Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2019
…
7 pages
1 file
2019
1. PENGENALAN Pada era globalisasi ini, literasi media digital bukanlah satu perkara yang asing lagi semua lapisan masyarakat. Hal ini demikian kerana, kemajuan teknologi media telah berkembang dan menguasai dunia dengan berleluasa. Masyarakat kini telah terdedah dengan teknologi media yang hanya terletak di hujung jari mereka sahaja kerana bagi mereka teknologi moden sekarang terlalu canggih dan moden. Hal ini terbuktilah bahawa masyarakat membesar dengan teknologi yang saban hari semakin moden dan canggih. Oleh itu, keadaan sebegini sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat apabila mereka terdedah dengan pengaruh teknologi media ini. Setiap masyarakat telah menerapkan budaya teknologi ini pada diri mereka. Sebagai contoh, penggunaan gajet seperti telefon bimbit yang semakin berleluasa dalam kalangan masyarakat bukanlah suatu perkara yang begitu asing malah masyarakat kini sedang berlumba-lumba untuk memakai telefon bimbit yang canggih. Teknologi media yang semakin moden ini berhubung kait dengan komunikasi antara masyarakat kerana teknologi yang moden ini telah menghasilkan pelbagai cara masyarakat untuk berinteraksi antara satu sama lain. Sebagai contoh, gajet yang dihasilkan seperti telefon bimbit menghubungkan masyarakat melalui aplikasi "WhatApps dan Facebook". Hal ini memudahkan masyarakat untuk berinteraksi antara satu sama lain walaupun berjauhan kerana teknologi dalam aplikasi ini merentasi sempadan dunia yang boleh menghubungkan semua masyarakat di dunia. Dengan keadaan sebegini juga, masyarakat boleh memperolehi pelbagai maklumat mengenai isu semasa di seluruh dunia dengan pantas. Sehubungan dengan itu, masyarakat seharusnya mengambil berat tentang kepentingan literasi media digital yang banyak memberi manfaat dalam pelbagai aspek. Literasi berasal daripada perkataan Inggeris iaitu Literacy yang membawa pengertian kemampuan seseorang untuk menulis dan membaca semasa mengolah dan memahami sesuatu maklumat yang disampaikan. Literasi perlu ditingkatkan dalam setiap lapisan masyarakat kerana seseorang itu juga mempunyai hak untuk mempelajari sesuatu sepanjang hayat mereka. Dalam kamus Online Merriem-Webster ada menyatakan bahawa literasi itu bukan sahaja meliputi kemampuan dan keupayaan membaca dan menulis tetapi secara amnya literasi adalah kemampuan untuk mengenali dan mentafsir idea yang akan disampaikan melalui visual seperti dalam lukisan dan juga gambar. Mc Cannon (2002) ada mengatakan bahawa literasi media digital sebenarnya satu kemahiran atau kemampuan yang berkesan untuk memahami sesuatu idea yang disampaikan 1
KEPENTINGAN LITERASI MEDIA MASSA
Di era globalisasi saat ini, pemahaman generasi muda tentang realitas kehidupan sehari-hari bisa dicapai melalui media massa, termasuk informasi atau pemahaman tentang konflik dalam masyarakat. Media massa memiliki kemampuan untuk membangun pencitraan dalam benak generasi muda serta membentuk pendapat dan persepsi mereka. Media melalui isi pesan melaksanakan strategi pembingkaian, yang menyoroti aspek-aspek tertentu dan mengabaikan aspek-aspek lain dalam memandang kenyataan. Isi pesan media massa sangat tergantung pada ekonomi mereka serta kepentingan ideologis mereka. Strategi media diimplementasikan secara halus agar tidak disadari oleh publik khususnya generasi muda. Kekuatan komunikasi media massa tidak ada tandingannya. Tidak seorang pun di dunia ini mampu menghindar media, walau sesibuk apa pun individu yang bersangkutan. Tak pelak lagi, media massa menjadi ”soko guru” yang patut digugu dan ditiru. Kehebatan lain dari media massa ini adalah terjadinya pergeseran arus budaya massa dari proces society menjadi instant society dalam pengambilan keputusan baik ideologi, politik maupun budaya. Media massa mampu membangkitkan rasa duka sekaligus suka bagi seluruh masyarakat dunia termasuk Indonesia dengan berbagai alasan yang jelas. Media massa lahir atas kreativitas dan intelektualitas manusia. Salah satu elemen penting yang mengiringi media massa adalah pesan komunikasi massa budaya manusia. Kenyataan bahwa isi pesan media massa sering begitu halus sehingga tidak disadari khususnya oleh generasi muda, mendorong munculnya kebutuhan akan Literasi Media sebagai metode atau langkah-langkah untuk memecahkan masalah ini. Literasi Media adalah kemampuan untuk mengkritik isi media dan memiliki pemahaman penuh tentang realitas. Untuk mengembangkan keterampilan generasi muda agar menjadi kritis terhadap isi media massa serta mengembangkan pemahaman tentang konsep keberagaman dan toleransi dalam masyarakat. Salah satu definisi yang popular menyatakan bahwa literasi media adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan isi pesan media. Dari definisi itu dipahami bahwa fokus utamanya berkaitan dengan isi pesan media. Di Indonesia, kegiatan literasi media lebih didorong oleh kekhawatiran bahwa media dapat menimbulkan pengaruh negatif. Mereka yang prihatin dengan pola interaksi anak dengan media dan prihatin dengan isi media yang tidak aman dan tidak sehat biasanya berasal dari kalangan orangtua, guru, tokoh agama, LSM yang peduli dengan perlindungan anak, perguruan tinggi, kelompok mahasiswa, dan sebagainya. Mereka berusaha keras menemukan cara-cara yang bisa diterapkan dalam mengurangi jam anak menonton TV, memilih tayangan, melakukan pendampingan yang benar, dan melakukan sosialisasi melalui berbagai forum.
2017
Masyarakat Indonesia sudah masuk dalam tahapan masyarakat informasi. Masyarakat informasi memiliki ciri utama yaitu aktif mengakses informasi. Berbagai macam media komunikasi dari model lama hingga media baru menuntut khalayak untuk bisa cerdas melakukan literasi. Khalayak aktif muncul karena sifat media komunikasi yang semakin interaktif. Semakin kompleks keunggulan suatu media, maka semakin banyak perhatian dan verifikasi yang perlu dilakukan agar tidak mudah disesatkan oleh berita-berita yang tidak bertanggung jawab. Banyak jurnalis bermunculan, mereka adalah orang-orang biasa, mereka bebas dengan opininya, namun mereka juga berupaya untuk memberi pengaruh kepada khalayak. Sehingga semakin beragamnya suber informasi menuntuk seseorang harus lebih peka terhadap informasi yang terimanya yaitu dengan mengembangkan kemampuan literasi. Kemampuan literasi kini menjadi mutlak dilakukan agar terhindarkan dari maksud-maksud tersembunyi yang dapat membawa dampak buruk bukannya mendapat fae...
This paper describes the conceptualization of media literacy that is used by media literacy activists in Indonesian context. In addition, this paper draws a map of media literacy actors, beneficiaries, strategies, and challenges. Using focus group discussion, data was gathered from media literacy activists in Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, and Surabaya – five capital cities with high media penetration. The result showed that each institution in each area has developed media literacy activities according to local context. They define media literacy as the ability to use media critically. Most of media literacy actors are from academic or NGO backgrounds, who emphasize more on children and young people as their beneficiaries. Promoting media literacy is still seen more as an effort to protect than to empower the audience.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Ultimacomm, 2016
Public Administration Journal of Research, 2020
Sovi Mahalaxmi Dewi, 2023
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 2022
mohd saffwan ( BA19110075), 2019