Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2019, Makalah Filsafat Rasionalisme
…
16 pages
1 file
Mata kuliah filsafat
Pada zaman modern para filsuf menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci ajaran agama, tidak juga bersal dari para penguasa, tetapi dari manusia itu sendiri. Pada zaman ini pertanyaan filsafat berasal dari kesangsian. Sangsi itu setingkat dengan dibawah percaya dan setingkat dengan diatas percaya.
Rene Descartes lahir di La Haye, Perancis 31 Maret 1959. Descartes adalah seorang filsusuf berkebangsaan Perancis dan beragama katholik sekaligus penganut bid'ah Galileo yang pada waktu itu masih ditentang oleh tokoh-tokoh gereja.Descartes juga dikenal sebagai Renatus Cartesius. Dia merupakan seorang filsuf dan matematikawan Perancis.Karyanya yang terpenting adalah Discours de la method (1637) danMeditationes de prima Philosophia (1641).Rene Descartes sering disebut sebagai "Bapak Filsafat Modern", menurut Bertnand Russel gelar itu diberikan kepada Descartes karena dialah orang pertama pada zaman modern yang membangun filsafat yang berdiri di atas keyakinan diri sendiri yang dihasilkan oleh pengetahuan rasional. Descartes lahir dari sebuah keluarga borjuis.Ayah Descartes adalah ketua Parlemen Inggris dan memiliki tanah yang cukup luas.Descartes merupakan filosof yang memiliki kepribadian yang sangat rendah hati dan tidak pernah menyombongkan diri dengan kemampuannya serta menjadi pioner munculnya filsafat modern. Pada tahun 1604 -1612, Descartes mengennyam Pendidikan Matematika di Universitas Jesuit di La Flece, yang ternyata memberikan dasardasar matematika modern jauh lebih baik daripada yang bisa diperolehnya di kebanyakan Universitas pada tahun itu. Dia mengasingkan diri untuk mempelajari Geometri di sebuah tempat kecil yang bernama Fauborg St. Germain.Selama 20 tahun Descartes tinggal di Belanda. Dia menginginkan kehidupan yang damai saait itu. Untuk mengurangi kebenciannya terhadap Sains modern, ia mengadakan korespondensi dengan Ratu Christina. Ratu tersebut terdorong untuk mendapat pelajaran dari Descartes, hal itu karena kekaguman Ratu terhadap karya-karya Descartes.Dan
Manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi untuk melangsungkan kehidupannya yang meliputi kebutuhan individu dan kebutuhan sosial. Salah satu bentuk kebutuhan manusia adalah kebutuhan beragama, walau tidak semua manusia di muka bumi ini menyetujui hal ini, namun hal ini penting untuk diperhatikan sehingga manusia disebut homo religious.
adalah aliran filsafat yang sangat mementingkan akal (rasio). Dalam akal (rasio) terdapat ide-ide dan dengan ide tersebut seorang dapat membangun ilmu pengetahuan tanpa menghiraukan realitas di luar akal (rasio). 1 Aliran rasionalisme pertama kali diperkenalkan oleh Rene Descartes atau Cartesius (1596-1650 M), yang juga sering disebut sebagai "Bapak Filsafat Modern". 2 Dan muncul atas dasar ketidakpuasannya terhadap segala pemikiran tradisional (skolastik) yang pernah diterimanya dan sebagai bentuk penolakan terhadap fondasi para pendahulunya. 3 Perlu kiranya mengetahui definisi filsafat menurut tokoh ini, karena dengan mengetahuinya, kita akan sedikit punya gambaran untuk masuk pada pemikiran nya tentang rasionalisme. Menurutnya "Filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan". 4 Rasionalisme merupakan satu doktrin filsafat yang mempunyai peran signifikan guna memberikan gambaran yang luas mengenai berbagai perumusan, konsepsi dan penjelasanpenjelasan baik dari segi metodologi, pemikiran dan lain sebagainya yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Dan dalam perkembangan nya ada beberapa tokoh aliran rasionalisme dan akan dibahas dalam makalah ini adalah: 1. Rene Descartes (1596-1650 M) 2. Rene Descartes lahir pada 31 Maret 1596 di La Haye Totiraine, sebuah daerah kecil di Perancis Tengah, adalah anak ketiga dari seorang Parlemen Bretagne. Pada 1597, ketika berusia satu tahun, ibunya meninggal. Peristiwa itu sangat membekas pada dirinya dan berakibat timbulnya sifat selalu khawatir di kemudian hari. Pada 1604 hingga 1612, ia belajar di College des Jesuites de la Fleche. Di sana, ia belajar logika, filsafat, matematika dan fisika. 6
Perdebatan yang panjang diantara para filsuf dan ilmuwan membuat penasaran para filsuf dan ilmuwan itu sendiri mengenai asal mula pengetahuan. Pengetahuan bisa berasal dari pada rasio dan pengalaman. Namun, pengetahuan ilmiah yang baik berasal dari rasio dan pengalaman. Immanuel Kant berusaha menyatukan pendapat tersebut melalui rasionalisme kritisnya.
Asy-Syari'ah
Interpretation of al-Quran is a human effort to understand the meaning and purpose of God’s words based on their ability level. Various methods of interpretation have been born along with the development of religion and science. The method used in this study is Descriptive-Analysis by describing the method of interpretation. The verses of al-Quran in the field of Law have become a particular study, called as Tafsir Ahkam. In Islamic law, this study broadly branched out into rationalist schools of fiqh (ahl al-Ra'y) and textual Hijaz schools (ahl al-hadis). But these divisions are getting thinner as law development (instibath) requires reasoning gained from qiyas and istihsan or maslahat. Therefore, the tafsir ahkam method developed with the growth of the school of fiqh, and the emergence of a rational approach in tafsir ahkam is a logical consequence of a dynamic of ijtihad fiqh method development.Keywords: Tafsir, Ahl ra’yi, Fiqh. AbstrakTafsir Al-Quran merupakan upaya manusia...
Haruskah Kita Berasumsi Bahwa Orang Lain Bersikap Rasional
Salah satu upaya preventif untuk membangun kesadaran dan pemahaman generasi masa depan akan pentingnya selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, demokrasi, kemanusiaan dan pluralisme dalam pergaulan didalam masyarakat yang mempunyai latar belakang kultural yang beragam adalah dengan melalui penerapan pendidikan multikultural. Karena strategi dan konsep pendidikan ini tidak hanya bertujuan agar peserta didik memahami dan ahli dalam disiplin ilmu yang dipelajarinya. Akan tetapi, juga bagaimana caranya agar siswa mempunnyai, sekaligus dapat mempraktekan nilai-nilai pluralisme, demokrasi, humanisme dan keadilan terkait dengan perbedaan kultural yang ada disekitar kita. Dengan diterapkannya konsep dan strategi pendidikan multikultural, diharapkan segala bentuk diskriminasi, kekerasan dan ketidak adilan yang sebagian besar dilatar belakangi oleh adanya perbedaan kultural seper ti perbedaan agama, ras, etnis, bahasa, kemampuan, gender, umur dan kelas sosisal-ekonomi dapat diminimalkan. Membangun suatu masyarakat demokrasi yang multikultural tentunya meminta sistem pendidikan nasional yang dapat membangun masarakat yang demikian. Artinya sistem pendidikan nasional harus mengacu dan menerapkan proses untuk mewujudkan tujuan tersebut. Di Indonesia dewasa ini telah cukup banyak upaya yang telah dirumuskan dan dicobakan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Perwujudannya telah didukung oleh pengakuan terhadap eksistensi masyarakat dan bangsa Indonesia yang pluralis serta pengakuan terhadap otonomi daerah, merupakan pengalaman baru yang perlu dicermati dan disempurnakan secara terus menerus. Membangun masyarakat yang demokratis bagi Indonesia merupakan suatu tugas yang tidak ringan. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat pluralis dan multikultural. Indonesia terkenal dengan pluralitas suku bangsa yang mendiami kepulauan nusantara. Di dalam penelitian etnologis misalnya, diketahui bahwa Indonesia terdiri atas kurang lebih 600 suku bangsa dengan 1 identitasnya masing-masing serta kebudayaannya yang berbeda-beda. Selain dari kehidupan suku-suku tersebut yang terkonsentrasi pada daerah-daerah tertentu, terjadi pula konsentrasi suku-suku di tempat lain karena migrasi atau karena mobilisasi penduduk yang cepat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut: "Bagaimana pendidikan multikultural dalam pluralisme bangsa untuk merespon tantangan global guna mewujudkan pendidikan yang ideal?" C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : a.Mendeskripsikan pendidikan yang ideal b. Memahami makna Multikultural dan Pluralisme. c. Mendeskripsikan Pengertian dan Tujuan Pendidikan Multikultural. d. Memahami Implementasi Pendidikan Multikultural dalam SISDIKNAS Di Indonesia.
Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah, 2021
This paper briefly discusses Ibn Khaldun's philosophical and rational construction of Islam and its metaphysical discursus as set forth in his classical works such as kitab al-'Ibar, Al-Ta'rif, Tahrir al-Ahkam, and al-Muqaddimah. This works expressed his highly rational outlook that developed critical and rational understanding of religious and moral premises. It also summarized its dynamic ground that contribute to expound instructive discussion of related ideas and themes. The study is based on library research using content analysis and analyzed through analytical and descriptive approaches. The finding concludes that Ibn Khaldun has bring forth rational interpretation of history based on unique philosophical and socio-cultural analysis he introduced in his al-Muqaddimah. This characteristic approach of rational ideal has significantly impacted Islam's modern history and tradition. His rational and argumentative principle has largely influence the works of contemporary Muslim thinkers such as
TAJDID : Jurnal Ilmu Keislaman dan Ushuluddin
Natsir adalah salah seorang tokoh pemikir dan pembaharu Islam di Indonesia abad modern, yang menguasai multi disiplin ilmu keislaman dan pengetahuan umum. Ia dengan tegar menyuarakan sikap anti taklid dan berseru agar umat tidak semestinya terikat kepada pendapat ulama terdahulu, melainkan harus berupaya berpikir dan berijtihad dengan menggali ilmu keislaman langsung kepada sumber pokok al-Qur'an dan sunnah dan inilah yang menjadi dasar pemikiran dari Natsir sendiri serta landasan kehidupannya. Beragama bukanlah berkeyakinan secara taklid, akan tetapi berkeyakinan dengan berakal. Dengan menggunakan akal akan dapat membuktikan Islam sebagai agama yang mampu menjawab setiap peristiwa yang berlaku dalam sejarah masa kini secara pas dan menalarkan sistem yang tepat dalam kehidupan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
INSANIAH: Online Journal of Language, Communication, and Humanities, 2022
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam, 2019
EKSISBANK: Ekonomi Syariah dan Bisnis Perbankan
Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam, 2019
Didaktika Religia
AL-MUFASSIR, 2022
JURNAL HUKUM IUS QUIA IUSTUM, 2010
Analisis Kasus Rafael Alun dilihat dari Perspektif Rasionalisme, 2023
Rasionalisme Empirisme Rene Descartes dan David Hume, 2021
Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora, 2022
Jurnal Akademika, 2013