Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
1 | J a r i n g a n M e r i s t e m d a n J a r i n g a n D e w a s a BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap makhluk hidup tentu mengalami proses tumbuh dan berkembang . Pada saat
OLEH NAMA : SYLVIA YARASHIMA N I M : 0704172036 Jurusan / Prodi : BIOLOGI Kelas / Semester : BIOOGI-1 / SEMESTER IV Kelompok : 8 (DELAPAN) Tgl. Pelaksanaan : 9 APRIL 2019 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA LABORAORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA 1 I. JUDUL PRAKTIKUM : PENGAMATAN PADA JARINGAN MERISTEM II. TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Untuk mengamati jaringan meristem primer 2. Untuk mengamati jaringan meristem sekunder III. TINJAUAN TEORITIS : Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk serta fungsi yang sama tetapi struktur yang berbeda atau fungsi yang sama dengan struktur yang sama pula. Bagian-bagian dari suatu tumbuhan sebagai suatu individu biasanya terdiri dari kumpulan jaringan yang kompleks kemudian bergabung membentuk organ, dan organorgan tersebut akan berkumpul membentuk sistem yang disenut sistem organ yang pada akhirnya menjad tubuh tumbuhan. Tumbuhan memiliki jaringan dan ada pula yang tidak memiliki jaringan. Pada tumbuhan yang uniseluler atau terdiri dari satu sel saja, dapat dipastikan bahwa tumbuhan tersebut tidak memiliki jaringan. Jaringan pada umumnya hanya terdapat pada organisme tingkat tinggi (Pratiwi, 2000). Jaringan merupakan suatu kumpulan sel yang bentuk dan fungsinya sama. Aktifitas pembelahan sel selama fase pertumbuhan dibagi menajdi dua, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan dewasa dapat dibedakan lagi berdasarkan bentuk dan fungsinya, yaitu jaringan epidermis, jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut tumbuhan. Fungsi jaringan bergantung penataan dan koordinasi jaringan yang mendirikannya. Seperti pada hewan, tubuh tumbuhanpun terdiri dari sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk organ dan embentuk tubuh dari tumbuhan (Kimball, 1992). Jaringan-jaringan pada tumbuhan, umumnya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi perkembangannya. Semakin tinggi tingkat perkembangannya makan akan semakin jelas pula adanya diferensiasi yang membentuk alat tubuh berlainan. Terjadinya jaringan tumbuhan ialah karena adanya suatu sel-sel yang berlangsung, yang dalam hal ini sel-sel yang tetap melakukan hubungan erat antara yang satu dengan yang lain. Selanjutnya pembentukanpembentukan jaringan-jaringan tersebut sangat erat hubungannya pada pembentukan berbagai alat pada tumbuhan (Sutrian,2011). Pada proses pembelahan,pembesaran dan diferensiasi sel-sel terorganisasi menjadi ringan dan kumpulan jaringan membentuk organ-organ, selanjutnya kumpulan organ membentuk sistem organ dan menjadi tumbuh-tumbuhan atau hewan bersel banyak (multiseluler). Sifat dari tumbuhan bersel banyak adalah adanya tingkatan koordinasi dan korelasi yang tinggi antara komponen organ, jaringan, dan sel-sel. LABORAORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA 2 Jaringan tumbuhan dapat dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan fungsi, struktur, dan lokasi (Amin, 1994). Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan muda (merismatatik) dan jaringan dewasa (permanen). Jaringan muda atau jaringan meristem memiliki ciri-ciri yaitu terdiri dari sel-sel embrional, memiliki dinding yang tipis, kaya akan plasma, vakuola-vakuola yang kecil, memiliki bentuk yang isodiametris dan terletak diujung akar, batang dan tunas. Sedangkan jaringan dewasa memiliki ciri-ciri bentuk yang sudah tetap, tidak lagi mengalami proses pembelahan, ukuran vakuolanya yang besar, mengalami penebalan dan plasma sedikit (Parlan, 1995). Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah, dan jaringan ini relatif sangat muda, sitoplasmanya penuh, mempunyai kemampuan totipotensi yang tinggi karena kemampuan membentuk jaringan yang lain yaitu jaringan dewasa. Jaringan meristem dibagi menjadi meristem primer dan sekunder (Fahn, 1982). Jaringan meristem primer. Jaringan meristem ini ada pada tumbuhan dibagian organ yang paling muda. Jaringan ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrional atau tunas atau lembaga, mempunyai kemampuan untuk membelah, memanjang dan berdiferensiasi serta spesialisasi membentuk jaringan dewasa. Jaringan ini cenderung menghasilkan hormon auksin sehingga membuat terjadinya pembelahan yang terus menerus kearah memajang. Letak jaringan ini di ujung batang, ujung akar yang kemudian dikenal dengan meristem apikal yang mengarah ke dominansi apikal. Pertumbuhan jaringan meristem primer ini sering disebut pertumbuhan primer. Jaringan ini menimbulkan batang dan akar bertambah panjang bukan melebar (Fahn, 1982). Jaringan meristem sekunder, adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan meristem primer yang melakukan diferensiasi dan spealisasi, merupakan jaringan dewasa namun mempunyai kemampuan totipotensi lagi. Jaringan ini berada di bagian tengah dari organ untuk melakukan pembentuk jaringan yang berbeda dari sebelumnya. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Prtumbuhannya ke arah membesar sehingga menimbulkan pertambahan besar subuh tumbuhan sehingga bayang tanaman membesar (Yatim, 1982). Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu meristem apikal, meristem interkalar, dan meristem laretal. Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang. Meristem apikal selalu mengahsilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang. Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut LABORAORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA 3 dengan pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut dengan jaringan primer. Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel meristem interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga. Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder adalah proses pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral juga disebut sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan kemudian membentuk jaringan sekunder pada bidang sejajar akar dan batang (Fahn, 1982). Pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka), pertumbuhan kambium ke arah keluar, sehingga membentuk kulit batang, sedangkan ke arah ke dalam akan membentuk kayu. Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium ke arah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium ke arah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu (Estiti, 1995). Jadi, jaringan meristem itu jaringan yang sel-selnya selalu membelah (mitosis) serta belum berdiferensiasi. Ada beberapa macam jaringan meristem, antara lain: TITIK TUMBUH, terdapat pada ujung batang, meristem ini menyebabkan tumbuh memanjang atau disebut juga tumbuh primer. PERISIKEL (Perikambium) merupakan tempat tumbuhnya cabang-cabang akar. Letaknya di antara korteks dan silinder pusat. KAMBIUM VASIKULER (Kambium primer), terdapat diantara xilem dan floem pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Khusus pada tumbuhan monokotil, kambium hanya terdapat pada batang tumbuhan Agave dan Pleomele. Kambium fasikuler ke arah dalam membentuk xilem dan ke arah luar membentuk floem, ke samping membentuk jaringan meristem arus yang berfungsi memperluas kambium. KAMBIUM SEKUNDER (Kambium gabus/kambium felogen), terdapat pada permukaan batang atau akar yang pecah akibat pertumbuhan sekunder. Kambium gabus/felogen ke arah luar membantu sel gabus pengganti epidermis dan ke arah dalam membentuk sel feloderm hidup. Kambium inilah yang menyebabkan terjadinya lingkar tahun pada tumbuhan (Tim Dosen Pembina, 2012). LABORAORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA 4 IV. ALAT DAN BAHAN NO. NAMA ALAT JUMLAH 1. Mikroskop 1 buah 2. Object glass 3 buah 3. Cover glass 3 buah 4. Silet/pisau cutter 1 buah 5. Jarum Preparat -NO. NAMA BAHAN JUMLAH 1. Empelur ketela pohon (Manihot utilisima) Secukupnya 2. Ujung batang lidah buaya (Aloe vera) Secukupnya 3. Ujung batang jarak (Ricinus comunis) Secukupnya 4. Batang jarak (Ricinus comunis) Secukupnya V. PROSEDUR KERJA NO. PROSEDUR KERJA 1. Dibuat irisan membujur ujung akar Aloe vera, diletakkan pada object glass dan di teteskan air kemudian ditutup dengan cover glass. Diamati daerah meristem pada ujung akar tersebut. Ditunjukkan bagian dermatogen, periblem, dan pleromnya. Adakah kaliptranya? Diperhatikan daerah diferensiasinya. Dermatogen periblem, dan plerom merupakan perimoerdial untuk jaringan apa? 2. Dibuat irisan membujur batang Ricinus comunis, diletakkan pada object glass dan diteteskan air kemudian ditutup dengan cover glass. Diamati daerah meristem apikaloada ujung batang tersebut. Ditunjukkan bagian promeristem, protoderm, prokambium, dan meristem dasarnya. Keempat jaringan tersebut merupakan primordial untuk jaringan apa? 3. Dibuat irisan melintang batang Ricinus comunis, diletakkan pada object glass dan ditetesin air kemudian ditutup dengan cover glass. Ditunjukkan cambium pada preparat tersebut jaringan apakah yang akan dibentuk oleh cambium tersebut? LABORAORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA 5 VI. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan NO. FOTO GAMBAR 1. UJUNG AKAR Aloe vera (I) 2. UJUNG AKAR Aloe vera (II) LABORAORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA 6 NO. FOTO GAMBAR 3. BATANG Ricinus communis 4. UJUNG BATANG Ricinus communis LABORAORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUMATERA UTARA 7 Pembahasan A. UJUNG AKAR (Aloe vera Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap irisan ujung akar tumbuhan Aloe vera secara membujur dengan menggunakan mikroskop, diketahui bahwa bagian-bagian dari jaringan meristem yang tampak yaitu : Dermatogen, Plerom, Periblem, Prokambium, Protoderm, serta Kaliptra (tudung akar).
Laporan Biologi Dasar, 2016
Jaringan merupakan kumpulan dari beberapa sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada tumbuhan ber sel tunggal tidak ditemukan adanya jaringan, demikian juga pada tumbuhan tingkat rendah lainnya yang masih berupa filamen atau koloni. Jaringan tumbuhan dibagi menjadi jaringan muda (meristem) dan jaringan permanen. Jaringan meristem merupakan sekumpulan sel muda yang masih bersifat embrionik dan aktif membelah, serta belum berdiferensiasi. Jaringan permanen merupakan jaringan dewasa yang sudah tidak aktif membelah dan telah mengalami diferensiasi. Kata kunci : Jaringan, jaringan meristem, jaringan permanen
Makalah ini sebagai tugas dalam mata kuliah Psikologi Umum
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir (60 ke atas). Perlu memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang sudah menginjak lansia dan anaknya yang butuh dukungan juga untuk menjadi seorang dewasa yang bertanggungjawab. Di samping itu permasalahan dari diri sendiri dengan perubahan fisik, mulai tanda penuaan yang cukup menyita perhatian. Saat individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala penurunan fisik dan psikologis, perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik, pencarian makna hidup selanjutnya. Menurut Erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip positif dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada hubungan sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik. Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan. Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia 60-70 tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia 70 tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda. Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni : a) Kelompok lansia dini (55 -64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia. a) Kelompok lansia (65 tahun ke atas). b) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
Laporan Biologi Dasar, 2016
Jaringan merupakan kumpulan dari sel-sel tubuh dengan bahan antar sel yang dihasilkannya. Sel-sel tubuh tersebut tidak harus sama, sedangkan bahan antar sel yang dihasilkann berupa bahan dasar (matriks) dan serabut. Jaringan dapat berikatan bersama dengan matriks ekstraselular yang menyelimuti mereka atau membentuk jaring dari jalinan serat-serat antar mereka. Jaringan dasar adalah jaringan yang mendasari terbentuknya organ tubuh yang fungsional. Pada hewan tingkat tinggi (mamalia) dibedakan empat tipe jaringan dasar, diantaranya yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan syaraf dan jaringan otot, dan dari masing – masing jaringan tersebut mempunyai fungsinya masing-masing. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan mereka mempunyai fungsi yang spesifik. Kata kunci : Jaringan, jaringan dasar, jaringan hewan
Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan
I. JUDUL : Mempelajari Jaringan pada Hewan dan Tumbuhan II.TUJUAN : 1. Mahasiswa dapat mengetahui penyusun jaringan pada hewan 2. Mahasiswa dapat mengetahui penyusun jaringan pada tumbuhan III. DASAR TEORI : Jaringan adalah sekelompok sel dengan asal-usul, struktur, dan fungsi yang sama. Jaringan tumbuhan Jaringan pada tumbuhan dikelompokkan berdasarkan tempatnya dalam tumbuhan, tipe sel, fungsi, asal-usul, dan tahap perkembangannya. Berdasarkan jumlah tipe sel penyusunnya, jaringan dibedakan menjadi jaringan sederhana dan rumit. Jaringan sederhana bersifat homogeny, hanya terdiri atas satu tipe sel, sedangkan jaringan rumit bersifat heterogen, terdiri atas dua atau lebih tipe sel. Parenkim, kolenkim, dan sklerenkim adalah jaringan sederhana, sedangkan xylem dan floem, dan epidermis adalah jaringan rumit. a. Jaringan meristem Pada tahap perkembangan embrio, semua sel mengalami pembelahan. Pertumbuhan dan perkembangan sel kebih lanjut menunjukkan adanya diferensiasi menjadi bagian khusu tumbuhan dan juga masih ada sel yang tetap bersifat embrio (embrional), yaitu mampu mengadakan pembelahan terusmenerus, jaringan yang bersifat embrio dalam tubuh tumbuhan dewasa ini disebut meristem. Pengelompokan meristem Pengelompokan meristem didasarkan pada berbagai kriteria, yaitu tempatnya dalam tubuh tumbuhan, asal-usul dan jaringan yang dihasilkan, struktur, tahap perkembangan, dan fungsinya. Menurut tempatnya, meristem dalam tubuh tumbuhan dibedakan menjadi tiga. 1. Meristem pucuk, yang terdapat pada bagian pucuk akar dan batang. 2. Meristem interkalar, yang terdapat di antara jaringan dewasa, misalnyanpada buku Graminae. 3. Meristem lateral, yang letaknya sejajar dengan permukaan organ, misalnya cambium dan felogen. Disamping itu, dikenal juga meristem primer dan meristem sekunder yang didasarkan pada asal-usulnya. Secara kesepakatan, meristem primer adalah sel yang berkembang secara langsung dari sel bersifat embrio dan gtetap bersifat embrio. Meristem sekunder adalah jaringaan yang
Setiap sel tumbuhan memiliki informasi genetik yang lengkap. Berdasarkan hal tersebut, diperkirakan bahwa sel tumbuhan dapat tumbuh menjadi individu baru yang utuh dan lengkap sama seperti induknya. Kemampuan sel tumbuhan untuk tumbuh menjadi individu baru jika diletakkan pada lingkungan yang sesuai dinamakan totipotensi.
Dilaksanakan pada hari/tanggal : Senin, 20 Februari 2015 Tempat : Laboratorium Pangan UPH Building B 218 A. Pendahuluan Landasan Teori Menurut Ferdinant & Ariewibowo (2007(), empulur yang berada di bagian dalam lingkaran lingkaran kambium pembuluh, sebenarnya terdiri atas jaringan parenkim yang juga berfungsi sebagai penyimpan makanan cadangan. Pada saat dewasa, beberapa jenis tumbuhan kayunya berlubang di bagian tengah. Hal tersebut disebabkan empelurnya mengalami degenerasi sehingga menciptakan ruang kosong di tengah kayu. Susunan lapisan pada batang monokotil tidak terlalu berbeda dengan susunan lapisan batang dikotil pada batang monokotil, terdapat epidermis, korteks, jaringan pembuluh, dan empelur. Empelur pada monokotil sering pula disebut sebagai jaringan dasar. Empelur umumnya terdiri atas jaringan parenkim yang memiliki makanan cadangan. Perbedaan urtama antara monokotil dan dikotil adalah susunan jaringan pembuluhnya. Pada batang tumbuhan dikotil, susunan jaringan pembuluh berada dalam satu lingkaran. Pada batang tumbuhan monokotil, jaringan pembuluhnya tersebar di empelur. Setiap floem dan xilem tersebut diselubungi oleh lapisan sel yang disebut seludang berkas pengangkut. Gambar: jaringan pembuluh pada tanaman Menurut Karmana (2006), sel hewan dan sle tumbuhan memiliki perbedaan baik bentuk, ukuran dan oraganel yang menyusunnya. Pada sel hewan, ditemukan sentriol yang terimpan dalam sentrosom. Sementara itu sel tumbuhan, terdapat dinsing sel, vakuola dan plastid,
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat menyelesaikan praktikum dan laporan hasil praktikum ini dengan baik.
Manusia merupakan makhluk hidup berumah dua (diaseus) karena satu individu hanya mempunyai satu jenis kelamin. Manusia juga termasuk jenis vivipar yaitu makhluk hidup yang beranak. Laki-laki mempunyai testis yang tersimpan di dalam skrotum.Penyimpanan testis di dalam skrotum dimaksudkan untuk mengoptimumkan suhu spermatogenesis. Hal ini dikarenakan pada suhu yang tinggi akan menganggu spermatogenesis. Di dalam testis terdapat tubulus seminiferus yang terdiri dari jaringan epithelium dan jaringan ikat.Di dalam jaringan epithelium terdapat sel spermatogonium (calon sperma), sel sertoli (pemberi makan spermatozoa), dan sel leydig (menghasilkan testoteron).Konsepsi menyangkut fertilisasi dan pelekatan embrio pada dinding uterus. Fertilisasi adalah peleburan inti sel sperma dan inti sel telur yang terjadi di saluran telur (oviduk) atau di uterus. Pada saat fertilisasi kepala sel sperma menembus dinding sel telur sedang ekor tertinggal di luar membentuk zigot (2n) yang terus membelah mitosis menjadi 32 sel (morula). Morula berkembang menjadi blastula. Bagian dalam blastula akan membentuk janin sedang bagian luarnya membentuk trofoblast (bagian dinding untuk menyerab makanan dan akan berkembang menjadi plasenta. Pada usia hari ke 4-5 setelah ferlitilasi blastula bergerak ke uterus dan melakukan implantasi (pelekatan) di uterus pada hari ke-6. Balastula kemudian berkembang menjadi grastula (punya lapisan ektodermis, mesodermis, dan endodermis). Selanjutnmya gastrula berkembang menjadi embrio setelah melalui peristiwa diferensiasi, spesilisasi, dan organogenesis. Ektodermis akan membentuk susunan saraf, hidung, mata, epidermis, kelenjar kulit. Mesodermis akan membentuk jaringan tulang, otot jantung, pembuluh darah, limfa, ginjal, klenjar kelamin. Endodermis akan membentuk kelenjar gondok, hati, pankreas, kandung kemih, saluran pencernaan, saluran pernapasan.
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Pengantar Bioteknologi yang berjudul "Kultur Jaringan". Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah merubah paradigma berpikir umat manusia.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.