Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
13 pages
1 file
Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki 2 macam objek, yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan
Seorang yang berfilsafat digambarkan oleh Jujun S. Suriasumantri seperti orang yang berpijak di bumi sedang tengadah memandang bintang-bintang di langit, dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi. Seorang yang berdiri di puncak bukit, memandang ke ngarai dan lembah di bawahnya, dia ingin menyimak kehadirannya dengan kesemestaan yang ditatapnya (Jujun Sriasumantri, 1996: 2). Seperti juga yang digambarkan oleh Harold H. Titus dan kawan-kawan, ketika ada pertanyaan seorang bocah berumur empat tahun yang menanyakan soal-soal luar biasa yang keluar dari mulutnya. Ia menanyakan "bagaimana dunia ini bermula?", atau "benda-benda itu itu terbuat dari apa?", atau "apa yang terjadi pada seseorang jika ia mati?" (Harold H. Titus dkk., 1984: 5).
Nafara Chairatin Nisa, 2021
Ada tiga hal yang menjadi alat bagi manusia untuk mencari kebenaran, yaitu filsafat, ilmu dan agama. Walaupun tujuan ketiga aspek ini untuk mencari kebenaran, namun ketiganya tidak dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang sama (sinonim). Secara umum, filsafat dianggap sesuatu yang sangat bebas karena ia berpikir tanpa batas. Sedangkan agama, lebih mengedepankan wahyu/ilham dari zat yang dianggap Tuhan. Segala sesuatu yang berasal dari Tuhan, dalam perspektif agama adalah sebuah kebenaran yang tidak dapat ditolak. Sedangkan ilmu adalah sebuah perangkat metode untuk mencari kebenaran. Antara filsafat dan Ilmu, sama-sama tidak memiliki tokoh sentral sebagaimana agama yang mensentralkan Tuhan. Dengan kata lain, dapat dikatakan setiap masalah yang dihadapi manusia, maka mereka akan menggunakan tiga macam alat untuk mencapai penyelesaiannya. Sebagian ahli agama menjadikan filsafat dan ilmu sebagai alat untuk mempertajam pemahaman terhadap agama, sehingga kebenaran terhadap agama semakin kuat.(Kurniawan, 2017
A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam Pembahasan pengertian filsafat pendidikan Islam ini sebagai pengantar pembahasan keseluruhan isi skripsi, dengan maksud memberi pemahaman dasar tentang filsafat pendidikan Islam. Secara terminologi filsafat berasal dari kata dalam bahasa Inggris philo dan sophos. Philo berarti cinta, dan shopos berarti ilmu atau hikmah.
Philosophy, 2017
Sejak zaman “Renaissance” yang memisahkan ilmu dengan pengaruh keagamaan, ilmu bergerak tanpa kendali dan kering dari rambu-rambu normatif. Namun, kecemasan muncul pada abad-20, karena ilmu berkembang pesat. Hasil ilmu yang berupa pengetahuan ilmiah dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk menghancurkan umat manusia. Seperti pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki. Aliran penalaran induktif atau empirisme yang hanya mengakui kebenaran ilmiah dapat dibuktikan dengan penalaran indrawi atau faktual. Kelompok ilmuwan ini mulai meragukan penalaran rasionalisme oleh filosof.
Dalam makalah ini akan membahas mengenai filsafat dalam ilmu-ilmu Islam. Filsafat dan agama merupakan dua hal berbeda, kebenaran dalam agama berasal dari Tuhan dan bersifat mutlak, sedangkan kebenaran dalam filsafat sifatnya relatif. Filsafat Islam merupakan hasil pemikiran manusia mengenai alam fisika, metafisika dan manusia yang mengaji permasalahan dalam kehidupan dengan berdasarkan pada prinsip ajaran agama Islam. Dalam Islam berkembang ilmu-ilmu sebagai hasil dari berfilsafat seperti ilmu kalam, tasawuf, dan ushul fiqih. Kata Kunci: Filsafat, Filsafat Islam, Ilmu-Ilmu Islam
2023
FILSAFAT, AGAMA dan TEKNOLOGI Dua buku menarik diterbitkan pada tahun 2014. Buku pertama berjudul Plato at The Googleplex dan ditulis oleh filsuf Amerika Rebecca Newberger Goldstein. Yang lainnya berjudul "Syntheism: Creation God in The Internet Age" dan ditulis oleh idola pop Swedia, musisi dan filsuf Alexander Bard. Dalam bukunya, Goldstein berusaha menunjukkan bahwa filsafat Plato masih relevan dengan banyak persoalan di masyarakat saat ini. Dia menceritakan kisah fiksi tentang percakapan
This paper discusses the relationship of philosophy, science and religion.
Jurnal Aspek Filsafat, 2023
Islamic philosophy is an in-depth study of aspects of human life based on the teachings of the Islamic religion. This philosophy includes an understanding of the nature of existence, the purpose of life, and the relationship between humans and God. Through tracing the Al-Quran and hadith, Islamic philosophy also develops concepts such as justice, ethics and epistemology which become the basis for Muslim behavior and thinking. In its development, Islamic philosophy has also made a major contribution to the development of science and culture in the Islamic world. Abstrak : Filsafat Islam merupakan kajian mendalam terhadap aspek-aspek kehidupan manusia yang didasarkan pada ajaran-ajaran agama Islam. Filsafat ini mencakup pemahaman tentang hakikat eksistensi, tujuan hidup, dan hubungan manusia dengan Allah. Melalui penelusuran terhadap Al-Quran dan hadis, filsafat Islam juga mengembangkan konsep-konsep seperti keadilan, etika, dan epistemologi yang menjadi landasan bagi perilaku dan pemikiran umat Muslim. Dalam perkembangannya, filsafat Islam juga telah memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan kultural di dunia Islam. Kata kunci : pemikiran rasional, keesaan allah, dan fitrah manusia. PENDAHULUAN Filsafat Islam merupakan teori pemikiran yang mempunyai akar sejarah yang kaya dan panjang. Menurut sejarah, filsafat berasal dari Yunani dan menjadi Philosophia, yang berasal dari kata Philos yang berarti cinta, dan Sophia yang berarti kebijaksanaan. Secara etimologis, ini adalah filosofi cinta dan kebijaksanaan. Ada filsafat Islam yang terkenal di dunia Islam. Pertanyaannya, apakah filsafat Islam merupakan produk umat Islam sendiri ataukah pemikiran Islam yang
Apakah Filsafat itu? Orang mengatakan bahwa filsafat "tidak membuat roti" dan ucapan ini sepenuhnya benar. Filsafat tidak memberikan petunjuk-petunjuk untuk mencapai taraf hidup yang lebih tinggi. sebenarnya jika didalam Filsafat anda mencari jawaban yang terakhir maka kita akan kecewa terhadap persoalan yang dihadapi. Dalam berfilsafat kita mulai menyusun sistem filsafat yang di dalamnya kita dapat menempatkan persoalan-persoalan yang dihadapai serta akan menemukan jawabannya. Dalam berfilsafat kita akan terbiasa mengadakan penalaran serta menyempurnakan pemikiran karena kita menyadari bahwa jawaban-jawaban kita tidak bersifat tetap dan belum tentu diterima oleh semua pihak. Filsafat membawa kita kepada pemahaman dan tindakan, meskipun filsafat "tidak membuat roti" namun secara sederhana tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini, menemukan hakekatnya, menertibkan dan mengatur semuanya ke dalam bentuk yang sistematis. Filsafat membawa kita kepada pemahaman, dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. Sebuah contoh klasik. pada sekitar tahun 399 SM, seorang filusuf bernama Socrates dihukum mati atas tuduhan merusak jiwa kaum muda Athena. Tetapi Socrates mempunyai banyak teman yang kaya yang mengambil keputusan, bahwa menurut hemat mereka sorates dihukum secara salah, mereka akan membantu untuk melarikan diri tetapi Socrates tidak mau melakukannya, kepada kawan-kawannya ia berkata, sebelum ia melakukannya perlu ditentukan
There are two main issues in this article, namely: firstly, is about major distinction of the concept of knowledge truth in philosophy and religion, and, secondly, is about relation between philosophy and religion. In the first issue, it is mentioned that although philosophy and religion are similarly in creation norms truth and false, but the both are differently in determining its criteria. Religion, on the side, determines these criteria based on wahyu (revelation), so it results the true or absolute truth. On other side, philosophy determines these criteria based on aql (reason), so it results the speculative or relative truth. While in the second issue, the article explains that to seek the truth of knowledge or the true knowledge, so philosophy can used really as a good tool to explain and support religion position. Whereas religion can used as a source to inspirited fervent and true philosophical thinking. Point of intersection of the both is its position in the same matter, namely: " the Ultimate Reality ". However, distinction of the both is not site in that matter of intersection, but it site in the way or method to research it. A. Pendahuluan Ketika membincangkan relasi antara filsafat dan agama maka hal yang menarik untuk kita tilik adalah bagaimana mencari titik temu antara filsafat dan agama itu sendiri. Mengapa? Salah satu sebabnya adalah bahwa kendati agama dan filsafat masing-masing berangkat dari titik pijakan yang berbeda, agama berangkat dari landasan keyakinan, sementara filsafat bermula dari keraguan dan kebertanyaan. Keraguan dan kebertanyaan yang menjadi ciri khas berfilsafat ini merupakan sebuah landasan yang berseberangan dengan keyakinan agama, namun keduanya memiliki fungsi yang sama sebagai pencari kebenaran. Perbedaan titik landasan inilah yang mengakibatkan adanya kecenderungan perkembangan yang diametral dan tidak saling menyapa antara 1 Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta DPK di UGM.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Alfi Nur Ilmi dan Suhariyanti, 2022