Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2019, S1 Farmasi STIKes Bhamada Slawi
ABSTRAK Bau badan dapat dialami oleh setiap orang dan dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti faktor genetik. Keringat yang dikeluarkan seseorang juga sangat terlibat dalam proses timbulnya bau badan. Penggunaan deodorant / anti-perspirant pada ketiak adalah alternative yang sering digunakan. Tawas merupakan deodoran antiperspiran tradisional, yang berfungsi untuk memperbaiki bau badan. Pada penelitian ini dibuat sediaan deodorant stick. Bahan-bahan yang digunakan adalah Tawas 20%, Cera alba 3%, Vaselin album 15%, Setil alkohol 20%,dan Oleum citrus. Sediaan dibuat sebnyak 20 gram. Formulasi sediaan diuji fisik dengan uji organoleptik, uji homogenitas, uji Ph, uji waktu leleh, uji titik lebur, dan uji prespiran. Semua Uji evaluasi dihasilkan uji yang sesuai standar kosmetik.
S1 FARMASI STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI, 2019
formulasi sediaan deodorant batang (stick) dengan bahan aktif tawas
kelompok 6, 2019
ABSTRAK Keringat merupakan hasil sekresi dari kelenjar-kelenjar yang bermuara pada kulit berupa sebum, asam lemak tinggi dan debris (pigmen yang terkumpul ; sisa hasil metabolisme pada kulit), oleh karena itu keringat dapat membantu terbentuknya produk yang berbau, hasil dekomposisi atau penguraian oleh bakteri. Bau badan lebih tercium pada daerah dengan kelenjar apokrin yang lebih banyak, seperti pada ketiak (aksila) dan daerah genital. Beberapa bakteri yang diduga menjadi penyebab bau badan tersebut diantaranya ialah Staphylococcus epidermidis, Corynebacteriumacne, Pseudomonas aeruginosa dan Streptococcus pyogenes. Bahan aktif yang digunakan untuk mencegah bau badan adalah bahan kimia dari tawas. Bahan-bahan pada yang digunakan pada deodorant stik ini adalah tawas 5%, cera alba 3%, PEG 4000 15%, minyak kelapa 10%, Stearyl alcohol 20%, minyak jeruk 5%, mentholum 0,4%, propilenglikol 15%, propyl paraben 4%, dan minyak jarak 20%. Formulasi sediaan deodorant stik diuji secara fisik diantaranya ada uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, dan uji antiperspirant. Dari hasil uji sediaan deodorant stick menghasilkan hasil yang memenuhi syarat. Kata kunci : Deodorant stick, Uji sediaan 1
STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi Program Studi Farmasi Program Sarjana, 2019
Keringat merupakan hasil sekresi dari kelenjar-kelenjar yang bermuara pada kulit dan merupakan sebum (zat berminyak yang diproduksi secara alami oleh tubuh), asam lemak tinggi, dan debris (pigmen yang terkumpul sisa hasil metabolisme pada kulit), maka keringat dapat membantu terbentuknya produk berbau hasil dekomposisi (penguraian) oleh bakteri. Bau badan lebih tercium pada daerah dengan kelenjar apokrin lebih banyak, seperti pada ketiak (aksila) dan daerah pubik. Beberapa bakteri yang diduga menjadi penyebab bau badan tersebut diantaranya ialah Staphylococcus epidermidis, Corynebacteriumacne, Pseudomonas aeruginosa dan Streptococcus pyogenes. Deodorant adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk menyerap keringat, menutupi bau badan dan mengurangi bau badan. Keunggulan deodorant stick berbentuk batang padat yaitu mudah diolesi dan merata pada kulit, memiliki bau yang sedap, terdadap stick yang transparan dan berwarna.
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)
Rasa percaya diri seseorang akan meningkat bila badannya berbau harum dan segar. Kebersihan dan bau badan merupakan hal penting dalam higienitas dan penampilan seseorang. Bau badan sangat berhubungan dengan sekresi keringat seseorang dan adanya pertumbuhan mikroorganisme. Deodorant stick merupakan kosmetika yang diformulasikan khusus untuk mengatasi bau badan, yang berfungsi untuk mengurangi keringat karena mengandung zat astringen dan antimikroba yang berguna mencegah pertumbuhan mikroba pada keringat. Salah satu tanaman yang berkhasiat obat dikenal dan digunakan oleh masyarakat ialah tanaman Teh (Camellia sinensis L) yang mengandung Tanin. Menurut Hara (1993) mengemukakan bahwa tanin dapat dipakai sebagai antimikroba, juga berkhasiat sebagai astringen. Ekstrak adalah suatu produk hasil pengambilan zat aktif dari tanaman menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian pelarutnya diuapkan kembali sehingga zat aktif ekstrak menjadi pekat. Sifat fisik dan karekteristik deodorant stick sanga...
FORMULASI SEDIAAN TABIR SURYA EKSTRAK AIR WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM FANNY KUSUMA 2443011030 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2015 v vi vii i ABSTRAK Formulasi Sediaan Tabir Surya Ekstrak Air Wortel (Daucus carota L.) dalam Bentuk Sediaan Krim FANNY KUSUMA 2443011030
Kelompok : Satu (Gelombang II) Anggota : 1. Aat Mujizat (13040001) 2. Dian Aida Ardi (13040008) 3. Latif Yudha Arditama (13040021) 4. Linda Kristianingsih (13040022) 5. Rahmawati (13040037) LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
S1 Farmasi STIKes Bhamada Slawi, 2019
Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) merupakan minyak dengan kandungan asam laurat yang tinggi. Asam laurat ini berfungsi untuk menghaluskan dan melembabkan kulit. Sehingga VCO cocok dijadikan sebagai bahan baku pembuatan sabun. Sabun mandi padat dipilih karena merupakan sediaan farmasi yaitu kosmetik yang sering dipakai masyarakat setiap hari untuk membersihkan kulit tubuh dari kotoran. Proses pembuatan VCO dengan metode pengasaman. Santan kelapa didiamkan 2 jam sehingga diperoleh krim santan. Penambahan asam asetat atau cuka makanan pada krim santan sampai diperoleh nilai pH 4,5. Didiamkan selama 24 jam hinga terbentuk 3 lapisan. VCO berada pada lapisan atas dengan rendemen 12,20% dan kadar air 1,99%. VCO tersebut kemudian digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun padat. Formulasi sabun padat mengunakan bahan VCO 10%, NaOH 10%, gliserin 12%, oleum rosae 2 tetes dan akuades. Mencampurkan fase minyak yang sudah dipanaskan terlebih dahulu (VCO dan gliserin) ke dalam fase air (NaOh dan akuades). Sambil diaduk tambahkan oleum rosae sebagai pengaroma, dihomogenizer sampai terbentuk trace (mengental). Dituang dalam cetakan, didiamkan selama 24 jam untuk menyempurnakan pemadatan dan proses saponifikasi sediaan sabun. Hasil evaluasi sediaan sabun padat menunjukan organoleptis (warna putih susu, bau wangi bunga mawar, dan rasa pahit), nilai pH 10, kadar air 19,85%, jumlah asam lemak bebas 8,8%, tinggi busa sabun 2 cm, jumlah alkali bebas 0,84%. Hasil analisa pH sesuai dengan syarat mutu sabun mandi dan minyak yang telah ditetapkan oleh Dewan Standarisasi Nasional (DSN) dalam SNI 06-3532-1994. Hasil analisa kadar air, asam lemak bebas, alkali bebas tidak sesuai dnegan persyaratan mutu sediaan sabun padat dalam SNI 06-3532-1994. Kata kunci : VCO, sabun padat, evaluasi sediaan sabun.
Deodorant roll on, 2019
ABSTRAK Bau badan manusia biasanya terjadi akibat adanya produksi berlebih dari kelenjar keringat dan adanya bakteri. Bahan aktif yang dapat digunakan untuk mencegah bau badan adalah bahan kimia dari tawas dan atau natrium. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan deodoran yang stabil dan berkualitas secara fisik. Bahan-bahan yang digunakan pada formulasi doedorant roll on ini adalah tawas 5%, HPMC 5%, propilenglikol 15%, sodium metabisulfit 0,1%, oleum rosae 5 gtt (tetes), dan aquadest samapai 100 mL. Formulasi sediaan deodoran di uji secara fisik diantaranya ada uji oragnoleprtik, homogenitas, pengujian pH, dan uji antiperspirant. Dari hasil pengujian secara fisik sediaan deodoran ini sesuai persyaratan namun untuk uji antiperspirant belum sesuai. Kata kunci: deodorant roll on, Evaluasi sediaan. A. B. PENDAHULUAN Kelenjar keringat di ekrin dan kelenjar apokrin manusia selalu terbawa keluar fungsinya saat tubuh berkeringat. Bagian tubuh yang memiliki kelenjar ini adalah ketiak, punggung dari leher, kaki, dan lipatan tubuh lainnya. Keringat yang berlebih akan menyebabkan permukaan kulit dan rambut yang tumbuh disekitar area akan menjadi lembab, tentu saja akan tumbuh bakteri. Jumlah keringat yang berlebih yang akan dipecah oleh bakteri menjadi senyawa asam yang menyebabkan bau badan. Faktor yang mempengaruhi adanya bau badan bukan hanya karena adanya bakteri, tetapi bisa jadi karena faktor gentik, keadaan emosi, faktor makanan, dan penyakit. 1 Meskipun demikian, keringat dan aktivitas bakteri diyakini memiliki peran penting yang menyebabkan bau badan. Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan bau
Pelaksaan program pendidikan baik pada tingkat dasar, menengah atau perguruan tinggi tidak lepas dari tujuan program pendidikan. Suatu program pendidikan dinyatakan tercapai apabila sesuai dengan tujuan program, baik program lembaga atau tujuan pembelajaran. Ketercapain tujuan tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi dari program dan proses yang terjadi dalam lingkup lembaga tersebut. Dalam pendidikan, mutu pendidikan mencakup input, proses dan output pendidikan. Input meliputi segala hal yang meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah, guru atau pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik atau siswa, struktur organisasi sekolah), peraturan-peraturan, program, sumber belajar, media pembelajaran dan sarana sekolah. Proses meliputi interaksi antara siswa-pendidik atau guru dalam proses kegiatan pembelajaran. Output meliputi hasil kinerja sekolah atau prestasi sekolah yang dihasilkan melalui proses pendidikan. Mutu pendidikan ditentukan oleh ketiga komponen dari proses pendidikan tersebut. Pengevaluasian mutu pendidikan mencakup berbagai aspek. Evaluasi meliputi evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi output. Evaluasi terhadap input meliputi berbagai kajian seperti; sumber daya manusia (kepala sekolah, guru atau pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik atau siswa, struktur organisasi sekolah), peraturan-peraturan, program, sumber belajar, media pembelajaran dan sarana sekolah. Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan. Buku pelajaran yang merupakan aspek input dalam pendidikan, ketersediaanya sangat melimpah baik di pasaran maupun di sekolah (perpustakaan). Peserta didik atau siswa dan pendidik harus selektif dalam
Jl. Cut Nyak Dhien No.16 Kalisapu, Slawi, Kabupaten Tegal Telp/Fax (0283) 6197570 ABSTRAK Pemanfaatan bahan alam sebagai obat dan kosmetik di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang sejak bertahun-tahun yang lalu. Wortel merupakan salah satu jenis tanaman di Indonesia yang banyak digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan kosmetik. Wortel dalam kosmetik sering digunakan sebagai zat pewarna alami untuk menggantikan pewarna sintetis karena mengandung senyawa antosianidin dimana senyawa ini merupakan salah satu senyawa golongan flavonoid yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk memformulasikan sediaan lipstik menggunakan zat warna yang terkandung dalam wortel. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96 % sebagai pelarut yang kemudian cairan maserasi diuapkan menggunakan waterbath sehingga diperoleh ektrak kental worte yang kemudian diformulasikan untuk membuat lipstik. Evaluasi sediaan lipstik yang dilakukan meliputi uji daya oles, uji homogenitas, uji pH, uji titik lebur dan uji organoleptic. Sediaan lipstik yang dihasilkan mudah dioleskan berwarna kuning muda dan jika pemakaian lebih banyak menghasilkan warna kuning kunyit yang merata. Titik lebur sediaan lipstick yang mengandung ekstrak wortel melebur pada suhu 70 o C selama 15 menit dengan nilai pH 5
Dalam setiap bangunan diperlukan pondasi sebagai dasar bangunan yang kuat dan kokoh. Hal ini disebabkan pondasi sebagai dasar bangunan harus mampu memikul seluruh beban bangunan dan beban lainnya untuk diteruskan sampai kelapisan tanah. Untuk mengetahui daya dukung dari pondasi tiang, biasanya dilakukan pengujian beban tiang statis aksial (loading test). Dimana untuk setiap kali pelaksanaan loading test dibutuhkan biaya yang relatif mahal. Jika diperoleh perbandingan daya dukung ijin (Pall) antara hasil metode sondir dengan metode uji beban (loading test), maka didapatkan resistensi koefisien pengalinya (k p ). Sehingga daya dukung pondasi dapat didekati dengan Pall ratarata dari berbagai macam hasil rumus metode sondir dikalikan dengan nilai k p .
12345 Program Studi S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi Slawi, Jl Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu, Slawi, Kabupaten Tegal Telp/Fax (0283) 6197570 ABSTRAK Kunir putih jenis mangga dengan nama Latin Curcuma zedoaria Rosc. termasuk famili Zingiberaceae merupakan tanaman yang mempunyai umbi batang. Ekstrak kunir putih mampu membantu meringankan batuk serta menghambat oksidasi, karena ekstrak kunir putih mengandung komponen antara lain tanin (Pujimulyani, 2003), kurkuminoid (Pujimulyani dan Sutardi, 2003), skopoletin dan 1,7-bis (4-hydroxyphenyl)-1,4,6-heptatrien-3-one. Ekstrak kunir putih didapat dari metode maserasi maserasi dingin dengan pelarut etanol 96%. Sabun cair ekstrak etanol kunir putih diformulasi dengan menggunakan minyak zaitun, KOH, SLS, CMC, asam stearat, pengaroma dan aquades. Evaluasi sediaan yang dilakukan adalah uji organoleptis, uji homogenitas, uji PH, dan uji tinggi busa. Hasil evaluasi yang diperoleh dari sediaan sabun cair ekstrak Kunir Putih memiliki pH 8 dan uji tinggi busa dengan persentase adalah 50%.
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT STIKES MERANGIN EDISI PERTAMA YAYASAN SOEHEILY QARI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Syukur Alhamdulillah atas telah diterbitkannya buku pedoman penyusunan skripsi program studi Kesehatan Masyarakat STIKES Merangin tahun ajaran 2011/2012, sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai acuan dan pedoman dalam penulisan tugas akhir/skripsi. Buku ini memuat tentang tata cara penyusunan skripsi, format dan penataan skripsi serta sistem penilaian. Buku ini tidak untuk mempresentasikan bahwa model inilah yang benar dalam penyusunan skripsi, namun hanya untuk keseragaman tata cara penulisan, penyusunan dan pembimbingan dalam penulisan tugas akhir/skripsi di STIKES Merangin khususnya Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat dan juga diharapkan dapat menjadi pedoman bagi dosen pembimbing skripsi. Akhirnya kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan penyusunan dan penerbitan buku ini, kami ucapkan terima kasih. Kami harap mahasiswa STIKES Merangin dapat menggunakan buku ini dengan sebaik-baiknya. Bangko, …. Desember 2011 Mengetahui: Ketua STIKES Merangin, PRODI KESEHATAN MASYARAKAT SUPENO, SH, MH JONI RASMANTO, SKM, MKES
Jurnal Biogenerasi
Lotion is a cosmetic preparation in the form of a liquid emulsion that is used on the hands and body with the aim of moisturizing and softening the skin. Guava leaves (Psidium guajava l.) contain natural flavonoids and phenolic compounds that can act as antioxidants and help protect the body. This study aims to determine the best formula for Guava Leaf Extract Lotion. The active ingredient was taken from guava leaf extract. The formulation was carried out with a concentration of 6% by varying TEA FI 2%, FII 2.5%, and FIII 3%. To get the best formula, observation evaluation, organoleptic test, pH test, homogeneity test, spreadability test, adhesion test, irritation test, and stability test were carried out. The results showed that the best formula for lotion preparation of guava leaf ethanol extract with a concentration of 6% was FI thick, light brown, pH 6.5, spreadability of 5.5 cm, adhesion of 4.93 seconds, no irritation, homogeneous and stable at a certain temperature.
Dio Arief Utama, 2021
Journal, 2017
Paper industries in Indonesia has been using a lot of waste paper as an alternative raw material. In the properties possessed by waste paper is the presence of "stickies", or often called contaminants. The way to cope with these contaminants is by deinking process. The chemical process is a fairly effective way to remove the stickies. One of the chemicals used to remove is Talc (Magnesium silicate). In this study aims to determine the optimum dose and optimum mixing time of using talc to remove stickies, as well as the impact of its use on optical properties and physical properties of deinking pulp. In this study used doses of talc as much as 5 kg/ton, 10 kg/ton, 15 kg/ton, and 20 kg/ton. The mixing time is 5 minutes and 10 minutes for each dose. In addition, trials of talc were used for the removal of stickies at a dose of 10 kg / ton for several experiments and compared with the use of stickies used in the factory. The experimental results show that talc can decrease the number of stickies with the optimum dosage of 15 kg / ton and the mixing time is 10 minutes. The use of talc can also increase the value of brightness and does not interfere with the physical properties of pulp deinking.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.