Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2016, Jurnal AL-Jauhari
…
8 pages
1 file
Halaman 46-53 PENDIDIKAN KARAKTER ANAK MENURUT IMAM AL-GAZALI Oleh: Doly Hanani ABSTRAK Kajian tentang konsep pendidikan karakter terutama pendidikan karakter menurut Imâm al-Ghazâlî dalam kitab Ihyâ' Ulûm al-Dîn sangatlah penting dilakukan saat ini mengingat pendidikan karakter menjadi bagian salah satu aspek yang harus dilakukan guna mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan karakter (akhlak) anak menurut Imam al-Gazali dalam Kitab Ihyâ' Ulûm al-Dîn usaha sadar oleh orang dewasa (orang tua dan masyarakat) untuk membimbing karakter/akhlak anak yang diorientasikan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat, yaitu dengan mengajarkan ajaran agama sehingga mampu mengontrol hidupnya dengan sifat-sifat terpuji yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai karakternya antara lain: mengutamakan penyucian jiwa dan ibadah, tawakkal, ikhlas, solidaritas, cinta ilmu bermanfaat, jujur, kesederhanaan, sabar, syukur, dan sikap lemah lembut. mengutamakan penyucian jiwa dan ibadah, tawakkal, ikhlas, solidaritas, cinta ilmu bermanfaat, jujur, kesederhanaan, sabar, syukur, dan sikap lemah lembut. Nilai-nilai karakter ini ada relevansinya dengan 18 (delapan belas) nilai-nilai karakter bangsa yang ditetapkan saat ini untuk dikembangkan melalui proses pendidikan. Kata kunci: Konsep pendidikan karakter menurut Imam al-Gazali, kitab Ihyâ' Ulûm al-Dîn. A. Pendahuluan Pendidikan karakter sesungguhnya adalah amanat Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan karakter harus dimulai diberikan sejak masa anak-anak karena pendidikan karakter tidak akan berpengaruh signifikan jika baru dimulai diberikan kepada orang yang telah dewasa. Hal ini yang menjadi landasan kebijakan pemerintah Indonesia menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional dan secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015 yang selanjutnya diapresiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui pencanangan pendidikan karakter dalam kurikulum. Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Pendidikan karakter tidak hanya membuat seorang anak mempunyai akhlak mulia, akan tetapi juga dapat
Makalah ini membahas masalah tentang pendidikan karakter. Pendidikan karakter menjadi sorotan perhatian belakangan ini karena mengalami kemunduran yang mengakibatkan kemerosotan moral. Dalam al-Qur'an, karakter menggunakan term "akhlaq" yang diartikan kehendak yang dibiasakan. Kehendak dan kebiasaan menimbulkan kekuatan. Apabila kebiasaan menghasilkan suatu perbuatan baik disebut akhlakul karimah. Pendidikan karakter merupakan usaha secara sengaja untuk membantu pengembangan karakter dengan optimal. Pendidikan karakter tidak bisa hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan atau melatih suatu keterampilan tertentu. Pendidikan karakter perlu proses, contoh teladan, dan pembiasaan atau pembudayaan dalam lingkungan peserta didik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun lingkungan masyarakat. Pendidikan karakter dalam al-Qur'an perlu memperhatikan pentingnya dimensi penanaman akhlak terpuji (akhlakul karimah).
Pendidikan agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sebagai pengendali tingkah laku atau perbuatan. Maka dari itu untuk membentuk karakter seorang anak yang berlandaskan agama pertama-tama di tentukan oleh keluarga terlebih dahulu karena keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik agama bagi anak-anaknya, terutama dalam pembentukan kepribadian atau karakter. Artinya keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak anak serta anggota kleurga lain kepada kehidupan beragama sedini mungkin. Adapun pendidikan keluarga menurut pandangan Islam adalah pendidikan yang diberikan sejak anak masih dalam kandungan (pra natal) yakni sejak setelah ditiupkan ruh oleh Allah SWT kepadanya yaitu ketika usia kandungan 120 hari (4 bulan) karena saat itulah mulai tumbuh potensi untuk melihat, mendengar, merasa dan berpikir, setelah lahir dan berlangsung hingga anak menjadi dewasa.
EDU-RILIGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam dan Keagamaan, 2019
The purpose of this research to find out how the Quran views the character education of early childhood and character education models that are suitable for early childhood. This thesis research uses the tahlili interpretation method which is the method of interpretation by describing all aspects contained in the verses interpreted through the asbabun nuzul verse. The results of this study discuss the root words of "thifl" which are presented in the Encyclopedia of the Quran. Then discuss the roots of the main verse through the Al-Azhar Tafsir by Buya Hamka, Tafsir Al Misbah which begins with an explanation of difficult words, and the Tafsir of Ibn Katsir which starts from the explanation. The results and discussion of this
Abstrak:Karakter atau akhlak anak yang baik tidak muncul secara tiba-tiba tanpa melalui proses pendidikan. Salah satu cara dalam pendidikan karakter anak adalah menerapkan pendidikan agama pada anak sejak dini. Tulisan ini mengkaji bagaimana pendidikan karakter anak dalam pendekatan Islam dan psikologi. Penulis menyimpulkan bahwa Islam dan Psikologi memiliki pandangan dan tujuan yang sama dalam memaknai pendidikan karakter pada anak. Setiap orangtua dituntut menggunakan teknik dan pendekatan yang tepat dalam mengembangkan kepribadian anak sesuai dengan tujuan pendidikan Islam, yaitu mendidik budi pekerti dan jiwa. Salah satu metode yang harus difungsikan adalah agama. Dalam pendidikan agama Islam dan teori Psikologi diajarkan prinsip-prinsip penting, seperti: keimanan, keteladanan, kedisiplinan, nasihat, hukum dan ganjaran yang diberikan orangtua kepada anak sejak dini dalam keluarga sehingga pendidikan agama bermakna melahirkan orang yang beriman, beribadah dan berakhlak. Ketiga domain ini menuju kepada terbentuknya karakter yang baik. Abstract: Child's Character Building in Islamic and Psychological Approaches. Character or good morals of a child will not be materialized as such without going through the process of education. One way to improve the good character in children is to adapt to religious education from an early age. The author concludes that Islam and psychology perceive similar views and goals in comprehending child's character building. In carrying outthe process of religious educationfor children in the family, the parentis requiredto use appropri atetechniques and approaches that it may affect personal development ofthe childin accordancewith Islamic educational objective, namely developing the character and psychological aspects. One of the methods that should be applied is the religion. In Islamic religious education and theory of psychology important principles are thought, such as: creed, exemplar, discipline, guidance, law, discipline, reward and punishment, all which will produce true believers, observance and good character. Thethree aspets will consequently lead tothe formation ofgood character, especiallymoral education.
Anisatul Hamidah, 2023
Pendidikan karakter merupakan upaya sistematis untuk membantu peserta didik memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai akhlak mulia dalam kehidupan berdasarkan berbagai norma agama dan sosial. Pendidikan karakter mencakup tiga unsur: pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral. Pelaksanaan pendidikan karakter di madrasah memerlukan pendekatan terintegrasi dan kerja sama multipihak. Di sisi lain, konsep pendidikan akhlak Al-Ghazali bersifat komprehensif dan integralistik karena mencakup dimensi kognitif, afektif, dan psikomotor yang saling terkait. Oleh karena itu, pemikiran Al-Ghazali mempunyai relevansi sebagai landasan pendidikan karakter di madrasah untuk menginternalisasi nilai-nilai akhlak pada peserta didik agar tercermin dalam sikap dan perilaku di MA Al-Falah sehari-hari.
Abstrak: Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), penelitian yang obyek utamanya adalah buku-buku atau sumber kepustakaan tentang kitab Ayyuhal Walad, karya Imam al Ghazali. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau karakteristik individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Hasil penelitian, pertama, konsep pendidikan karakter merupakan gambaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaa pendidikan karakter, baik terkait dengan definisi pendidikan karakter, tujuan pendidikan karakter dan nilai-nilai pendidikan karakter. Kedua,karakter atau akhlak menurut al-Ghazali adalah suatu kemantapan jiwa yang menghasilkan perbuatan dan pengalaman dengan mudah, tanpa harus direnungkan dan disengaja.Dalam redaksi lain, al-Ghazali juga berpendapat Pendidikan karakter adalah sebuah proses pembersihan jiwa. Dari jiwa yang bersih lahir perilaku yang baik, seperti jujur, dermawan, dan sabar. Ketiga, pendidikan karakter dalam kitab Ayyuhal Walad berisi nasihat al-Ghazali kepada muridnya yang meminta nasihat khusus, secara garis besar membehas tentang masalah akhlak kepada Allah, akhlak seorang pendidik, akhlak seorang pelajar, dan akhlak dalam pergaulan. Tujuan dari pembahasan pendidikan akhlak dalam kitab ini untuk mencetak pribadi yang baik, bermoral dan lebih mengutamakan kepentingan Allah (Syari’at) daripada yang lainnya. Dan juga untuk mendapatkan Ridha Allah SWT. di dunia maupun di akhirat.
Pendidikan karakter menjadi isu krusial dalam membentuk generasi masa depan yang berakhlak mulia. ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana nilai-nilai agama dapat diintegrasikan dalam pendidikan anak usia dini sebagai upaya pembentukan karakter. Pendidikan karakter merupakan aspek penting dalam perkembangan anak usia dini, yang berperan dalam membentuk kepribadian dan moralitas mereka. Artikel ini membahas bagaimana nilai-nilai agama dapat dijadikan sebagai landasan dalam pendidikan karakter bagi anak-anak. Melalui pengenalan nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, tanggung jawab, dan rasa syukur, anak-anak dapat diajarkan untuk mengembangkan sikap positif terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar. Dengan demikian, pendidikan karakter berbasis nilai-nilai agama diharapkan dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas dan empati yang tinggi.
Bangsa yang hebat dan berjaya berpunca daripada akhlak yang baik dan luhur. Isu kebejatan akhlak golongan pelajar semakin meruncing dan satu kajian dilakukan untuk mengenal pasti masalah tersebut. Kajian ini bertujuan menganalisis kaedah pendidikan akhlak mengikut kaedah al Ghazali yang diamalkan oleh pelajar dan meninjau perbezaan pendidikan akhlak berdasarkan jantina. Sampel kajian terdiri daripada 120 orang pelajar semester satu di sebuah Politeknik di Melaka. Instrumen kajian adalah berbentuk soal selidik yang mengandungi 40 item soalan dan kaedah kepustakaan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan perisian SPSS versi 23.0 bagi mendapatkan kekerapan, peratus dan min. Hasil kajian mendapati tahap pendidikan akhlak pelajar Politeknik tersebut adalah baik dengan min keseluruhan 3.46. Begitu juga sikap positif pelajar dengan kesemua lima kaedah akhlak menurut al-Ghazali masing masing menunjukan min yang tinggi dan dapatan kajian juga menunjukkan tidak terdapat perbezaan yang signifikan pendidikan akhlak pelajar berdasarkan jantina. Seterusnya, Impak kajian ini diharapkan para pendidik menyesuaikan kaedah pengajaran mengikut situasi akhlak pelajar di Institusi masing-masing selari dengan cadangan akhlak Imam al-Ghazali. Jesteru, pelbagai pihak perlu tekal memainkan peranan masing-masing dengan meningkatkan usaha dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia dan bertamadun tinggi selari dengan kehendak syariat Islam.
Artikel ini bertujuan untuk: (1) mengkaji gagasan pembaharuan pendidikan yang diajukan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan serta kiprahnya dalam perjuangan pendidikan pada masa kolonial; (2) mengkaji dimensi pendidikan karakter dalam konsep pendidikan Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai dasar menghadapi situasi pada zamannya; (3) mengkaji lebih lanjut pendidikan karakter berbasis agama menurut Kyai Haji Ahmad Dahlan.
Artikel, 2024
This article aims to analyze character education in children and how the role of the Qur'an in the face of this era of globalization. The research method used is the study of libraries by analyzing some references from journal articles. The results of this study show that globalization is something we cannot avoid. The evolution of an advanced era brings the advanced technology anyway. Of course, these developments have a very serious impact, such as a decrease in morality and character in the generation of children of the nation. If this is left alone, then it will have a great impact on the development of the country. In the face of such cases, the Quran has a very important role in character education. The values contained in it are very relevant to everyday life. These values are taught by parents and teachers as someone who has an important role in shaping character education in children. Character education is done starting from the family and school environment. By teaching good practices and using technology to help learning. It is hoped that the generation of the nation's children can accept good and can be applied in life as a good character.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
MENGENAL PENDIDIKAN KARAKTER ISLAM, 2019
BINTANG MAHARANI, 2024
Tarbawi: Jurnal pemikiran dan Pendidikan Islam, 2023
MOHAMMAD IQBAL ERRIVQI, 2019
Ana Lailatu Zulfa , 2022
FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, 2018
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PANCASILA, 2019
Pendidikan Karakter dalam islam, 2024