Perspektif Paradigma Tradisionalisme dan Reformisme. Kordinat: Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam, 15(1), 89-104. Hamid, A. (2017). SYIAH ANTARA PARADIGMA DAN PROBLEMATIKA MASYARAKAT MADANI. Al-Risalah: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, 8(2), 59-85.
Dunia modern atau orang-orang bilang zaman kekinian sangat berbeda dengan masa lampau. Orang yang hidup di zaman modern terkadang tidak memiliki batas ruang dan waktu yang membuat manusia semakin kompleks. Manusia cenderung mengikuti zaman dan meninggalkan segala hal yang berbau ‘kuno’. Hal tersebut berimplikasi terhadap disiplin ilmu pengetahuan yang dianggap ketinggalan zaman oleh sebagian orang. Salah satunya adalah disiplin ilmu agama. Sebagian orang beranggapan bahwa agama adalah sebuah peradaban dan ilmu kuno yang tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah terkini. Mereka berprasangka bahwa masalah kontemporer hanya dapat dipecahkan dengan ilmu pasti dan ilmu yang rasional. Semua pemikiran ilmiah saat ini lebih mengedepankan keilmuan yang rasional dan keilmuan yang menguntungkan bagi individu atau bagi keilmuan itu sendiri. Sedikit pemikiran yang mengkolaborasikan antara ilmu dengan agama. Saat itu agama dipandang suatu hal kurang penting dan lebih mengunggulkan ilmu pengetahuan di atas segalanya. Salah seorang filusuf Islam kenamaan bernama Seyyed Hussein Nasr datang dengan pemikirannya yang berdeda dengan lainnya. Dia merangkum kedudukan ilmu pengetahuan, khususnya dalam Islam. Pemikirannya saat itu bahwa ilmu pengetahuan dan seni dalam Islam berdasarkan atas tauhid yang menjadi inti dari wahyu Islam. Dengan demikian, menurut Nasr, seluruh ilmu pengetahuan tidak terlepas dari kuasa pencipta. Dengan kata lain studi Islam dapat memecahkan masalah terkini dalam kajian Islam Kontemporer. Kajian Islam kontemporer mengkolaborasikan ilmu pengetahuan dan ilmu keislaman. Artikel ini membahas kajian keislaman kontemporer dalam era modernitas. Selain karena latar belakang studi penulis yang berasal dari bidang disiplin ilmu keagamaan, juga karena banyaknya ilmu pengetahuan modern yang meninggalkan agama sebagai pondasi keilmuannya.
Islam merupakan agama yang terakhir sebagai penutup semua agama yang telah ada. Islam merupakan rahmatanl lil 'alamin untuk semua umat. Untuk mengetahui Islam lebih mendalam maka muncullah ilmu yang dinamakan studi Islam, di dalam studi Islam sendiri pasti menimbulkan berbagai permasalahan yang umum salah satu diantaranya adalah pendekatan dalam studi Islam 1 .
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
ANNA MAHARANI BR. LUBIS, 2021