Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2017, contoh laporan prakerin
…
35 pages
1 file
Pendidikan merupakan tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan diperoleh untuk menghadapi tantangan yang ada sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu pendidikan hendaknya mengarah pada upaya pembentukan manusia yang tanggap terhadap lingkungan dan peka terhadap perubahan. Disamping itu, pendidikan juga diarahkan untuk meningkatkan potensi siswa sebagai subjek pembelajaran.
Industri perkebunan karet di Indonesia merupakan salah satu industri yang mendominasi lahan 3.621.587 ha yang tersebar diseluruh Indonesia dengan produksi mencapai 3.108.260 ton mengalami penurunan 2,6% dan produktivitas 1.036 kg/ha mengalami penurunan 2,79% (Badan Pusat Statistik, 2015).
Perkebunan di negara kita sangat berperan penting baik itu di bidang ekonomi maupun sosial karena dapat menghasilkan devisa yang cukup besar untuk membangun bangsa dan negara ini. Dari perkebunan dapat di hasilkan komoditi ekspor terbesar setelah sub sektor pertambangan minyak dan gas serta kehutanan, kita tidak dapat mengabaikan perananya di dalam negara karena selain merupakan sumber energi bagi industri pengolahan hasil perkebunan, juga dapat menyerap banyak tenaga kerja karena pada dasarnya yang dikelola adalah jenis tanaman yang sulit digarap secara mekanis terutama tanaman keras/tahunan. Hal ini memberi dampak yang positif bagi pelestarian alam sekitar (pengawetan tanah dan air) yang dapat menciptakan kehidupan sehat dan kawasan yang luas yang sangat penting. Pada kesempatan kali ini, perkebunan yang disurvey oleh kelompok kami adalah perkebunan kakao. Perkebunan kakao di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam kurun waktu 20 tahun terakhir dan pada tahun 2007 areal perkebunan kakao di Indonesia tercatat seluas 992.448 ha. Perkebunan kakao tersebut sebagian besar (89,45%)dikelola oleh rakyat dan selebihnya (5,04%) perkebunan besar negara serta (5,51%)perkebunan besar swasta. Dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia di mana bila dilakukan fermentasi dengan baik dapat mencapai cita rasa setara dengan kakao berasal dari Ghana dan keunggulan kakao Indonesia tidak mudah meleleh sehingga cocok bila dipakai untuk blending.
Lingkungan telah memberikan variasi morfologi dari tumbuhan berupa adanya perbedaan warna, hal ini selain dipengaruhi oleh lingkungan juga dipengaruhi oleh genetik. Pada tingkat genetik, sifat-sifat tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh sebuah lokus gen tetapi oleh banyak lokus gen. Diversitas
Disini saya ingin berbagi struktur sekaligus isi dari Laporan Prakerin mengenai Vsat, tetapi hanya dari bagian BAB 1 hingga Lampiran:) Terimakasih sudah berkujung, semoga bermanfaat:)
Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai produsen terbesar buah kakao karena sebagian besar lahan cocok untuk ditanami kakao. Buah kakao (Theobroma cacao) dikenal sebagai buah yang bijinya dijadikan sebagai bahan baku utama pembuatan coklat karena flavornya yang khas. Terdapat beberapa jenis buah kakao, diantaranya Forastero, Criollo, dan Trinitario. Masing-masing jenis buah kakao memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik secara fisik maupun kandungan kimianya. Biji kakao merupakan salah satu komoditi perdagangan yang mempunyai peluang untuk dikembangkan dalam rangka usaha memperbesar meningkatkan devisa negara serta penghasilan petani kakao. Produksi biji kakao di Indonesia secara signifikan terus meningkat, namun mutu yang dihasilkan sangat rendah dan beragam, antara lain kurang terfermentasi, tidak cukup kering, ukuran biji tidak seragam, kadar kulit tinggi, keasaman tinggi, cita rasa sangat beragam dan tidak konsisten. Hal tersebut tercermin dari harga biji kakao Indonesia yang relatif rendah dan dikenakan potongan harga dibandingkan harga produk sama dari negara produsen lain (Haryadi dan Supriyanto, 2001). Kualitas/mutu biji kakao sangat dipengaruhi oleh metode pengolahannya, mulai dari pemetikan buah, fermentasi, hingga pengemasan biji. Fermentasi yang optimal dan pengemasan maupun penyimpanan yang tepat dapat menghasilkan biji kakao yang bermutu tinggi, yaitu sesuai dengan SNI. Rendahnya kualitas biji kakao di Indonesia disebabkan karena kurangnya pengetahuan petani (terutama untuk kakao rakyat) dalam mengolah biji kakao basah menjadi biji kakao kering. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka pada praktikum ini dilakukan analisis mutu biji kakao meliputi adanya serangga hidup, kadar air biji, biji berbau asap abnormal/berbau asing, kadar kotoran, jumlah biji per 100 gram, dan jumlah biji slaty.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.