Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2018, PROSIDING SEMINAR KESEHATAN NASIONAL 2018
…
193 pages
1 file
This seminar was held as a media to disseminate research results in the field of Health. A place for scientific discussion, enhancing partnerships between researchers and practitioners, sharpening the vision of policymakers and decision-makers, and increasing collective awareness of the importance of health in society. This proceeding includes papers from various research findings on health and other public health-related discussions. The papers came from academics and experts in the field of Health.
Smart city merupkan konsep yang semakin popular di Indonesia terkait dengan upaya peningkatan pelayanan publik. Salah satu upaya tersebut adalah melalui aplikasi berbasis android seperti i-JUS MELON yang merupakan bentuk pelayanan ijin usaha di Kota Semarang. Keberhasilan tingkat adopsi aplikasi ini dipengaruhi oleh tiga aspek, yaitu : institutions, people, dan technology. Salah satu aspek yang paling dominan adalah kemauan dari pemimpin dalam penerapan smart city secara maksimal dengan menggunakan teknologi yang mampu digunakan masyarakat awam.
Sargassum merupakan rumput laut penghasil alginat. Alginat banyak dimanfaatkan dalam industri kosmetik, obat, farmasi, pangan dan cat. Terbukanya peluang untuk meningkatkan produksi alginat maka diperlukan data spesies rumput laut Sargassum dan kandungannya dalam upaya pengelolaan sumberdaya alginat berkelanjutan.
Buku ini berisi Term Of Reference (TOR) Pelaksanaan Seminar Nasional, rundown acara seminar nasional serta 28 (dua puluh delapan) abstrak dari Akademisi, Praktisi, Birokrat, Peneliti, dan Mahasiswa yang memahami dan tertarik pada tema seminar.
Sebagai negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan negara penghasil kelapa yang utama di dunia. Pada tahun 2000, luas areal tanaman kelapa di Indonesia mencapai 3,76 juta Ha, dengan total produksi diperkirakan sebanyak 14 milyar butir kelapa, yang sebagian besar (95 persen) merupakan perkebunan rakyat. Kelapa mempunyai nilai dan peran yang penting, baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun sosial budaya.Sabut kelapa merupakan hasil samping, dan merupakan bagian yang terbesar dari buah kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa. Dengan demikian, apabila secara ratarata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 5,6 juta ton, maka berarti terdapat sekitar 1,7 juta ton sabut kelapa yang dihasilkan. Potensi produksi sabut kelapa yang sedemikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif yang dapat meningkatkan nilai tambahnya. Furniture dijadikan sebuah kebutuhan penting bagi setiap orang serta digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam hal pembuatan furniture pengerajin telah banyak menggunakan berbagai jenis bahan yang berbeda agar memiliki ciri khas dari pengerajin yang lain meskipun produknya sama, namun bahan dasar tersebut lah yang membedakan produk dari pengerajin satu dengan yang lainnya. Hal ini tentunya memacu untuk para pengerajin lain untuk memunculkan ide baru untuk membuat sebuah produk dengan bahan dasar yang belum pernah dipergunakan seperti limbah serabut kelapa. Pada Program KKN-PPM ini tim akan melakukan pemanfaatan serabut kelapa sebagai bahan dasar pembuatan furniture(sofa) dengan metode adhesive meliputi tahapan analisis permasalahan dan kebutuhan, sehingga produk yang dihasilkan memiliki nilai lebih dan memiliki fungsi yang optimal dalam penggunaanya. Selain itu Program KKN-PPM ini memanfaatkan media online sebagai salah satu strategi pemasaran produk yang dihasilkan
Pendahuluan : Kabupaten Gunungkidul salah satu kabupaten endemis DBD di Provinsi DIY. Berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kejadian DBD di suatu wilayah antara lain faktor penderita (host) dan kondisi lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk menentukan besar risiko faktorfaktor host dan lingkungan terhadap kejadian DBD di kecamatan endemis tinggi di Kabupaten Gunungkidul tahun 2010.
Hak cipta @2015 ada pada penulis Artikel prosiding ini dapat digunakan, dimodifikasi, dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersil (non profit), dengan syarat tidak menghapus atau mengubah atribut penulis, Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang kecuali mendapatkan izin terlebih dahulu dari penulis
The aim of this research is to describe the realization of language politeness based on (1) maxim of wisdom; (2) language politeness based on generosity maxim; (3) appreciation maxim; (4) simplicity maxim; (5) consensus maxim; and (6) sympathy maxim. The data in this study are the utterances of the general public which are then categorized as polite if they comply with the maxim assessment indicators. The data collection techniques used in this study were observing techniques, note-taking techniques, and data reduction. The analysis techniques used are: 1) identifying the existence of types of politeness maxims in each utterance data; 2) analyze the speech data based on the criteria for assessing language politeness from Leech's theory; and 4) describe the results of speech data analysis. The results of the study show that there are speeches that comply with Leech's politeness maxims, and the results of the analysis of the 6th maxim of speech have benefits for the politeness of the speaker and the speech is detailed as follows: Based on the results of the analysis conducted by the researcher, it can be concluded that politeness according to Leech's speech 6 utterances were found consisting of 5 wisdom maxims, 1 generosity maxim, 5 appreciation maxims, 1 modesty maxim, 2 consensus maxims and 2 maxims. The results of the analysis also show violations of the maxims. These violations include violations of the maxim of wisdom, the maxim of generosity, the maxim of modesty, the maxim of agreement, and the maxim of sympathy.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIKANAN DAN KELAUTAN BERKELANJUTAN II GRABD CALRION HOTEL - KENDARI, 15 SEPTEMBER 2018, 2018
Teknologi Tepat Guna dipakai sebagai istilah untuk teknologi budaya lokal dan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di Jalan Poros Moramo, Kelurahan Tondonggeu, Kecamatan Nambo, Kota Kendari terdapat permukiman pesisir. Di kelurahan ini cangkang kalandue hasil tangkapan nelayan hanya dimanfaatkan daging/otot aduktornya saja, sementara cangkang dibuang dan dijadikan limbah. Limbah cangkang kalandue terlihat menggunung dan belum dimanfaatkan dengan optimal. Di permukiman ini juga pasir Nambo tersedia. Di sisi lain, tenaga edukatif mempunyai Tridharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari pengajaran, penelitian, dan pengabdian. Oleh karena itu, melalui jalan pengabdian kepada masyarakat bagi dosen terintegrasi KKN tematik Universitas Halu Oleo tahun 2018 dan persoalan di atas merupakan tanggung jawab kami sebagai tenaga edukatif Program Pendidikan Vokasi, Universitas Halu Oleo. Sehingga, potensi tersebut minimal bisa untuk kebutuhan sendiri dan optimal bisa dikomersilkan agar meningkatkan pendapatan masyarakat. Kegiatan pengabdian ini ditujukan untuk memberikan penjelasan dan praktek cara membuat material ubin dari cangkang kalandue. Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan beberapa tahap seperti tahap persiapan, tahap rekruitmen peserta, tahap pembekalan mahasiwa, dan tahap pelaksanaan. Target yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian ini adalah masyarakat pengusaha beton komersil mampu dan terampil membuat material ubin dari cangkang kalandue. Kegiatan pengabdian ini disimpulkan bahwa ubin cangkang kalandue dibuat dengan alat-alat kerja sederhana dan sukup tersedia. Bahan-bahan kerja cukup tersedia dan ekonomis. Tahap-tahap pembuatan mudah dan cepat. Materi yang diberikan oleh peserta pengabdian mudah dimengerti oleh para siswa SMAN 8 Kota Kendari. Hal ini dibuktikan dengan para mahasiswa mampu membuat material ubin sebanyak 10 buah.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia, 2018
Pencitraan termal memegang peranan penting khususnya dalam bidang industri. Citra termal yang dihasilkan mengandung informasi tentang obyek yang diukur seperti pada pengukuran peralatan listrik di industri. Analisis temperatur peralatan menjadi sangat penting untuk memastikan kondisi peralatan bekerja dalam keadaan baik. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk analisis citra yaitu dengan analisis statistika seperti menentukan rerata komponen-komponen warna pada citra termal. Pada penelitian ini dilakukan analisis statistika pada area titik ukur dengan nilai temperatur yaitu 29,7 °C sampai 96 °C dan area hotspot citra termal motor listrik. Langkah-langkah pada penelitian ini yaitu area obyek citra berwarna dicrop dan dilakukan penghitungan rerata nilai intensitas komponen warna RGB (Red-Green-Blue) untuk setiap area. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada area titik ukur untuk temperatur diatas 40ºC memiliki nilai rerata intensitas komponen warna merah lebih tinggi sedangkan untuk temperatur dibawah 40ºC menjadi lebih rendah. Pada area hotspot menunjukan bahwa pada nilai rerata intensitas komponen warna merah juga lebih tinggi dari komponen warna hijau dan biru, meskipun secara keseluruhan komponen warna (RGB) memiliki nilai rerata yang tinggi dibandingkan pada area titik ukur. Kata kunci: citra termal, statistika warna, industri, termografi, hotspot
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Buku Prosiding Seminar Nasional, 2018