Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
9 pages
1 file
Islam masuk nusantara mulai memasuki beberapa daerah didalamnya, terutama jawa, para penyebaran islam di tanah jawa sangat berbeda dengan daerah-daerah lain, karena memang masyarakat jawa memiliki karkteristik yang berbeda, terkenal akan mistisnya dll. Walisongo adalah pemuka agama yang berhasil menyebarkan agama islam di tanah jawa dengan menyeluruh tidak menggunakan kekerasan dan paksaan pendekatan secara kultural adalah kunci keberhasilannya. Tokohnya terdiri dari sembilan wali yang berkupul menjadi suatu lembaga yang masuk pada pemerintahan kerajaan saat itu. Terdiri dari tokoh yang berasal dari beranekaragam daerah. Tokoh penyebar islam walisongo sampai sekarangpun dituai keberhasilannya dalam menyebarkan agama islam di tanah jawa.
Riwayat masa lampau sebagai obyek studi sejarah, berkenaan dengan peristiwa-peristiwa pada kehidupan manusia yang menyangkut segala aspeknya. Dalam penuturan sejarah, peristiwa-peristiwa tadi diurutkan kurun-kurun waktu secara kronologis. Dari analisis sejarah tentang suatu peristiwa atau suatu masalah, kita dapat mengadakan prediksi terhadap hal-hal tersebut pada masa yang akan datang. Pemilihan suatu gejala atau suatu masalah dengan menggunakan pendekatan sejarah, ini termasuk pemilihan yang dinamis, karena memperhatikan urutan prosesnya dari waktu kewaktu. Sejarah dapat diartikan sebagai riwayat tentang masa lampau atau suatu bidang ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau tersebut sesuai dengan dapat melepaskan diri dari kejadian dan serta kenyataan masa sekarang yang sedang kita alami bersama dan tidak pula kita lepaskan dari perspefktif masa depan. Perkembangan peradaban masa lalu merupakan perpaduan antara Hindu-Budha dengan Islam, yang membawa akibat adanya Versi baru dalam hal kehidupan keagamaan dan budaya masyarakat sekarang ini. Hal ini sejalan dengan konsep sejarah, yaitu adanya kemajuan dalam menganalisis suatu peristiwa dengan tanpa meninggalkan analisis peristiwa masa lampau. Perkembangan dakwah islam bukan saja memerlukan kuantitas para Da'i ataupun kuantitas lembaga-lembaga dakwah yang mengorganisir dan mencetak para Da'i melainkan harus dilengkapi oeh beberapa syarat atau faktor-faktor lain. Perjalanan dakwah islamiyah di tanah air kita harus terus dikembangkan, karena merupakan tugas suci bagi setiap muslim yang cinta akan agamanya. Demi keberhasilannya dalam berdakwah harus ditunjang dalam berbagai syarat, diantaranya adalah adanya metode dakwah yang sempurna. Dalam rangka inilah kelompok kami mencoba mengetengahkan sekelumit sejarah tentang sistem dakwah yang digunakan Sunan Kalijaga yang telah berhasil merintis jalannya dakwah di pulau Jawa. Sehingga beliau berhasil mengembangkan ajaran Islam dan memperoleh umat yang begitu banyak, khususnya di pulau Jawa. Keberhasilan Sunan Kailijaga dalam dakwah islamiyah dalam hal mengislamkan masyarakat dapat kita pakai sebagai acuan dalam mengembangkan ajaran Islam bagi generasi berikutnya.
THIS PAPER IS PUBLISHED ON "JURNAL SHAHIH IAIN SURAKARTA", 2017
Islamic thought in the Javanese philosophy of the concept of God begins with the existence of three continuities between (1) the background of Islamization in Indonesia, through cultural approaches, (2) philosophical phrases in the Javanese philosophy as a part of the characteristic Javanese literary works that are educational (didactic) and sublime (piwulang), and (3) the similarity between the concept of tri hita wacana means harmonious relationship of man with God (habluminallah) in Islamic teachings related to the concept of insan kamil. This study uses qualitative methods based on literature study data and descriptive analysis as a whole (integral). The results obtained from this study is the similarity of thinking between the philosophical expressions of Java in the Javanese philosophy with Islamic thought in the verses of the Qur'an as part of the teachings of Islam in understanding the three concepts of the nature of God that is (1) the concept of tan kena kinaya gapa means that God cannot be imagined circumstances and forms, but the absolute power, (2) the concept of Gusti Allah orah sare means God is not sleeping and always awake in every period; Understanding of the concept raises an attitude of being cautious in acting, acting, and fully aware of God's supervision, and (3) the concept of sangkan paran which has an understanding that the beginning of the creation of man and the universe comes from God (sangkan) and the end of creation Man and the universe will return to God (paran). Abstrak Pemikiran Islam dalam falsafah Jawa terkait konsep Tuhan berawal dari adanya tiga kesinambungan antara: (1) latar belakang Islamisasi di Nusantara, melalui pendekatan kultural, (2) ungkapan-ungkapan filosofis dalam falsafah Jawa sebagai bagian dari ciri khas karya sastra Jawa yang bersifat mendidik (didaktis) dan luhur (piwulang), dan (3) kesamaan antara konsep hubungan harmonis manusia dengan Tuhan dalam konsep tri hita wacana dengan ajaran hubungan baik antara manusia dengan Tuhan (habluminallah) dalam ajaran Islam terkait konsep insan kamil. Kajian ini menggunakan metode kualitatif berdasarkan data studi literatur dan analisis deskriptif secara menyeluruh (integral). Hasil yang diperoleh dari kajian ini yaitu adanya kesamaan alur berpikir antara ungkapan-ungkapan filosofis Jawa dalam falsafah Jawa dengan pemikiran Islam dalam ayat Alquran sebagai bagian dari ajaran Islam
ABSTRAK Kemunculan dan perkembangan Islam di Dunia Indo-Melayu (termasuk di dalamnya adalah Jawa) menimbulkan transformasi kebudayaan-peradaban lokal. Transformasi suatu kebudayaan-peradaban melalui pergantian agama dimungkinkan, karena Islam bukan hanya menekankan keimanan yang benar, tetapi juga tingkah yang baik, yang pada giliranya harus diejawantahkan setiap Muslim dalam berbagai aspek kehidupan, dan tentu saja termasuk aspek budaya di dalamnya. Masuknya Islam ke Jawa, dalam konteks kebudayaan membawa dampak pada akulturasi Islam dan budaya Jawa, yaitu budaya yang telah hidup dan berkembang selama masa kejayaan kerajaan-kerajaan Hindu Jawa. Akulturasi Islam dan budaya Jawa dapat dilihat pada batu nisan, arsitektur (seni bangunan), seni sastra, seni ukir, dan berbagai tradisi perayaan hari-hari besar Islam. akulturasi Islam dan budaya Jawa dapat dilihat dalam setiap era kesultanan (kerajaan Islam) yang ada di Jawa, baik era Demak, era Pajang, maupun era Mataram Islam. Pada era Demak, akulturasi antara Islam dan budaya Jawa terjadi dalam banyak hal, misalnya, arsitektur, seni ukir,
Agama merupakan salah satu aspek yang paling penting dari pada aspek-aspek budaya yang di pelajari oleh para antropolog dan para ilmuwan sosial lainnya. Sangat penting bukan saja yang di jumpai pada setiap masyarakat yang sudah diketahui, tetapi karena juga penting saling pengaruh mempengaruhi antara lembaga budaya satu dengan yang lainya. Di dalam agama itu di jumpai ungkapan materi budaya dalam tabiat manusia serta dalam sistem nilai, moral dan etika. Agama itu saling pengaruh mempengaruhi dengan sistem organisasi kekeluaragaan, perkawian, ekonomi, hukum, dan politik. Agama juga memasuki lapangan pengobatan, sains dan teknologi. Serta agama itu memberikan inspirasi untum memberontak dan melakukan peperangan dan terutama telah memperindah dan memperhalus karya seni, tidak terdapat suatu instuisi kebudayaan lainnya menyajikan suatu lapangan eksprresi dan implikasi begitu halus seperti halnya agama. Ide-ide keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal yang bersifat fisik sekirannya. Segala macam formula itu tidak menjumpai keterbasan dibanding dengan permasalahan spiritual yang dipertanyakan oleh manusia itu sendiri. B. RUMUSAN MASALAH a. Apa pengertian masyarakat Jawa ? b. Apa makna kepercayaan terhadap makhluk halus ? c. Bagaimana penting agama dalam kehidupan ? d. Apa yang dimaksud dengan Aliran Kejawen ? e. Bagaimana nilai agama terhadap masyarakat Jawa ? 3 BAB II PEMBAHASAN A. AWAL MULA PENDUDDUK JAWA Pada permulaan abad ke-15,dengan runtuhnya kerajaan majapahit agama Islam telah berkembang sejak abad ke-8, dari negeri Arab dan terus menyebar ke arah Timur dan Barat. Sejak perkembangan tersebut, penduduk Persia dan Hindia Muka ( India dan Pakistan sekarang) mulai memeluk agama Islam. Selanjutnya islam mulai terus berkembang ke sebalah timur Asia. Menurut laporan Marco Polo, pada tahun 1292, ketika pulang dari kunjungannya ke kaisar China Chubilai Khan, ia sempat singgah di Sumatera. Di sini ia melihat penduduk kerajaan Perlak banyak yang telah memeluk agama Islam. Semasa Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, Perlak masih menjadi bagian dari kerajaan Majapahit. Penduduk kerajaan Perlak masuk Islam karena pengaruh dari pedagang India dan Pakistan. Sejak tahun 1300, dari kerajaan Perlak Islam terus berkembang ke Negara-negara tetangganya seperti kerajaan Samudera Pasai. Pada akhir abad ke-14, Islam terus menerobos ke Malaka disebabkan oleh perkawinan seorang putri Raja Pasai dengan seorang Raja disana. Di Malaka, sama dengan kerajaan Samudera Pasai, berkembangnya Islam juga dipengaruhi dari pedagang Gujarat. Gujarat adalah kerajaan yang pada masa dulunya disebut-sebut sebagai Astina yang terletak di semenanjung barat Hindia, tepatnya sebalah utara teluk Canbay. Di Malaka sendiri, menurut sumber berita dari tiongkok, Raja Malaka dan penduduknya telah memeluk agama Islam sejak tahun 1409. Malaka ternyata berperan penting dalam masuknya Islam ke pulau Jawa. Karena letaknya yang strategis, pada abad ke-15 semua pedagang dari hindia muka,China,Hindia belakang,Jepang, dan Jawa Timur membawa barang dagangannya ke Malaka karena letaknya yang strategis. Sambil menunggu perubahan iklim, barang dagangan yang dari pedagang lainnya. Mereka juga mengambil persediaan dan perlengkapan sebagai bekal perjalanan yang akan dilakukan, sambal menunggu angin yang sesuai arah pelayarannya. Di antara pedagang-pedaganga Negara besar yang menetap dikota
PERADABAN ISLAM DI SUMEDANG JAWA BARAT, 2023
Sumedang Islamic civilization in West Java has a long and rich history. The development of Islam in Sumedang began in the 16th century with the arrival of traders and scholars from various regions. One of the important figures in the spread of Islam in Sumedang was Sunan Gunung Jati who founded Islamic kingdoms in West Java, such as the Paseh Islamic Boarding School which served as a significant center of Islamic education. Sumedang's Islamic civilization is reflected in local traditions and culture such as traditional dance and music with Islamic influences. Sumedang Grand Mosque is one of the symbols of the presence of Islam which has a rich history in Sumedang. Islam has thus become an integral part of the life of the people of Sumedang and is a strong historical and cultural legacy to this day.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
makalah islam, budaya, dan kearifan lokal, 2023
Atika Suciati, 2019
Hartatik, 052, 2023
The International Journal of Pegon : Islam Nusantara civilization, 2018