Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2015, triawan
…
11 pages
1 file
pendidikan lanjut
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan, 2019
Ketentuan penulisan dan pengiriman artikel pada Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Andragogi
Istilah Pedagogi nampaknya tidak cocok dipakai untuk menjelaskan tentang ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar. Hal ini memunculkan suatu masalah yang tidak disadari bahwa dalam istilah pedagogi terdapat kata "Paid" yang berarti anak. Demikian juga dalam istilah pedagogi tentang konsep tujuan pendidikan, yaitu penyampaian pengetahuan pada anak-anak. Atas dasar itulah sehingga pendidikan kemudian diartikan sebagai proses penyampaian pengetahuan. Mendefinisikan pendidikan sebagai proses penyampaian ternyata kurang sesuai dengan perkembangan dan kehidupan manusia. Oleh karena itu dewasa ini telah muncul suatu teori baru cara membelajarkan orang dewasa yang dikenal dengan istilah Andragogi, yaitu suatu ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar, yang secara prinsip asumsi yang digunakan berbeda dengan Pedagogi, terutama mengenai konsep diri, pengalaman, kesiapan belajar, dan orientasi terhadap belajar. Kata kunci: Andragogi, orientasi baru, Pembelajaran
Yusnimar Yusri, M.Pd.I, 2018
Abstrak Belajar bisa dilakukan oleh siapapun, baik anak-anak maupun manusia dewasa. Aspek penting dalam pendidikan yang mendapat perhatian adalah konsep pendidikan untuk orang dewasa. Pendidikan atau usaha pembelajaran pada orang dewasa memerlukan pendekatan dan strategi khusus serta memiliki pegangan kuat akan konsep teori yang didasarkan pada asumsi atau pemahaman orang dewasa sebagai peserta didik. Dengan menggunakan teori ini, kegiatan atau usaha pembelajaran orang dewasa dalam kerangka pembangunan dan realisasi pencapaian cita-cita pendidikan seumur hidup (long life education) dapat diperoleh dengan dukungan konsep teoritik dan penggunaan teknologi yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran pada orang dewasa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran berjalan dengan maksimal, sesuai dengan yang diharapkan. Ini dibuktikan dengan melihat segala persiapan yang telah dilakukan oleh pendidik sebelum melakukan proses pembelajaran. Persiapan berupa satuan acara perkuliahan yang dibuat berdasarkan materi yang disampaikan dan metode yang digunakan cukup menarik sesuai dengan kondisi mereka sebagai orang dewasa belajar. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum telah dilaksanakan secara optimal. Mereka (pendidik) mengajar sesuai dengan kualifikasi pendidikan mereka, memberikan motivasi, nasehat, saran kepada peserta didik, membantu peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan terbagi menjadi dua, evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif berusaha 2 mengidentifikasikan dan memperbaiki kekurangan selama masa pengembangan program. Evaluasi sumatif menilai manfaat program versi terakhir. Dalam proses pembelajaran orang dewasa, pendidik belum melaksanakan evaluasi formatif secara maksimal. Kata Kunci: Strategi, Pembelajaran, Andragogi Abstract Learning could be undertaken by anyone, good kids and of an adult human being. Important aspect in education who are the attention is the concept of education for adults. Education or effort of learning in adults need the approach and specific strategy as well as having a firm grasp of will the concept of theory based on the assumption or understanding adults as school tuition. By the use of this theory, the activity or business of adult learning within the framework of development and the actual achievement education ideals for life (long life education) can be obtained with the support of the concept of teoritik and the use of technology that can be accounted for. Research aims to understand learning planning, presentation of teaching and evaluation of learning in adults. The qualitative method was used in the study with the study cases. Based on the results of research and discussion, a conclusion can be drawn that planned learning to walk with a maximum of, hoped that the. It is clear by looking at all preparations which have been taken by the teaching process before educator. A unit of the event a form lecture made based on the material that was delivered and methods used quite interesting in accordance with their condition they as an adult learning. Presentation of teaching done largely been implemented in an optimum manner. They educator teaching in accordance with qualifying their education, provide the motivation, good advice, advice to students, help those primary school students to resolve problems occurring in the learning process. Evaluation by divided into two, evaluation formative and evaluation sumatif. Evaluation formative trying to identify and correct the deficiency during the the development program. 3 Evaluation sumatif judging of the merits of program the latest version. In the process of adult learning, educator not done evaluation formative maximally. Keywords: Strategy, Learning, Andragogi
DOSEN : PROF. DR. ANDI PANGERAN MOENTA, SH., MH., DFM. MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU RESUME (RANGKUMAN) PENJELASAN TERKAIT PAHAM RASIONALISME, PAHAM EMPIRISME, DAN PAHAM SINTESISME (GABUNGAN) DAN MENJABARKAN TOKOH-TOKOH YANG MEMPRAKASAI BERIKUT JABARKAN PENDAPAT MASING-MASING TOKOH Oleh DESTI NOVITA, SH., MH. Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Hasanudin, Makasar.
Sebuah perjalanan panjang tentang lahirnya istilah andragogi dalam dunia pendidikan, namun pemikiran-pemikiran yang lebih fokus baik dari segi konsep teori, filsafat maupun pada tahapan implementasi (metodologi) seperti pada; proses pembelajaran, tujuan pembelajaran, sasaran pembelajaran serta kaitan antara andragogi dengan pedagogi dimulai pada tahun 1950: dimana Malcolm Knowles menyusun buku 'Informal Adult Education" yang menyatakan bahwa inti Pendidikan orang dewasa berbeda dengan Pendidikan tradisional. Kondisi orang dewasa dalam belajar berbeda dengan anak-anak. Kalaulah pada anak-anak digunakan istilah "padagogy" sehingga diartikan dengan "the art and science of teaching children" atau ilmu dan seni mengajar anak-anak. Maka andragogi lebih dimaknai sebagai ilmu dan seni membimbing atau membantu orang dewasa belajar "the art and science of helping adult learn". Menurut pandangannya, mengapa sampai terjadi perbedaan antara kegiatan belajar anak-anak dengan orang dewasa, hal tersebut disebabkan orang dewasa memiliki: 1) Konsep diri (The self-concept), 2) Pengalaman hidup (The role of the learner's experience); 3) Kesiapan belajar (Readiness to learn); 4) Orientasi belajar (Orientasion to learning); 5) Kebutuhan pengetahuan (The need to know); dan 6) Motivasi (Motivation). Dengan asumsi-asumsi itu menjadikan andragogi sebagai ilmu dalam melandasi pengembangan pendidikan nonformal dan pendidikan formal saat in.
The objective of this study is to get empirical evidence whether there is a significant difference between the class which is taught by andragogy technique and which is taught by conventional technique. This article describes that technique is one of the important factors in conducting Arabic class. This study categorized as an experimental research. The data is collected by giving the test for both experimental and conventional class. The result of the study shows that experimental class which is taught by applying andragogy technique get higher score than the conventional one. Means that Al-Ittihad Islamic Boarding School get higher score than Ulil Albâb. It seems that technique influences the quality of teaching and learning Arabic.
Para ahli pendidikan orang dewasa di Eropa (terutama di Jerman dan Yugoslavia) dan Amerika Utara telah mengembangkan teori orang dewasa belajar. Dari teori itu muncul teknologi baru dalam pendidikan orang dewasa. Teknologi itu dinamai " Andragogi " , yang berasal dari kata Yunani aner berarti orang dewasa dan agogos berarti membantu/membimbing. Karena itulah andragogi berarti seni dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar (Malcom Knowles, 1980: 27). Di dalam andragogi proses belajar mengajar merupakan tanggungjawab bersama dari pengajar dan pelajar. Dalam hal ini peranan pengajar adalah penyelenggara teknis, nara sumber, dan rekan dalam evaluasi hasil belajar. Pengajar itu lebih merupakan fasilitator daripada instruktur, lebih merupakan pembimbing daripada pengajar. Dalam andragogi diasumsikan bahwa pengajar itu tidak dapat " mengajar " dalam arti membuat seseorang belajar, tetapi pengajar itu hanyalah dapat membantu orang lain belajar. Pengajar dan Pelajar berbagi tanggung jawab untuk saling menolong dalam belajar.
Swara Patra, 2016
Salah satu kompetensi pengelolaan pembelajaran yang harus dimiliki oleh Widyaiswara adalah menerapkan pembelajaran orang dewasa atau andragogi dalam kegiatan pembelajaran. Suatu hal yang menarik karena kegiatan mendidikan dapat dilakukan berdasarkan dua model, yaitu model pedagogi dan andragogi. Suatu pertanyaan, apakah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, Widyaiswara diharuskan hanya mengacu pada konsep andragogi, dan mengindahkan konsep pedagogi. Dalam tulisan ini diberikan penjelasan yang sistematik berdasarkan kajian literatur mengenai kerangka pikir serta perbedaan mendasar antara konsep andragogi dan pedagogi. Pembahasan mengenai konsep andragogi maupun pedagogi memberikan hasil bahwa kedua konsep tersebut dapat diaplikasikan pada semua peserta didik, dalam artian konsep andragogi dapat juga diaplikasikan pada peserta didik usia muda, serta konsep pedagogi juga dapat diterapkan pada peserta didik usia dewasa. Hal tersebut kemudian mengerucut pada suatu kesimpulan bahwa Widyaiswara sebagai seorang pendidik hendaknya mampu memilih konsep pembelajaran andragogi maupun pedagogi berdasarkan jenis diklat maupun kebutuhan peserta, sehingga tujuan kegiatan mendidik dapat terpenuhi, yaitu bagaimana menciptakan kondisi yang maksimum bagi peserta didik untuk memfasilitasi peserta didik tersebut untuk merealisasikan dirinya.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
FX Armand Yulianto, 2021