Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
156 pages
1 file
It is difficult to say that the diversity in using a language by men and women is just caused by their sexual difference. The fact show that the factor of social and culture plays more important role and determines how men and women should speak. There are, at least, three factors that influence in transforming the difference of language expression, that is, the domination or power, the different way of treating men or women, and socialization. Because of these factors, we find out some expressions, in English language, which represent gender inequalities; e.g., asymmetric marked and unmarked term, and semantical derogation. Keywords: Language expression, gender, and social-culture.
Prosiding Seminar Nasional Sosiolinguistik-dialektologi FIB, 2015
Banyak kalangan dari bangsawan sampai cendekiawan jatuh hati untuk menggeluti islam. Bukan saja melalui histories of islam juga doktriner semata, melainkan segala hal menjadi bagian dari islam yang merambah ke segala aspek kehidupan bukan saja umat muslim tetapi semua umat manusia dari mulai petunjuk jati diri suatu individu sampai menjadi bagian modernisasi dunia baru. Ajaran yang baik tidak terkontaminasi oleh unsur lain hingga akhir zaman. Permasalahan gender dewasa ini semakin gencar diperbincangkan di berbagai lapisan masyarakat. Sebagai bentuk protes yang dilakukan untuk menghapuskan ketimpangan gender yang terus berdampak pada kaum perempuan karena cap hitam pada perempuan. Kesetaraan gender terkait dengan ajaran islam yang dikaji sedemikian rupa tetap ada pembatas antara seorang laki -laki dan perempuan. Perempuan selalu menjadi tranding topic dalam pembahasan gender karena perempuan yang banyak dirugikan. Dengan pendidikan yang di perlukan, islam mewajibkan semua manusia agar menuntut ilmu dalam alur pendidikan karena dengan berilmu ibadah seseorang akan jauh lebih sempurna dari pada orang yang tidak berilmu. Itulah mengapa pendidikan dalam islam sangat diwajibkan, bahkan barang siapa yang pergi menuntut ilmu sama halnya dengan berjalan dijalan Allah. Abstract Many of the nobility to fall in love to wrestle scholars of Islam. Not only through the histories of Islam too doctrinaire alone, but all things being part of Islam penetrated into all aspects of life not only Muslims but all humanity from start to guide the identification of the individual to be part of the modernization of the new world. The good teaching is not contaminated by other elements until the end of time. Gender issues nowadays more intensively discussed at various levels of society. As a form of protest that is done to eliminate gender disparities that continue to impact on women because the black cap on a woman. Gender equality is associated with the teachings of 1
pdf.usaid.gov
Publikasi buku ini didukung oleh United States Agency for International Development. Opini yang dikemukakan di dalam buku ini merupakan opini (tim) penulis dan tidak berarti mencerminkan pandangan U.S Agency for International Development. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi: International Catholic Migration Commission (ICMC) Jl. Terusan Hang Lekir I/No. 5, 2003 ii Kata P Kata P Kata P Kata P Kata Pengantar engantar engantar engantar engantar Begitu banyak pihak yang telah membantu pembuatan buku ini, sehingga tidak mungkin untuk menyebutkan nama mereka satu per satu. Namun bagaimana pun juga, ada beberapa orang yang layak untuk disebutkan secara khusus atas kontribusi mereka yang substansial. Ucapan terima kasih kepada Dian Heryasih, Martha Widjaya, dan Sulistyowati atas upaya mereka yang tak mengenal lelah dalam mencari materi untuk latar belakang dan dalam memperoleh berbagai dokumen dan informasi. Ucapan terima kasih khusus juga disampaikan kepada Marjon Kuijs atas bantuannya dalam menulis dan menyunting banyak studi kasus yang dimuat dalam laporan ini; dan kepada Jeremy Gross untuk menuliskan bagian mengenai konteks ekonomi dan sosial. Terima kasih kepada banyak staf yang berdedikasi di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Kementerian Koordinator untuk Kesejahteraan Rakyat atas tanggapan mereka yang antusias terhadap isu perdagangan perempuan dan anak serta dukungan mereka terhadap program ICMC dan ACILS.
Refandi Alfian Eka Putra
Kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia merupakan masalah kompleks yang membutuhkan perhatian serius dan pendekatan multidimensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia dari perspektif hukum, dengan menggunakan metode normatif dan yuridis. Penelitian ini mengkaji kerangka hukum yang ada, implementasinya, serta tantangan dan peluang dalam upaya penghapusan kekerasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kerangka hukum yang cukup komprehensif, termasuk UU PKDRT, UU Perlindungan Anak, KHUP dan ratifikasi konvensi internasional seperti CEDAW. Namun demikian, penegakan hukum masih menghadapi berbagai kendala, termasuk kurangnya pemahaman aparat penegak hukum, keterbatasan sumber daya, dan hambatan sosial budaya. Penelitian ini mengidentifikasi dampak multidimensi dari kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk aspek kesehatan, psikologis, sosial, dan ekonomi. Penelitian ini juga merekomendasikan serangkaian langkah strategis, termasuk reformasi hukum, peningkatan kapasitas aparat penegak hukum, perluasan layanan dukungan korban, dan penguatan upaya pencegahan melalui pendidikan dan kampanye kesadaran publik. Koordinasi yang lebih baik antara berbagai pemangku kepentingan juga ditekankan sebagai kunci keberhasilan dalam mengatasi masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia. Kata kunci: kekerasan terhadap perempuan dan anak, hukum Indonesia, implementasi hukum, pencegahan kekerasan, perlindungan korban ABSTRACT Violence against women and children in Indonesia is a complex issue that requires serious attention and a multidimensional approach. This study aims to analyze the phenomenon of violence against women and children in Indonesia from a legal perspective, using normative and juridical methods. This study examines the existing legal framework, its implementation, as well as the challenges and opportunities in efforts to eradicate violence. The results of the study show that Indonesia has a fairly comprehensive legal framework, including the PKDRT Law, the Child Protection Law, the KHUP and the ratification of international conventions such as CEDAW. However, law enforcement still faces various obstacles, including lack of understanding by law enforcement officials, limited resources, and sociocultural barriers. This research identifies the multidimensional impact of violence against women and children, including health, psychological, social, and economic aspects. The study also recommends a series of strategic
`Gender` got a big attention in Indonesia. In another word, gender have become `a big industry` in contemporer Indonesian social history. But, how exactly the perception about women in theoritical analysis ? In this two decade, a paradigm changing process happen through a long debate in feminism movement, between opinion that focus on women problems and opinion that focus on system and people structur which based on gender analysis.
The existence of women's magazine expected as medium to give new spirit through article presentation that empower woman position on public domain. However, the reality is reversed. Those presentation and ideas contain tend to establish women's magazine as lifestyle shaper and place woman as market for a variety of product.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Pelatihan Gender Analysis Pathways (GAP), 2003
Perundungan, 2023
al-Iltizam/IAIN Ambon, 2016