Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Enforcement of Islamic law in Indonesia has historically and empirically problem. Debating in this case is not a new discourse of Islamic law, but of a " burden of history " which until this moment has not been completed. Political law of Dutch colonial that twist the facts enactment of Islamic law, caused marginalization of the Shari'ah in the Indonesian legal system. As a result, there are fragmentation among the Muslims in the form and establishes the basic state at the beginning of independence. Two groups of Muslims appeared, namely the secular nationalist and Islamic nationalist group. During reformation period, appear artifisialistic and reductionist understanding, when Islamic law narrowed at the level of legal provisions that formal and rigid. The emergence of regional regulations of Shari'ah, was more the efforts of syariah formalization rather than enforcing the doctrine of universal substance. It can be seen from the regulated materials that only at the outside or the skin only, not on the key issues that touch the lives of many people. Besides, it appears a group that understands the shari'ah as a solution and a way of life that is totalistic, without considering aspects of historicity and contextuality. As a result is widespread understanding of Islamism is more emphasis than substance formalization. Transformation understand fundamentalism in the Middle East are sourced from Wahhabi's teachings that has a big influence in developing the ideology called salafiyah ideological.
2019
Kata korupsi sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Banyaknya kasus korupsi di Indonesia yang terjadi hampir di semua bidang seperti sudah menjadi budaya yang mendarah daging bagi bangsa ini. Perkembangan praktek korupsi dari tahun ke tahun juga semakin meningkat. Padahal negara Indonesia mempunyai masyarakat yang religious tetapi korupsi tetap merajalela dalam kehidupan kita, hal ini menunjukkan bahwa pendidikan agama telah salah dihayati dan kurangnya pendidikan moral bagi bangsa. Pendidikan agama dan moral merupakan pondasi utama dalam membangun nurani seseorang agar tidak melakukan tindakan korupsi.
Ignasius Elabala Muda, 2022
Kitab Hukum Kanonik (KHK), dengan sangat ketat mengatur tentang persyaratan dan prosedur perkawinan serta mengatur tentang putusnya perkawinan. Hukum agama Katolik melarang perceraian sehingga KHK tidak mengatur sama sekali tentang perceraian. KHK mengatur putusnya perkawinan hanya melalui lembaga anulasi. Pengaturan anulasi dalam KHK sangat restriktif. Ketatnya pengaturan tentang anulasi terkait dengan hukum substantif (hukum materiil)-nya, terutama terkait dengan alasan-alasan pembenar yang dijadikan dasar untuk dikabulkannya anulasi, dan terkait dengan prosedur anulasi yang tidak mudah. Artikel ini memaparkan kajian teoritis tentang anulasi perkawinan dalam Gereja katolik. Berbeda dengan perceraian, anulasi mengandaikan sebuah perkawinan yang tidak sah dan gagal serta dimanfaatkan sebagai jalan terakhir dalam karia pastoral perkawinan. Anulasi merupakan kebijakan pastoral Gereja yang bertujuan untuk mempertahankan hakikat perkawinan yang monogami dan tak terceraikan; pada pihak lain. Hal ini mau menunjukkan bahwa anulasi mewujudkan kerahiman dan kasih Allah yang menyelamatkan, khususnya bagi keluarga yang gagal dalam hidup perkawinan. Kata kunci: perkawinan in fieri; perkawinan in facto esse; konsensus
Selama 32 tahun, mulai 1966 sampai 1998, Indonesia diperintah sebuah rezim yang bernama orde baru dengan one manusia show, Soeharto. Orde mana star awal dengan komit-men dan kinerja akan membangun demokrasi dan kesejahteraan rakyat, tetapi kemudian berkembang menjadi otoriter (dictator konstitusional, istilah Prof. Dr. Ismail Sunny, SH. LLM) dan berbudaya KKN yang menyengsara-kan rakyat pinggiran. Akibat dari performance orde baru tersebut, akhir paru 1998 muncul gerakan reformasi yang dipelopori kala-ngan Perguruan Tinggi, yang akhirnya hanya dalam waktu empat pekan berhasil ditumbangnya, seraya melahirkan orde reformasi. Orde ini hingga kini telah dipresideni tiga orang, BJ. Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri. Dari rentang ketiga presiden ini, mengawali esensi orde reformasi itu. Yang mencolok malah aksi unjuk rasa yang berstandar ganda. Tulisan ini akan menyorot bagai-mana Kontribusi perspektif agama (baca Islam) dengan melalui pemahaman refor-masi yang benar dapat mengantar Indonesia ke suatu wajah Indonesia baru. Kata Kunci : Refonnasi, Hak Asasi dan al-Qur'an.
Puska Press, 2017
ABRAHAMIC RELIGIONS: Jurnal Studi Agama-agama, 2022
The focus of the discussion in this study lies in the critical dimension of the 'sharing' tradition in the Nggua traditional ceremony of the Lio-Ende Flores tribe. The tradition of 'sharing' in the traditional Nggua ceremony is a form of gratitude as well as an opportunity to help each other. Reality shows that this tradition has created poverty for the Lio-Ende tribal community because the local community is forced to carry out the Nggua ceremony even though they are economically unable. Therefore, this study aims to provide a philosophical understanding to the Lio-Ende community about the meaning of the Nggua ceremony as a harvest thanksgiving ceremony in the light of the liberation theology of the Catholic Church. This effort is expected to have a significant impact on changing the perspective of the local community in understanding Nggua traditional ceremonies. The research methodology was used in the form of qualitative data collection through interviews. Interviews were conducted by telephone or video call. This study finds that the Lio-Ende community is trapped in a wrong perspective on the meaning and message of the Nggua adat. This way of thinking has made their lives trapped in poverty because of the wrong meaning of culture. This happens because of the shallow meaning of the message conveyed in the Nggua traditional ceremony. In this situation, the Church is present as the party proclaiming liberation so that they can interpret the Nggua ceremony as a celebration of thanksgiving for the harvest.
I.K.G.A INDONESIA, 2019
KATA PERGURUAN GOJUKAI I.K.G.A INDONESIA
Jurnal Teologi Stulos, vol 15 no 1, 2016
Tulisan ini bertujuan untuk melihat kontekstualisasi KH yang sedang diwacanakan dalam konteks Indonesia. Kaum injili juga prihatin akan pentingnya usaha kontekstualisasi teologi bagi KH ke dalam konteks yang Indonesia agar lebih actual dalam pengajaran gereja gereja Indonesia sekarang. dalam hal ini ingin mengevaluasi usaha kontekstualisasi penakuan iman hedelber dari perspektif reformed yang injili. Diketahui bahwa pengakan iman reformed dalam tradisi rforeme berjiwa injili. Memang betul kalau reformed sebaiknya injili dan iman injili terkait dengan iman reformeedm baik dalam akar akar historis. namun sekarang ini sudah menjadi bias, sehingga perspektif ini harus jelas dan fokus karena ada reformed yang tidak injili sekarang ini, bahkan ada reformed yang anti injili. Kalau injili yang reformed memang sudah biasa karena injili terdiri dari banyak aliran teologi dan denominasi.
Kajian analisis mengenai perkawinan campur atara dua agama. Kajian ini bukan untuk membela atau menyudutkan salah satu agama. Kami hanya memaparkan mengenai sudut pandang kedua agama.
Nowdays, the humans' life are affected by the development of technology rapidly. Almost everybody feel the effect of modern era in their life. On the one side, it gives easy and comfortable ways in live. But on the other side, it gives some negative and positive effect which influence to children's personalities so the role of family is very needed in facing this problem. The Situation of the Family in the World Today 6. The situation in which the family finds itself presents positive and negative aspects: the first are a sign of the salvation of Christ operating in the world; the second, a sign of the refusal that man gives to the love of God. On the one hand, in fact, there is a more lively awareness of personal freedom and greater attention to the quality of interpersonal relationships in marriage, to promoting the dignity of women, to responsible procreation, to the education of children (Familiaris Consortio: Art 6). The task of catholic family is to construct their selves to be the new habitus or the faith base line of children, adolescent and young community lives. That Habitus description can be created by constructing the movement of ecclesiastical live for credible, transparency and accountable Catholic families (Jurnal: Suparto). ROLE OF CHRISTIAN FAMILY, The family finds in the plan of God the Creator and Redeemer not only its identity, what it is, but also its mission, what it can and should do. The role that God calls the family to perform in history derives from what the family is; its role represents the dynamic and existential development of what it is. Each family finds within itself a summons that cannot be ignored, and that specifies both its dignity and its responsibility: family, become what you are. Accordingly, the family must go back to the "beginning" of God's creative act, if it is to attain selfknowledge and self-realization in accordance with the inner truth not only of what it is but also of what it does in history. (Familiaris Consortio: Art 6). KEY WORDS : Era Modern, Situasi Keluarga Di Dunia Hari Ini, Keluarga Katolik, Pemisahan Antara Iman Dan Kehidupan Sehari-Hari, Peran CHRISTIAN FAMILY. BAB I : PENDAHULUAN Keluarga katolik di dunia ini sangat diwarnai dengan berbagai macam situasi bahkan permasalah yang beraneka macam bahkan peran tenaga pastoral sangatlah penting didalam mendampingi langkah keluarga di era modern. Paus Benediktus XVI dalam Surat Apostolik Porta Fidei (Pintu Iman) menyatakan keprihatinannya akan merosotnya upaya penerusan atau pewarisan iman yang sedang melkita Gereja. Bapa Suci mengajak segenap warga Gereja untuk merefleksikan kembali imannya sekaligus mengambil langkah kreatif guna membangun kembali imannya. Untuk itu, lahan penting yang harus digarap pertama sekali adalah keluarga. Keluarga dijadikan sebagai locus ideal dalam menanamkan ajaran iman, secara khusus yang bersumber dari Kitab Suci. Keluarga diajak kembali merenungkan isi Kitab Suci secara bersama-sama sehingga keluarga semakin bertumbuh dalam iman.
KANISIUS, 2017
Dari pembacaan saya akan buku ini, maka di bawah ini saya akan berikan ringkasan isi dari buku ini. Romo Magnis membagi tiga bagian besar isi buku ini, yakni: pertama, menjelaskan tentang Katolik sepintas pandang. Bagian ini terdiri dari dua bab (Bab 1 dan 2). Kedua, menjelaskan tentang iman Katolik yang terdiri dari tiga bab (Bab 3-5). Dan ketiga, menjelaskan tentang umat Katolik yang terdiri dari empat bab (Bab 6-9).
2019
Tidak dapat dipungkiri, semakin hari semakin sering kita melihat berita tindak kekerasan, pencurian, serta ketidakadilan. Hal ini menyebabkan makin banyak orang yang menyangsikan bahwa masih ada rasa manusiawi dalam diri sendiri. Semakin banyak orang yang terjatuh dalam dosa tanpa menemukan pertobatan. Didasari keadaan sosial seperti ini yang mendorong saya untuk mengulas lebih jauh tentang ‘Semakin Menjadi Manusiawi.’
2023
Islam entered Indonesia in a peaceful way without coercion and violence. This is what causes Islam to be easily accepted by the community. Regarding the theory of the entry of Islam in the early days in Indonesia produced many opinions from historians. Therefore, this research aims to describe the history of the entry of Islam in the early days of Indonesia and its dissemination strategy. The research method used is library research. Based on data analysis from several relevant sources, the conclusion from the results of this research is that there are several theories regarding the entry of Islam in the early days of Indonesia, namely Arabic theory, Chinese theory, Persian theory, Indian theory, and Turkish theory. The strategy of spreading Islam in Indonesia is widely carried out through trade routes, da'wah, marriage, education, and cultural Islamization.
Setiap kali tiba musim hujan, masyarakat sering mempunyai pandangan berbeza-beza mengenainya. Ada sebahagiannya yang menunjukkan rasa tidak suka dan setengahnya melihatnya sebagai sebuah rahmat. Terdapat banyak ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang hujan, sehingga kita patut merenungkannya kembali. Beberapa surah yang Faculty of Chemical Engineering (FChE) menjelaskan tentang hujan aitu surah Al-A'raaf, Al-Baqrah, Al-An'am dan surah Ibrahim. Dalam surah Al-A'raaf ayat 57 dijelaskan hujan dipandang sebagai rahmat Allah SWT yang diberikan kepada kita. Alqur'an menjelaskan, "Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan). Hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab angin itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran." Dalam Surah Al Baqarah ayat 22 dijelaskan hujan merupakan sebab datangnya rezeki kepada kita. "Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. Manakala dalam Surah Al An'aam ayat 99, Allah berfirman tentang proses hujan yang dapat menumbuhkan berbagai macam tumbuhtumbuhan di sekitar kita. "Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak, dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, serta kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman." Terakhir, dalam surah Ibrahim ayat 32 ditegaskan kembali hujan dapat menjadi rezeki buat kita. "Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan bagimu sungai-sungai.''
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.