Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2018, JOKO LELONO
…
21 pages
1 file
Sentralitas Kristus dalam kekristenan mulai memudar seiring berkembangnya kaum pluralis yang menyatakan penolakkannya terhadap semua klaim agama yang bersifat eksklusif, absolute, unik dan final. Pluralisme menolak konsep kefinalitasan eksklusivisme yang normative dan keunikan Yesus Kristus. Menurut kaum pluralis kebenaran-kebenaran dalam agama dan tentang agama adalah relative. Tujuan kaum pluralis ini adalah untuk membangun dialog dengan agama-agama lain dan menyatakan bahwa keselamatan ada dalam semua agama. Kristus adalah salah satu keselamatan tersebut, namun hal ini menyebabkan bahwa keselamatan di dalam Kristus tidaklah mutlak dan absolute.
Kristologi adalah Doktrin tentang Kristus. Setiap orang Kristen perlu mempelajari tentang Doktrin ini. Dari pelajaran ini kita mengharapkan respon yang benar akan lahir dari pengenalan yang benar kepada Kristus. Tuhan Yesus secara khusus pernah bertanya kepada murid-murid tentang siapakah Dia sebenarnya . Pertanyaan itu begitu penting agar para murid tidak salah menilai tentang siapakah Dia. Sering sekali manusia kecewa karena gagal mengenali Yesus. Pengenalan yang benar akan Kristus melahirkan ibadah dan penyembahan yang benar akan Dia. (2 Tim. 1:12) Secara umum jika kita mempelajari doktrin ini maka kita akan belajar tentang tiga pokok utama yaitu : Ke-Allah-an, Ke-Manusia-an dan Karya-karya Yesus Kristus. Tentang Karya Kristus, karena topik ini begitu luas maka Karya-Nya terutama dalam Keselamatan di bahas secara khusus dalam Soteorologi dan tentang kedatangan-Nya yang kedua dalam Eskatologi.
Istilah multikulturalisme mengandung dua pengertian, yaitu multi yang berarti "plural" dan kulturalisme, yang berarti "budaya". Istilah plural mengandung arti "berjenis-jenis", sedangkan istilah pluralisme berarti "di satu sisi pengakuan akan adanya hal yang berjenis-jenis, tetapi sisi lain pengakuan tersebut memiliki implikasi politis, sosial, ekonomi dan budaya". Dengan demikian, di dalam pengertian multikulturalisme, ada dua ciri utama yang harus dimunculkan: pertama, kebutuhan terhadap pengakuan (the need of recognition); dan kedua, legitimasi atas keragaman budaya. Dengan kata lain, multikulturalisme adalah sebuah paham yang menghendaki adanya pengakuan dan perlakuan yang sama terhadap berbagai keragaman budaya. Secara lebih teknis, istilah multikulturalisme dapat dijelaskan sebagai "sejumlah prinsip, kebijakan dan praksis untuk mengakomodasi keberagaman sebagai bagian yang sah dan tak terpisahkan dari suatu masyarakat". Artinya, paham multikulturalisme menujuk pada upaya untuk menciptakan, menjamin dan mendorong pembentukan ruang publik yang memungkinkan beragam komunitas dan budaya bisa tumbuh berkembang sesuai dengan kemampuan dan jangkauan langkah masing-masing. Dengan demikian, inti dari multikulturalisme adalah kebijakan publik yang mendorong semua kelompok budaya dalam masyarakat untuk bersedia menerima dan memperlakukan kelompok lain secara sederajat tanpa memedulikan perbedaan budaya, etnis, gender, bahasa maupun agama. Kemunculan multikulturalisme diawali oleh gagasan mengenai perlunya hubungan yang lebih menusiawi dalam relasi kelompok beragam budaya. Gagasan tersebut berpusat pada memperlakukan berbagai kelompok budaya secara sederajat, baik dalam hubungan antar individu amupun antar kelompok. Multikulturalisme tidak dapat disamakan begitu saja dengan pengertian
Sebuah bab dalam buku berjudul "Politik Identitas dan Masa Depan Pluralisme Kita", ed. Ihsan Ali Fauzi dan Samsu Rizal Panggabean, 2010
Jurnal Teruna Bhakti, 2018
Leadership is an activity that involves the leaders of where, when, and what he does. In many areas, leadership is a crucial activity advance and retreat of an organization or institution. The same thing happened with the Christian leadership, which is an activity Christian leaders wherever located. In the context of Indonesia's leadership in plural, it takes a complete leader and integrity. A leader who visoner, biblical; means to have the basics of leadership according to the Bible, which is the word of God which is the handle of a Christian leader.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 Torok menurut masyarakat manggarai -Nusa Tenggara Timur A. Pengantar: Kabupaten Manggarai ini ada di dalam wilayah propinsi Nusa Tenggara Timur. Nama Pulau Flores berasal dari Bahasa Portugis "Copa de Flores" yang berarti " Tanjung Bunga". Nama Manggarai ini diberikan oleh S.M.Cabot untuk menyebut wilayah paling timur dari Pulau Flores. Nama ini secara resmi dipakai sejak tahun 1636 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Hendrik Brouwer. Nama Flores sudah dipakai hampir empat abad. Sejarah masyarakat Flores menunjukkan bahwa pulau ini dihuni oleh berbagai kelompok etnis. Masing-masing etnis menempati wilayah tertentu lengkap dengan pranata sosial budaya dan ideologi yang mengikat anggota masyarakatnya secara utuh. Ditinjau dari sudut bahasa dan budaya, etnis di Flores adalah sebagai berikut: Etnis Manggarai -Riung (kelompok ini memiliki bahasa Manggarai, Pae, Mbai, Rajong, dan Mbaen) Etnis Ngadha-Lio (terdiri dari kelompok bahasa-bahasa Rangga, Maung, Ngadha, Nage, Keo, Palue, Ende dan Lio) Etnis Mukang (meliputi bahasa Sikka, Krowe, Mukang dan Muhang) Etnis Lamaholot (meliputi kelompok bahasa Lamaholot Barat, Lamaholot Timur, dan Lamaholot Tengah) Etnis Kedang (yang digunakan di wilayah Pulau Lembata bagian selatan) Pada zaman reformasi, Manggarai mengalami perubahan, dengan melakukan pemekaran wilayah menjadi Manggarai dan Manggarai Barat. Perubahan ini terjadi pada tahun 2003. Pemekaran wilayah ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga secara historis antara masyarakat Manggarai dan Manggarai Barat tidak dapat dipisahkan diantara keduanya. Dalam masyarakat tradisional Manggarai termasuk Manggarai Barat terdiri dari 38
Topik percakapan gerejawi ini berbicara tentang Kristologi yang menjadi acuan hidup orang percaya. Karena di sinilah letak iman Kekristenan, yang menjadi titik sentral dan fondasi di dalam pengalaman religius baik personal maupun komunal. Setiap penghayatan dan perjumpaan tentang Yesus Kristus menjadi bagian yang penting di dalam respon atas keselamatan dan hidup yang kekal. Melalui iman kepada Yesus Kristus, manusia dapat memperoleh keselamatan yang kekal dan hidup di dalam nama-Nya (Yoh. 20 : 31). Melalui topik ini, kita berusaha untuk dapat mempertanggung jawabkan iman kita kepada jemaat dan masyarakat sekeliling kita. Penghayatan iman kita yang berkaitan dengan diskursus tentang Yesus, sangat sulit dimengerti oleh teman-teman beragama Islam. Lalu, Bagaimana kita menghayati Yesus di tengah konteks Islam ini? KRISTOLOGI ISLAM : DISKURSUS DOGMA, BUKAN HISTORIS Isa Al-Masih dan Ketuhanan-Nya di Al-Quran Di dalam Al-Quran, sura 112 Sura 112 (sura al-Ikhlas) berkata demikian: Katakanlah : Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan, yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan dan tidak seorangpun yang setara dengan Dia.
Abstrak: Salah satu issu penting yang kembali mencuat ke permukaan dalam era yang semakin mengglobal adalah tentang pluralism. Dalam Islam, sejak awal kehadiran-nya telah mengakui dan bahkan mempraktekkan kehidupan plural. Nabi Muhammad Saw. memperkenalkan suasana pluralisme ini sejak ia hijrah ke Madinah dimana di kota ini, kaum muslimin yang terdiri dari kelompok Muhajirin dan Anshar hidup berdampingan dalam keragaman dengan umat Yahudi dan Kristen yang telah lama eksis. Tulisan ini bertujuan hendak mengeksplorasi prinsip-prinsip pluralisme dalam Islam, dan bagaimana konsep ini kemudian menjadi elemen penting bagi kehidupan dunia modern. Abstract: Islam and the Ethics of Pluralism. One of the most important issues that reemerge in the globalized era is pluralism. In Isalm, since the beginning of its days acknowledges and even practice living in plurality. The prophet Muhammad has introduced this atmosphere since he moved to Medina where the Muslims constituting the Muhajirin and Anshar living together in harmony the Jews and Christians who had been living for quite a long time. This article is aimed at exploring some principles of Islam regarding pluralism as well as analyzing how this concept has become a significant element in modern world. Kata Kunci: Islam, etika pluralisme Pendahuluan Pluralisme merupakan suatu sensasi dunia modern yang menonjolkan kemerdekaan individu. Pluralisme tidak menekankan keberagaman semata karena ia lebih terkait pada mempertanyakan tradisi monopoli dari orang-orang, kelompok atau institusi tertentu dalam menetapkan nilai-nilai etika secara otoritatif. Dalam pengertian ini, pluralisme tidak menentang ide tentang kesatuan dan universalisme dengan dasar rasionalisme dan humanisme. Bahkan ia bertujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai tersebut dalam level transnasional dan global. Ini tidak berarti bahwa pluralisme mengabaikan nilai-nilai lokal dan agama. Faktanya, pluralisme mengambil legitimasi dan penerimaannya
N I M : 181124059 "Yesus dalam kebudayaan Timor (Belu)" YESUS SEBAGAI PUTERA ALLAH ATAU ANAK ALLAH KATA PENGANTAR :
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Sekolah Tinggi Teologi Global Glow Indonesia, 2016
Dedy Kristanto, 2019
Sesawi: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, 2021