Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
9 pages
1 file
Sel B merupakan sel yang heterogen pada fenotip permukannya, penempatan secara anatomis, kapasitas untuk memperbaharui diri, dan sifat fungsional. Terdapat dua bagian himpunan utama dari Sel B yaitu Sel B1 dan sel B2, yang diekspresikan oleh ekspresi yang berbeda dari Classical T Cell Apecific Differentiation Antigen, CD5 (diekspresikan pada sel B1).
Pengertian Limbah B3 Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana "bebas" yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.
Persalinan preterm dihubungkan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Sampai saat ini metode skrining dan penanganan yang tepat belum efektif diduga disebabkan karena pemahaman proses biokimiawi dan patomekanisme persalinan preterm masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Progesterone Induced Blocking Factor terhadap Soluble Major Histocompability Complex class I Chain-Related B (sMICB) dan rasio neutrophil/limfosit pada patomekanisme persalinan preterm. Merupakan penelitian cross sectional yang dilaksanakan pada beberapa rumah sakit di Makassar. Populasi adalah wanita dengan usia kehamilan antara 20 minggu dan < 42 minggu, kehamilan tunggal, anak hidup, tidak menderita DM, penyakit ginjal, penyakit jantung, hipertensi dalam kehamilan, tidak mengalami preeklampsia/eklampsia, perdarahan, uterus distensi, infeksi kronik, tidak merokok/NAZA. Kelompok sampel terdiri dari 20 persalinan preterm, 38 persalinan aterm dan 19 kehamilan aterm. Dilakukan pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan ELISA untuk PIBF dan sMICB. Ditemukan perbedaan kadar PIBF serum pada persalinan preterm dibandingkan dengan persalinan aterm maupun kehamilan aterm (p=0.00), perbedaan kadar sMICB serum tidak ditemukan. Kadar PIBF serum berkorelasi dengan persalinan preterm (r =-.272, p=0.017). Ditemukan adanya korelasi antara limfosit (r =-.256, p=0.025), neutrofil (r = .293, p=0.010) dengan persalinan preterm, korelasi antara neutrofil dan limfosit (r =-.963, p=0.000), rasio neutrofil/limfosit(RNL) (r = .262, p=0.022) dengan persalinan preterm, dan korelasi RNL dengan PIBF (r =-.237, p=0.038). Terdapat korelasi sMICB dengan limfosit (r=-.293, p=0.010) dan neutrofil (r = .300, p=0.008) dan NRL (r = .307, p=0.007). Kombinasi kadar PIBF serum <368 ng/ml dan RNL > 20 menunjukkan nilai prediktif positif 75% untuk persalinan preterm, dan OR = 19, sehingga merupakan kandidat parameter untuk memprediksi persalinan preterm.
MAGNA MEDICA: Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan
Sel limfosit B merupakan bagian dari respon imunitas adaptif yang berperan penting untuk pertahanan tubuh melawan patogen. Perkembangan sel limfosit B dimulai dari sel punca hematopoietik di sumsum tulang belakang dan organ limfoid sekunder dengan melalui berbagai tahapan proses maturasi dan seleksi. Sel limfosit B matur dapat menghasilkan berbagai macam antibodi yang spesifik untuk patogen. Di tiap perkembangannya, sel limfosit B memiliki ekspresi molekul yang berbeda pada permukaannya dan dapat diketahui dengan pemeriksaan flowcytometry. Pemeriksaan sel limfosit B yang sesuai dengan tahapan perkembangannya dapat digunakan untuk membantu diagnosis penyakit defisiensi imun kongenital, leukemia,limfoma dan penyakit autoimun. Kata kunci: Limfosit B, perkembangan, penanda, flowcytometry
ABSTRAK MANAJEMEN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN SEBAGAI UPAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN. Bahan kimia berbahaya dan beracun (B3) tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. B3 tersebut digunakan baik dalam kehidupan rumah tangga sampai untuk menunjang proses operasi dalam industri. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dalam pengelolaan dan penanganan B3 agar efisien, aman dan selamat. Kecelakaan kerja yang terjadi akibat B3 akan meberikan dampak terhadap kesehatan pekerja juga lingkungannya. Dampak tersebut dapat berupa keracunan, kerusakan/pencemaran lingkungan, korban materi dan juga mungkin bisa menimbulkan korban jiwa. Bagi mereka yang bekerja dalam industri yang menggunakan atau menghasilkan B3 tidak lepas dari bahaya bahan tersebut. Secara umum B3 terdiri dari bahan beracun, korosif, mudah terbakar, mudah meledak, reaktif terhadap air/asam, dan gas bertekanan. Faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan antara lain dari manusia/pekerja, prosedur/metode, dan peralatan/bahan. Faktor manusia merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya kecelakaan diantaranya adalah ketidak-tahuan akan bahaya yang akan terjadi. Dengan menerapkan sistem manajemen B3 maka pemakaian, penanganan, maupun penyimpanan B3 terkontrol/terkendali dan tertelusur, sehingga keselamatan dan kesehatan kerja akan terjaga, serta lingkungan akan terlindung. Dapat disimpulkan bahwa manajemen B3 memerlukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Dalam pelaksanaan penanganan B3 sangat tergantung dari jenis, sifat dan bahaya dari bahan tersebut. Karena masing-masing B3 memiliki sifat yang berbeda, maka cara penanganan yang paling tepat hanya dapat diperoleh dari pabrik atau pemasok bahan tersebut. Kata kunci : Manajemen, B3, keselamatan, kesehatan kerja, lingkungan. PENDAHULUAN Manajemen atau pengelolaan dan penanganan bahan kimia berbahaya dan beracun atau lebih populer dengan istilah B3 dalam rangka keselamatan dan kesehatan kerja, merupakan aspek yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian. Banyak terjadi kecelakaan dalam industri yang disebabkan karena ketidak-tahuan operator ataupun pekerja dalam mengenali dan menangani B3 tersebut. Kecelakaan kerja merupakan dampak yang harus diperhitungkan dan di antisipasi, sehingga sedapat mungkin hal ini harus dihindari dan dicegah agar tidak terjadi. Kecelakaan kerja yang berkaitan dengan B3 selain akan menimbulkan korban bagi pekerja / orang lain juga dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan,
No 6. Sebuah potensiometer yang memiliki 15 langkah masing-masing 5Ω dansebuah kawat geser 5,5 Ω dihubungkan seri dengan batere kerja 2,40V dan sebuah tahanan geser. Rangkuman maksimal instrumen adalah 1,61V. Sensitifitas
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA HEPATITIS B Dosen Pembimbing : Dr.Suryadi M.Hum Oleh : Rahmi Nurfadilla PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKES KEMENKES BENGKULU KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah kesehatan yang berjudul "Asuhan Keperawatn Pada Pasien dengan Diagnosa Hepatitis B" dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap karya tulis ilmiah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pemeriksaanpenyakit hepatitis B. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam karya tulis ilmiah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan karya tulis ilmiah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpasaran yang membangun. Semoga karya tulis ilmiah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Bengkulu, november 2019 Penulis
Satuan Pendidikan : SMP/MTs Kelas : IX (sembilan) Kompetensi Inti : KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata. KI 4: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat), dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.