Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2019, Vanzaka Musyafa
…
14 pages
1 file
Setelah runtuhnya Daulah Abbasiyah Oleh tentara Mongol, tidak lama kemudian berdiri kerajaan Islam Yang bernama Usmani. Diambil dari nama pendirinya. Kerajaan tersebut berkuasa selAMA 625 tahun.
Kesempurnaan ajaran Islam telah berhasil membuat perubahan besar bagi peradaban manusia. Sejarah mencatat, sejak ajaran yang dibawa Muhammad saw tersebut disampaikan kepada umat manusia, mampu membuat kemajuan disemua bidang kehidupan, bukan hanya bidang duniawi semata tetapi juga bidang sosial budaya, mental dan spiritual. Bangsa Arab, tempat diturunkannya ajaran Islam, sebelumnya dikenal sebagai bangsa yang diliputi zaman jahiliyah, setelah Islam datang mereka mampu tampil menjadi bangsa yang berperadaban dan meraih kehidupan yang maju serta menjadi pelopor di antara bangsa-bangsa yang lain. Madinah sebagai awal terbentuknya masyarakat yang menerapkan kehidupan yang dijiwai dengan ajaran Islam, dipimpin langsung oleh Rasulullah saw, dilanjutkan oleh Khulafa al-Rasyidin, Bani Umayah, Bani Abasiyah hingga ke berbagai wilayah di permukaan bumi, termasuk dinasti Turki Usmani, dinasti
Transformasi Manageria: Journal of Islamic Education Management
The education system played an important role in the development and expansion of the Ottoman Empire. To provide the country with well-trained and meritorious leaders, special institutions, such as court schools, were established. During its heyday, the Ottoman Empire reached new heights of intellectual achievement. During the success of civilization, this system gave birth to scholars who thought highly and had high knowledge. Empire growth stagnated and became resistant to change and innovation, with lasting consequences for society. Based on this, this article discusses, describes, and analyzes Islamic education in the Ottoman Empire. The object of this research is a literature search with a qualitative descriptive method. Qualitative descriptive research is research that describes existing data. This study uses historical methods. Education during the Ottoman Empire was driven by advanced educational institutions during the Ottoman empire, namely madrasas. In this case it is not...
Mini research Sejarah Peradaban Islam, 2023
Kekaisaran Turki Usmani, juga dikenal sebagai Kesultanan Utsmaniyah, merupakan salah satu kekaisaran paling berpengaruh dalam sejarah dunia. Dari akhir abad ke-13 hingga awal abad ke-20, kekaisaran ini menguasai wilayah yang meliputi wilayah Eropa Timur, Asia Barat Daya, dan Afrika Utara. Dalam kurun waktu tersebut, Kekaisaran Turki Usmani mencapai puncak kejayaannya dan menjadi pusat kekuatan politik, ekonomi, dan budaya di dunia Islam.
2016
Bangsa Turki tercatat dalam sejarah atas keberhasilannya mendirikan dua Dinasti, yaitu Dinasti Turki Saljuk dan Turki Usmani.Kehancuran Dinasti Turki Saljuk oleh serangan bangsa Mongol merupakan awal dari terbentuknya Dinasti Turki Usmani.
Empayar Turki Uthmaniyyah (Turki Uthmaniyyah: Devlet-i Aliye-i Osmaniye; Turki Moden: Osmanlı İmparatorluğu; Arab: ــــﺔ اﻟﻌﺜﻤﺎﻧﯿـ ــــﺔ , اﻟﺪوﻟـ al-Dawlaṭ al-'Uthmānīyyaṭ) keluarga Bani Osmani ini adalah sebahagian kecil dari keseluruhan suku-suku bangsa Turki yang dikenali sebagai bangsa Turki yang masuk ke Asia Kecil semenjak abad ke sebelas yang lalu. Bangsa ini adalah pemimpin-pemimpin yang terus-menerus berjuang menentang Byzantine, terutama setelah mereka bergerak ke barat laut Anatolia di abad ke-13. Pengikutpengikutnya direputasikan sebagai ghazi atau lebih mudah dikenali sebagai parajurit yang berjuang memerangi Kristian kerana jihad untuk menegakkan Islam, dan mengecapi kejayaan. Di sinilah wujudnya empayar atau kerajaan Uthmaniah, yang menampung kerajaan-kerajaan kecil bangsa Turki yang lain. Pemerintah Uthmaniyyah melihat diri mereka sebagai "pemerintah universal" dan waris kepada Empayar Rom dan Islam, maka terjadilah "penyatuan kebudayaan". [1]
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
The purpose of this study is to analyze the history and progress of the Ottoman Turks for the Islamic World. Historically, the founder of this kingdom was a Turkic nation from the Oghuz tribe, whose name was Ertugrul, he was the pioneer of the Ottoman Empire who died in 1289 AD. Later, the leadership was continued by his son, Uthman. Uthman bin Ertugrul is considered the founder of the Ottoman empire. There are nine phases, namely the first and second phases as the pioneering and founding phases of the Ottoman Empire, phases three and four as the glory phase, phases five to 8 as the phase of stagnation, decline and dissolution of the Ottoman Empire, while the ninth phase is the phase of the Republican caliphate. Factors that influenced the glory and progress of the Ottoman Turks were political, military, economic factors, the paradigm of rulers/sultans, and socio-political factors. Meanwhile, the territory of the Ottoman Turks in parts of Asia, North Africa to Eastern Europe can b...
2014
A. PENDAHULUAN Setelah Khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara Mongol, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis.Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol. Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, diantaranya Uthma> ni di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia. Sebagai Dinasti terakhir dalam kerajaan Islam, Turki Uthma> ni telah membuktikan eksistensinya di seluruh dunia dengan berkuasa selama lebih dari 7 Abad dan menguasai hampir dua pertiga dunia. Namun sangat disayangkan bahwa peradaban ini pun tidak mampu menghadapi gejolak modernisasi setelah kekalahan yang ke sekian kalinya termasuk pada Perang Dunia I oleh aliansi bangsa-bangsa Eropa sehingga harus kehilangan banyak daerah kekuasaannya. Langkah-langkah penyelamatan yang dilakukan oleh Sultan Abdul Hamid II pun dinilai sudah terlambat sehingga kaum sekularis berhasil mengambil alih kekuasaan menurunkan sultan dari kedudukannya sebagai khalifah bahkan menghapus sistem kekhalifahan dan mengubah turki menjadi negara sekular. Makalah ini membahas proses pertumbuhan Pemerintahan Dinasti Turki Uthma> ni, perkembangan, kemajuan dan kemunduran sampai kehancuran peradaban islam Dinasti Turki Uthma> ni B. PEMBAHASAN Sejarah Munculnya Dinasti Turki Uthma> ni 1. Turki Pra Islam Bangsa Turki berasal dari sebuah rumpun bangsa Ural Altaic (rumpun bangsa kulit kuning). Mereka hidup dikaki pegununan Altaic, bagian barat dari padang rumput Mongolia. Kemungkinan besar nenek moyang bangsa Turki mempunyai hubungan yang erat dengan bangsa asli yang mendiami benua Amerika yang berkulit merah (Indian) daripada dengan bangsa yang berdiam di Cina, Bangsa Samoye, Bangsa Hungaria maupun Mongolia. Mereka berkiprah dan mengukur sejarah tidak dengan sebutan bangsa Turki, tetapi bangsa Hun. 1 Pola kehidupan bangsa ini adalah nomaden serta masih berbudaya primitif. Sistem kekuasaan yang mereka lakukan didasarkan pada aturan adat. Penopang kehidupan mereka adalah penggembala ternak serta melakukan penjarahan terhadap suku-suku yang lebih lemah. Model kehidupan ini telah memupuk kebangaan akan anak laki-laki. Sejak kanak-kanak mereka telah dibiasakan untuk melakukan permainan yang dapat membentuk watak pemberani dan tubuh yang kuat. Mereka mengorganisasi diri dibawah pimpinan yang disebut syah. Dari segi keyakinan, bangsa Altaic menganut kepercayaan Syaman yakni menyembah unsur-unsur alam dengan perantara totem dan roh. 2 Menurut kepercayaan mereka, dengan upacara penyembahan ini orang akan mampu memiliki kekuatan yang besar untuk digunakan kebaikan ataupun kejahatan. Dalam kancah politik, bangsa ini telah mampu membangun kerajaan besar yang bernama Attilia pada abad ke-5 M yang terletak ditengah daratan Eropa setelah mereka berpindah dari pegunungan Altaic pada abad ke 3 SM. Kondisi geografis yang didiami bangsa Turki saat itu secara umum menuntut pola hidup berpindah-pindah. Situasi itu memunculkan bentuk kehidupan yang bersuku-suku. Daerah perpindahan bangsa Turki tersebut juga menrupakan 1 A. Syafiq Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam Di Turki.( Jakarta: Logos, 1997), hal. 54-57 2 Ibid, hal. 6 daerah transit serta menjadi pusat bertemunya berbagai budaya bangsa yang sedag bermigrasi. Di Daerah oase inilah bangsa Turki memulai kehidupan yang bersifat semi-menetap. 3 Karena menyadari akan watak bangsa Turki yang suka berpindahpindah dan menjarah suku lain yang lebih lemah, maka kerajaan-kerajaan yang berkuasa di Timur Tengah mendirikan pertahanan di Transoksania untuk mempertahankan eksistensi mereka dari ancaman bangsa Turki. Kelompok bangsa Turki yang menetap diperbatasan dengan Timur Tengah inilah lambat laun berasimilasi dengan budaya setempat (Islam). Dalam proses asimilasinya, kelompok ini mulai menyukai budaya baru yang mereka kenal tersebut sehingga mereka berupaya menahan masuknya kawan sesama bangsa Turki yang masih belum berbudaya dan suka merusak. dan inilah awal persinggungan bangsa Turki dengan budaya Islam.
Sejarah Islam di Turki alhijazindowisata.info/sejarah-islam-di-turki/
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Tasamuh: Jurnal Studi Islam, 2018
Al-Turas, 2015
Journal of Al-Tamaddun, 2020
Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam