Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Arfia Hapsekar Larasati
…
4 pages
1 file
Estetika sering diungkapkan sebagai persamaan makna seni, tetapi ia berbeda dengan falsafah keindahan, karena estetika tidak semata-mata menjadi permasalahan falsafah. Estetika atau nilai-nilai keindahan ada dalam seni maupun desain, yang membedakan adalah estetika dalam seni untuk diapresiasi, sedangkan estetika dalam desain adalah bagian dari sebuah fungsi suatu produk. Kata Kunci : Estetika
ini diharapkan Anda dapat: 1. memahami pengertian seni dan keindahan 2. memahami makna seni dan estetika 3. memahami perkembangan estetika di Barat dan Timur 4. menguraikan karya seni rupa berdasarkan teori estetika Kata-kata kunci: Seni, keindahan, estetika, simpati, empati, teori subjektif dan objektif, perkembangan seni, klasik, ekspresi, mimesis, distansi psikis, teori kreativitas Untuk memahami pendidikan seni rupa, terlebih dahulu Anda diharapkan dapat mempelajari secara mendalam seputar kajian seni, dalam kaitannya dengan berbagai hubungan dan masalah filosofis maupun ilmiah. Hal ini dimaksudkan agar pemahaman terhadap pendidikan seni rupa dilandasi oleh kajian seni rupa secara menyeluruh. Lingkup kajian seni rupa ini meliputi: pemahaman terhadap seni, keindahan, estetika, dan perkembangannya.
Aulia Cika Hindarti , 2019
Estetika seni cina berorientasi pada kepercayaan Taoisme, Budhisme, dan Konfusianisme. Dalam pembuatan karya seninya pun terdapat beberapa prinsip dasar yang menjadi perhatian seniman. Konsep kepercayaan estetika seni cina berdasarkan naturalisme mistik. Bercermin pada alam semesta dan isinya juga kepekeaan indera rohani dalam menangkap keindahan dan menuangkannya pada sebuah karya. Penelitian terhadap konsep estetika seni rupa Cina dilakukan untuk mengetahui bagaimana definisi estetika, landasan, prinsip dasar seniman, unsur-unsur utama dan sejarah dalam pandangan Cina atau Tiongkok. Metode penelitian dilakukan dengan melakukan studi pustaka melalui karya literatur materi terkait yang didapatkan dari laman web. Dari penelitian ini dapat diketahui bagaimana corak dan ciri khas seni rupa Cina yang dibuat oleh seniman Cina sebagai bentuk penerapan konsep estetika Cina. Kata Kunci: Estetika, seni rupa cina, prinsip dasar, alam The aesthetics of Chinese art are oriented towards the beliefs of Taoism, Buddhism, and Confucianism. In the production of his artwork there are also some basic principles that are of concern to artists. The concept of aesthetic belief in Chinese art is based on mystical naturalism. Reflecting on the universe and its contents also the sense of spiritual sense in capturing beauty and pouring it on a work. Research on the aesthetic concepts of Chinese art was carried out to find out how the aesthetic definitions, foundations, basic principles of artists, main elements and history in the view of China or China. The research method is carried out by conducting a literature study through literature related material obtained from web pages. From this research, it can be seen how the patterns and characteristics of Chinese fine arts made by Chinese artists as a form of application of Chinese aesthetic concepts.
Estetika Seni Islam, 2019
Estetika seni Islam mengkonsepkan definisi keindahan sebagai fitrah yang harus disalurkan dengan mengikuti syariat agama Islam. Menjadikan seni yang dibuat sebagai sarana untuk mengangkat esensi tauhid, penghambaan diri, dan representasi dari pengalaman kerohanian yang bersih. Penelitian terhadap konsep estetika Islam dilakukan untuk mengetahui bagaimana definisi estetika dan posisi seni dalam pandangan ajaran Islam. Metode penelitian dilakukan dengan melakukan studi pustaka melalui karya literatur materi terkait. Dari penelitian ini dapat diketahui bagaimana corak dan ciri khas seni Islam yang dibuat oleh seniman muslim sebagai bentuk penerapan konsep estetika Islam dan apa pengaruhnya dalam kesenian dunia.
2019
Jepang memilki dua konsep kepercayaan yang melatar belakangi konsep estetika yaitu kepercayaan Shinto dan Buddha. Keduanya memiliki konsep keindahannya masing-masing dengan ciri khas yang berbeda, Shintoisme berdasar pada alam dan kepercayaannnya terhadap roh, sedangkan buddhisme berdasarkan pada kesederhanaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep serta hubungan kepercayaan jepang dengan estetika. Metode penelitian dilakukan dengan cara studi pustaka melalui karya literatur terkait yang didapatkan dari jurnal online. Dari penelitian ini dapat diperoleh perbandingan corak atau ciri khas karya seni yang dipengaruhi oleh kedua kepercayaan tersebut dan bagaimana penerapan konsepnya dalam menghasilkan karya seni. Japan has two concepts of belief that lie behind the concept of aesthetics, namely Shinto and Buddhist beliefs. Each has a different characteristic, Shintoism is based on nature and its belief in the spirits,while Buddhism is in simplicity. This research aims to study the relationship between Japan and aesthetics. The research method is carried out by means of literature study through related literary works obtained through web pages. From this research, it can be obtained about the characteristics or characteristics of works proposed by this belief and how the application of the concept in producing works of art.
2019
India merupakan salah satu Negara yang terkenal dengan kebudayaannya yang unik dan berbeda dengan bangsa lainya. Dalam sejarahnya, India mengalami pengaruh kebudayaan dari agama hindu, budha dan islam sehingga kebudayaan tiap zamannya selalu berbeda. Namun dalam penciptaan seni, seniman india mengutamakan rasa yang ditampilkan seniman serta rasa yang timbul dihati penikmat atau penonton. Artikel ini membahas tetntang pengaruh agama terhadap budaya india, proses penciptaan karya serta konsep estetika yang diterapkan. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kepustakaan dengan melakukan literasi terhadap berbagai jurnal, buku, artkel serta melalui internet. Dalam penciptaan seni, india memiliki kitab pedoman yang masih diikuti sampai saat ini. Masyarakat india percaya jika tidak mengikuti aturan yang tertera pada kitab tersebut maka akan terjadi hal-hal buruk menimpa pembuat serta orang yang memerintah. India is a country that is famous for its unique culture and different from other nations. In its history, India experienced cultural influences from Hinduism, Buddhism and Islam so that the culture of each era is always different. But in the creation of art, Indian artists prioritize the taste displayed by artists and the taste that arises in the hearts of connoisseurs or spectators. This article discusses the influence of religion on Indian culture, the process of creating works and the aesthetic concepts applied. The method used in writing this article is the method of literature by doing literacy on various journals, books, artkels and via the internet. In the creation of art, India has guidelines that are still followed today. Indian society believes that if you don't follow the rules stated in the book, bad things will happen to the maker and the person who rules.
ABSTRAK Sublim dapat didefinisikan sebagai kualitas mengenai sesuatu yang agung (greatness). Estetika sublim--sebuah pengalaman mengenai yang sublim--sebagai kontras dari pengalaman keindahan, merupakan konsep yang membebani dalam filsafat seni dalam pengertian memerlukan refleksi yang mendalam dan seringkali tidak bersesuaian dengan common sense yang beranggapan sublim melulu mengenai objek. Longinus, pada Abad 1 M, adalah pemikir yang pertama kali mulai membuat konsep sublim sebagai konsep yang distingtif dari keindahan. Sama seperti keindahan, sublim adalah kualitas pengalaman yang tidak serta-merta bisa dirumuskan definitif meskipun bagi beberapa pemikir, seperti Immanuel Kant, faktor-faktor sublim itu bersifat universal: matematika dan alam. Bila faktor sublim itu universal, lantas mengapa kita tidak bisa begitu saja melakukan penyimpulan terhadapnya? Beberapa pemikir menilai sublim hadir dalam kekinian yang sontak, seperti pada pemikiran Jean-François Lyotard, yang mendestabilisasi konsepsi kita mengenai kesekarangan (nowness). Tulisan ini akan membahas disposisi estetika sublim dalam (filsafat) seni; juga menerangkan bagaimana tindak kesadaran memungkinkan kehadiran sublim. Dalam tulisan ini, peneliti melakukan deskripsi-analitis terhadap beberapa teks kunci, khususnya Kant dan Lyotard sebagai bahan refleksi mengenai tindak kesadaran dalam pengalaman sublim dan khususnya mengenai disposisi estetika sublim dalam seni.
Andre Christian, 2019
Abstrak Tari Pakarena merupakan jenis tarian tradisional dari Sulawesi Selatan yang diiringi 2 (dua) kepala drum (gandrang) dan sepasang alat instrument semacam terompet atau suling yang disebut juga puik-puik. Dalam pementasannya, tari pakarena dimainkan 4 (empat) orang atau lebih. Pada masa lalu, tarian ini dipertunjukkan sebagai salah satu media pemujaan kepada para dewa atau peri. Filosofi makna dan estetika dari setiap gerakan, kostum, serta sejarah menjadikan tujuan utama dalam penelitian ini. Dimana orang-orang atau masyarakat kadang menilai pertunjukan hanyalah sebuh penampilan demi menghibur siapa yang menyaksikannya. Metode pelaksanaan dimulai dengan observasi data terkait asal-usul latar belakang, serta studi literature, dimana pengumpulan data diambil dari media cetak, juga media digital yang materi dibahas berkaitan dengan tari pakarena. Tarian Pakarena sekarang sudah biasa ditemukan di acara-acara formal. Filosofi tarian ini memiliki kisah yang sangat unik dan estetikanya sehingga patut untuk dibahas lebih lanjut. Abstract Pakarena dance is a type of traditional dance from South Sulawesi accompanied by 2 (two) drum heads (gandrang) and a pair of instruments such as trumpets or flutes which are also called puik-puik. In the performance, expert dance is played by 4 (four) or more people. In the past, this dance was performed as a medium of worship to the gods or fairies. The philosophy of meaning and aesthetics of each movement, costume, and history make the main objective in this research. Where people or the public sometimes judge the show is just an appearance for the sake of entertaining who watched it. The method of implementation starts with observing data related to the origin of the background, as well as literature studies, where data collection is taken from print media, as well as digital media which material is discussed relating to expert dance. Pakarena dance is now common in formal events. This dance philosophy has a very unique story and its aesthetics so it is worth to be discussed further.
Nanang Rizali
Seni seringkali ditafsirkan dengan arti yang berbeda beda, sehingga mempunyai pengertian yang beragam dan berbagai pendapat. Dalam mengartikan seni, pengertian pokok yang dipakai di antaranya keindahan, ungkapan perasaan, imajinasi, intuisi dan lain-lain. Di masa lampau hampir seluruh karya seni ditujukan untuk kepentingan masyarakat, upacara adat atau keagamaan. Seluruh kegiatan tersebut selalu dihubungkan seni, sehingga seni berfungsi sebagai alat pengabdian suatu kepercayaan. Bahkan dalam agama Hindu terjadi hubungan yang erat antara seni dan agama, khususnya pada seni pertunjukkan. Dengan demikian dalam seni selain terkandung nilai keindahan juga mengandung nilai kebenaran dan kebaikan yang berhubungan dengan sendi etika (moral).
The aesthetic in the art of Malay world have a main role. It link with ideas, activities, and artefacts. In Malay cultural performing art, aesthetic always doing in the concept of creativity, mixturization, hibridation (adun) between Islam, Western, and indigenous elements, in the world context. The influence aesthetic from Islam can be analyzed throughout the musical art aesthetic of Al-Farabi; absorbed of Islamic dance and its aesthetic as expressed in zapin, hadrah, rodat, and marawis; in theatre Malay adopted some aesthetic though and art genre especially in Arabian night (cerita seribu satu malam), wayang Parsi, bangsawan, and karagos. From Western culture, Malay adopted some aesthetic in their performing art, for example uses the scale system in music as just intonation, equal tempered, Phytagoras scale, and tuning system of instruments. In the dance, Malay adopted paired dance in joget or branyo. In the theatre, Malay influenced Western aesthetic as in the idea of beauty, role, setting, staging, and dialog writing. The indigenous elements aesthetic of Malay performing art can be analyzed in the concept of naturalism imitation (kembali ke alam semula jadi), improvization (gerenek, patah lagu and cengkok), simbolization of dance movement, etc. Their aesthetic in performing art based on innovation or acculturation process. Islam is the fundamental philosophy in Malay performing art idea and actuality.
Resepsi berasal dari bahasa Latin yaitu: recipere yang berarti penerimaan atau tanggapan pembaca. Secara metodologi kualitas estetika sastra seharusnya digali melalui dan di dalam kearifan pembaca, dengan alasan pembacalah, yaitu masyarakat sastra ada umumnya yang memberikan penilaian terhadapnya, baik pada tataran sinkronis diakronis.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
ANALISA MANFAAT SENI UNTUK MENGOPTIMALKAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI, 2019
Fitri Dwi Rachmawati, 2021
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Fitri Fauziah Damayanti, 2021
Teks dan Kelisanan dalam Rekonstruksi Masa Lampau, 2018