Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2018, Jurnal Lentera Samarinda
…
15 pages
1 file
Agus Dedi Putrawan Sekolah Perjumpaan sebagai… 207 | L e n t e r a , V o l. I I , N o. 2 , D e s e m b e r 2 0 1 8 Abstract Da'wa is on of the most important parts of Islamic teachings. In the context of the implementation of da'wa in the formal school settings, da'wa is responsible for the overall result of the process of implanting Islamic values into school age children. However, da'wa in the settings of formal school is less successful in integrating the objective of da'wa into the learning process and evaluation involving students. This article, thus, aims at revealing the implementation of da'wa within the framework of community school settings in several villages in West Lombok regency. Findings in this article suggest that the implementation of da'wa in the framework of community school settings contributes to the increase in the quality students' religiousity. Abstrak Dakwah adalah bagian yang sangat penting dalam ajaran Islam. Dalam konteks penerapan dakwah di lingkup sekolah formal, penyelenggaraan dakwah bertanggung jawab atas keberhasilan dari proses penanaman nilai-nilai Islam sejak dini pada anak-anak usia sekolah. Meski demikian, dakwah pada konteks sekolah formal pada umumnya kurang berhasil dalam mengintegrasikan tujuan dakwah kedalam proses pembelajaran dan evaluasi terhadap para siswa. Artikel ini melihat bagaimana pelaksanaan dakwah yang dibingkai dalam bentuk penyelenggaraan sekolah perjumpaan pada sejumlah desa di Kabupaten Lombok Barat. Temuan dalam artikel ini menunjukkan bahwa penerapan dari konsep sekolah perjumpaan berkontribusi positif terhadap peningkatan kualitas keberagamaan para peserta. Kata Kunci: Sekolah Perjumpaan, dakwah, dan kualitas keberagamaan siswa.
1.0 PENGENALAN Cabaran yang dihadapi oleh pengurus pendidikan masa kini jauh lebih rumit berbanding sebelumnya kerana harapan masyarakat semakin meningkat. Bagi menangani cabaran tersebut, pengurus pendidikan harus menggerakkan pengamalan budaya cemerlang agar berlaku perubahan dari segi sikap, nilai dan prestasi warga organisasinya. Menjana dan memperkasa pengamalan serta penghayatan terhadap budaya kerja organisasi menerusi pasukan kerja secara kolaboratif bukan sesuatu perkara yang baru dalam sistem pengurusan masa kini kerana budaya kolaboratif dikatakan mempunyai kuasa yang hebat dalam membentuk dan menterjemah corak pemikiran dan tindakan warganya (Barth, 2002). Namun, persoalan yang sering timbul adakah sekolah kolaboratif pada era kini? Sekolah merupakan sebuah institusi sosial yang menyediakan murid-murid dengan ilmu pengetahuan. Sekolah yang cemerlang dan berkesan diterajui oleh pentadbir dan guruguru yang bersedia melakukan perubahan untuk mencapai misi dan visi dengan baik. Sekolah yang mengamalkan budaya kolaboratif dikatakan mempunyai ciri organisasi yang sihat, termasuk kesediaan untuk berubah dan lebih responsif kepada perubahan. Malahan, sebarang aktiviti kerja yang berasaskan budaya kolaboratif dianggap sebagai salah satu cara guru menyuburkan amalan pedagoginya secara bersama kerana dapat memperbaiki amalan pengajaran dan pembelajaran guru serta berupaya meningkatkan motivasi kerja guru (Johnson, 2003). Bagi mewujudkan sebuah sekolah yang cemerlang, maka semua sekolah haruslah mengamalkan budaya dan pengurusan yang kolaboratif iaitu melakukan kerja bersamasama, menggunakan pendekatan secara berpasukan dan bersesuaian dan menetapkan matlamat-matlamat prestasi yang tinggi. Ketua Jabatan iaitu pengetua sekolah seharusnya tidak mengamalkan sikap pentadbiran yang bersikap 'kuku-besi' atau mengamalkan sikap pilih kasih, sebaliknya mengamalkan budaya kolaboratif. Mengikut Abdullah Sani dalam Azman (2001), elemen penting yang akan mempengaruhi kecemerlangan pengurusan sesebuah sekolah adalah bagaimana pentadbir dan guru-guru memimpin sekolah tersebut.
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya makalah ilmiah yang berjudul "Pengukuran Kinerja Sektor Publik" ini dapat diselesaikan tepat padawaktunya. Di dalam penyusunan makalah ilmiah ini, saya merasa bahwa banyak hambatan yang kami hadapi. Namun, berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, hambatan-hambatan tersebut dapat kami atasi sedikit demi sedikit. Di samping itu, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan di dalam penulisan makalah ini. Demikian pula halnya saya juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan makalah ilmiah ini untuk selanjutnya dapat menjadilebih baik Dengan rampungnya makalah ilmiah ini saya harapkan mempunyai manfaat bagi semuapihak yang membacamakalah ilmiah ini.
LENTERA, 2018
Da’wa is on of the most important parts of Islamic teachings. In the context of the implementation of da’wa in the formal school settings, da’wa is responsible for the overall result of the process of implanting Islamic values into school age children. However, da’wa in the settings of formal school is less successful in integrating the objective of da’wa into the learning process and evaluation involving students. This article, thus, aims at revealing the implementation of da’wa within the framework of community school settings in several villages in West Lombok regency. Findings in this article suggest that the implementation of da’wa in the framework of community school settings contributes to the increase in the quality students’ religiousity.Keywords: Community school settings, da’wa, and students’ religiousity.
1.0 PENGENALAN Cabaran yang dihadapi oleh pengurus pendidikan masa kini jauh lebih rumit berbanding sebelumnya kerana harapan masyarakat semakin meningkat. Bagi menangani cabaran tersebut, pengurus pendidikan harus menggerakkan pengamalan budaya cemerlang agar berlaku perubahan dari segi sikap, nilai dan prestasi warga organisasinya. Menjana dan memperkasa pengamalan serta penghayatan terhadap budaya kerja organisasi menerusi pasukan kerja secara kolaboratif bukan sesuatu perkara yang baru dalam sistem pengurusan masa kini kerana budaya kolaboratif dikatakan mempunyai kuasa yang hebat dalam membentuk dan menterjemah corak pemikiran dan tindakan warganya (Barth, 2002). Namun, persoalan yang sering timbul adakah sekolah kolaboratif relevan pada era kini? Sekolah merupakan sebuah institusi sosial yang menyediakan murid-murid dengan ilmu pengetahuan. Sekolah yang cemerlang dan berkesan diterajui oleh pentadbir dan guruguru yang bersedia melakukan perubahan untuk mencapai misi dan visi dengan baik. Sekolah yang mengamalkan budaya kolaboratif dikatakan mempunyai ciri organisasi yang sihat, termasuk kesediaan untuk berubah dan lebih responsif kepada perubahan. Malahan, sebarang aktiviti kerja yang berasaskan budaya kolaboratif dianggap sebagai salah satu cara guru menyuburkan amalan pedagoginya secara bersama kerana dapat memperbaiki amalan pengajaran dan pembelajaran guru serta berupaya meningkatkan motivasi kerja guru (Johnson, 2003). Bagi mewujudkan sebuah sekolah yang cemerlang, maka semua sekolah haruslah mengamalkan budaya dan pengurusan yang kolaboratif iaitu melakukan kerja bersamasama, menggunakan pendekatan secara berpasukan dan bersesuaian dan menetapkan matlamat-matlamat prestasi yang tinggi. Ketua Jabatan iaitu pengetua sekolah seharusnya tidak mengamalkan sikap pentadbiran yang bersikap 'kuku-besi' atau mengamalkan sikap pilih kasih, sebaliknya mengamalkan budaya kolaboratif. Mengikut Abdullah Sani dalam Azman (2001), elemen penting yang akan mempengaruhi kecemerlangan pengurusan sesebuah sekolah adalah bagaimana pentadbir dan guru-guru memimpin sekolah tersebut.
Masa remaja merupakan suatu tingkah laku atau perilaku yang penuh dengan perubahan serta sensitif akan munculnya masalah-masalah remaja yang menimbulkan dampak buruk terutama kenakalan remaja. Perlu adanya perhatian khusus serta pemahaman yang baik dan penanganan yang tepat merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa transisi remaja merupakan masa yang paling menentukan atau bisa dikatakan masa yang labil. Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua agar perkembangan remaja itu dapat terarah dengan semestinya, untuk mengurangi sikap dan perilaku perlu diciptakan kondisi lingkungan terdekat dan sestabil, khususnya lingkungan keluarga. Keadaan keluarga yang ditandai dengan hubungan orang tua yang harmonis akan lebih menjamin remaja bisa melewati masa transisinya dengan mulus dan tidak merasa terganggu. Adapun beberapa peran yang dapat dilakukan orang tua dalam menanggulangi kenakalan remaja meliputi; Orang tua harus menjadi teladan sikap dan ucapan pada anaknya, motivasi anak, orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul. Orang tua berusaha menciptakan keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja. serta membantu remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik remaja.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan latar belakang membantu warga desa Sepakung di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang sebagai desa binaan program KKN UPGRIS, yang membutuhkan upaya menata salah satu obyek wisatanya. Dengan pedoman teknis, perencanaan dan perancangan yang baik secara teknik bangunan maupun arsitektural, diharapkan bangunan sederhana atau fasilitas sarana dan prasarana bangunan di Buper Balong akan memiliki ketahanan terhadap kondisi alam di perbukitan disamping dapat mengatasi problema iklim tropis serta mengantisipasi kekeliruan teknis yang dapat mengakibatkan kerusakan bangunan yang tidak perlu. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu studi lapangan, pemaparan pedoman teknis dan rancangan penataan, serta pelaksanaan pembimbingan teknis dilapangan. Studi lapangan digunakan dalam pengumpulan data tapak seperti pengukuran dimensi tapak dan analisis kondisi eksisting. Hasil pengukuran tersebut menjadi dasar dalam pembuatan rancangan gambar acuan grafis. Kemudian dilanjutkan dengan pembimbingan teknis saat pelaksanaan pembangunan dilapangan. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah : (1) pemaparan pedoman teknis bangunan yang sesuai kaidah konstruksi yang benar kepada warga desa Sepakung, serta gambaran umum antisispasi terhadap kondisi iklim; (2) gambar rancangan grafis tapak dan bangunan; (3) pemberian bantuan bahan material untuk bagian jalan lingkungan bumi perkemahan; (4) dari hasil perencanaan / acuan gambar grafis ditindaklanjuti dengan bimbingan teknis dilapangan saat berlangsungnya pembangunan rumah;
Jurnal Sajak, 2016
Penggalan puisi di atas saya ambil dari antologi puisi “Lumbung Perjumpaan” Februari 2011 karya Agus R Sarjono yang berjudul “Camus”. Saya mengambil penggalan puisi ini untuk memancing saya sebagai penikmat puisi agar terhentak dan menyelami antologi puisi ini. Karena ada sesuatu yang menggelitik dalam antologi ini. Pertama mengapa Agus R Sarjono memilih tema-tema tokoh atau pemikir dunia. Kedua Agus mampu menggambarkan sosok sastrawan sekaligus filsuf dalam puisi ini. Inilah yang membuat saya harus terus menyelam mencari fondasi pemikiran yang hendak di bangun oleh Agus R Sarjono dalam antologi puisi ini. Dalam hal ini saya tidak hendak mengulas satu-persatu pemikiran yang ditawarkan para sastrawan dan filsuf, akan tetapi saya akan fokus pada buku antologi puisi ini, karena setelah saya membaca semua antologi ini ada ide-ide segar atau nilai-nilai universal yang hendak diberikan kepada pembaca
Hajar Mukarromah, Itsna Rokhmatin, 2023
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan penyebab menurunnya motivasi belajar siswa pada salah satu SMP di Purworejo (2) Membantu siswa meningkatkan motivasi belajar. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan melakukan studi kasus yang dilaksanakan pada salah satu SMP di Purworejo. Subjek penelitian ini adalah salah satu siswa yang mengalami penurunan motivasi belajar. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian konseling pendidikan kepada siswa yang mengalami penurunan motivasi belajar menggunakan pendekatan behavioral terlihat adanya perubahan dengan meningkatnya motivasi belajar. Dengan demikian peneliti mampu mengubah perilaku subjek sehingga menjadi perilaku yang positif.
Salah satu fase remaja yaitu rasa ketertarikan terhadap lawan jenis disertai rasa ingin memiliki. Pengaruh kemajuan teknologi dan memudarnya kontrol sosial masyarakat, sehingga perubahan besar dirasakan oleh remaja karena mereka cenderung lebih banyak mengikuti trend tanpa memikirkan resiko baik buruknya, termasuk dalam perilaku berpacaran. Artikel ini mendeskripsikan hasil penelitian penulis berupa upaya guru bimbingan konseling dalam mengatasi perilaku menyimpang berpacaran siswa di SMAN 1 WAWO kabupaten Bima. Upaya ini merupakan suatu usaha yang dilakukan guru SMAN 1 WAWO untuk mencapai apa yang dikehendaki. Upaya guru bimbingan konseling dalam mengatasi perilaku menyimpang berpacaran merupakan suatu usaha dalam menguasai keadaan yang dilakukan oleh peserta didik hal ini dilakukan untuk mencegah perilaku atau aktivitas yang dilakukan peserta didik di luar batas aturan norma yang berlaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku berpacaran dan upaya mencegah siswa SMAN 1 WAWO melakukan aktivitas berpacaran. Jenis yang digunakan dalam artikel ini metode survey online dan juga wawancara secara daring kepada siswa SMAN 1 WAWO. Hasil artikel menunjukkan bahwa perilaku berpacaran yang dilakukan siswa diantaranya jalan berdua, mengobrol, bercanda, berpelukan, dan meraba. Menurut hasil penelitian, upaya dalam menangani remaja berpacaran ada 3 yaitu preventif, kuratif, dan pembinaan. Namun, upaya yang dilakukan guru bimbingan konseling untuk mencegah penyimpangan berpacaran adalah cenderung dengan upaya preventif, berupa layanan informasi secara klasikal dengan media video terkait bahaya pacaran pada remaja awal untuk membina dan mengendalikan siswa dengan baik serta mengadakan surat perjanjian dan sosialisasi.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Irene Bunga Resi , 2022