Academia.eduAcademia.edu

Historiografi Islam

2019

Abstract

Secara terminologis Rosenthal menyebutkan bahwa historiografi Islam adalah karya sejarah yang ditulis oleh penganut agama Islam dari berbagai alirannya. Sedangkan HAR. Gibb menyamakan pengertian historiografi Islam dengan ilmu al-tarîkh, yang dalam literatur Arab mencakup bentuk analytic (kronologis) maupun biografis. Historiografi Islam adalah studi yang menyangkut dengan berbagai ilmu sejarah dan karya sejarah dalam kaitannya dengan hal-hal yang menyangkut berbagai hasil tulisan yang diciptakan oleh kaum Muslim dalam menggambarkan aktivitas manusia dalam setiap ruang dan waktunya.1 Menulis mengenai historiografi di dalam masa tertentu tujuannya adalah untuk menunjukkan perkembangan konsep sejarah baik di dalam pemikiran maupun di dalam pendekatan ilmiah yang dilakukannya disertai dengan uraian mengenai pertumbuhan, perkembangan dan kemunduran bentuk-bentuk ekspresi yang dipergunakan dalam penyajian bahan-bahan sejarah. Hal ini juga berlaku bagi historiografi islam yang penulisannya telah dimulai sejak masa permulaan islam hingga masa sekarang. Penulisan-penulisan ini ada di beberapa tempat dan wilayah atau kawasan yang pada mulanya berada di dalam suatu sistem masyarakat tertentu dengan pola pemikiran tertentu baik dalam bidang politik, agama, sosial, dan kebudayaan. Salah-satu contoh yang dapat dipergunakan sebagai sumber penting penulisan sejarah islam ialah karya Ibn Khallikan yang berjudul Wafayat al-A'yan. Buku ini yang pada mulanya hanya berbentuk manuskrip kemudian diterbitkan oleh Ferdinand Wustenfeld pada tahun 1835-1840 dan merupakan suatu referensi dalam penulisan karyanya yang berjudul Geschichtschreiber der Araber yang terbit tahun 1882, yang kemudian Wafayat al-A'yan menjadi banyak referensi karya-karya sejarah dan historiografi. Antara tahun 1956 dan 1958 School of Oriental and African Studies Universitas London mengadakan serentetan kegiatan ilmiah mengenai penulisan sejarah, khususnya penulisan sejarah di Timur Tengah dengan maksud untuk mempelajari, mengevaluasi cara, dan karakter penulisan sejarah yang dilakukan oleh penulis-penulis Asia. Pertemuan tersebut menghasilkan makalah-makalah yang kemudian dijadikan empat buah buku, yang salah 1 Ajid Thohir.