Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
16 pages
1 file
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dengan jalan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang dimiliki, namun disisi lain, pembangunan ini juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan yang berakibat terjadinya perubahan lingkungan biofisika, lingkungan social ekonomi dan lingkungan budaya. Sampah menjadi persoalan Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia terutama di daerah-daerah yang padat penduduknya, karena belum ada sistem pengolahan sampah yang lebih baik. Upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Khususnya kota Depok dalam pengelolaan sampah dengan cara konvensional khususnya pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Harum Mewangi. Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah juga merupakan salah satu program nasional di daerah, yang berkaitan dengan penyediaan tempat penampungan akhir sampah. Pengelolaan kebersihan di Kota Depok khusunya di Kecamatan Pancoran Mas telah ditangani secara serius dan nyata melalui program-program yang dibiayai oleh APBD Kota Depok. Pengelolaan sampah di Kecamatan Pancoran Mas dimulai dari tingkat yang paling mendasar adalah dengan membersihkan sampah-sampah dari pusat produksi sampah yang diakibatkan oleh kegiatan manusia, seperti tempat permukiman, toko, pasar, tempat perdagangan dan perkantoran, dan tempat kegiatan social (masjid, gereja, rumahsakit, dan terminal). Kegiatan tersebut berupa pengumpulan pertama (primer) yaitu pengumpulan sampah dari proses produksi ke Lokasi Pembuangan Sementara (LPS), yang pelaksanaannya ditangai secara gotong-royong oleh warga masyarakat melalui RT/RW dan kelurahan. Sedangkan pengumpulan tahap kedua (sekunder) dari tempat pembuangan sampah sementara ke tempat pembuangan akhir pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok. BAB II RUANG LINGKUP STUDI 2.1 Lingkup Rencana Kegiatan 2.1.1 Gambaran Lokasi Kegiatan Secara geografis, Kota Depok berada pada posisi 06 0 19' -06 0 28' Lintang Selatan dan 106 0 43' BT-106 0 55' Bujur Timur, dengan ketinggian 19 m di atas permukaan laut dan luas wilayah 20000 ha. Kota Depok terbagi menjadi 6 wilayah kecamatan yang masing-masing terdiri dari beberapa kelurahan. Kecamatan Pancoran Mas yang menjadi lokasi rencana proyek meliputi delapan kelurahan yaitu: Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Lokasi TPA Harum Mewangi sendiri dibatasi tiga kelurahan yaitu Kelurahan Depok, Kelurahan Pancoran Mas dan Kelurahan Depok Jaya. Luas lahan TPA Harum Mewangi seluruhnya adalah 108 ha yang terdiri dari lima wilayah. Luas efektif TPA yaitu luas yang digunakan untuk menimbun sampah adalah 80% dari seluruh luas lahan, 20% digunkaan untuk prasarana TPA seperti pintu masuk, jalan, kantor dan instalasi pengolahan lindi. Gambar 1. Peta Kota Depok
Isye Iswari Arbie 1608253 Triara Noerhandayani 1604092 DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2018 A. Judul Kelas Magnoliopsida (Subkelas hamamelidae) B. Tujuan Praktikum 1. Menemukan ciri-ciri familia-familia dalam Subkelas Hamamelidae. 2. Mengidentifikasi ciri khas setiap Familia dalam Subkelas Hamamelidae. 3. Menentukan urutan keprimitifan anggota familia dalam Subkelas Hamamelidae. 4. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan anggota familia dalam Subkelas Hamamelidae. C. Waktu dan tempat Praktikum Hari, tanggal : Senin, 1 Oktober 2018 Waktu : 07.00 s.d. 09.30 WIB Tempat : Laboratorium Struktur Tumbuhan FPMIPA A UPI. D. Landasan Teori Kelas Magnoliopsida terdiri atas tumbuhan berkayu dan herba. Adanya kambium membuat anggota-anggota kelas magnoliopsida mengalami pertumbuhan sekunder pada batang dan akarnya. Pembuluh dibatang dan akar tersusun dalam suatu ikatan pembuluh yang teratur dalam susunan melingkar. Daun dengan venasi menjala membentuk penninerfis. Daun pada umumnya mempunyai tangkai dan helaian daun yang melebar. Bunga pada umumnya kelipatan 5 atau 4, dan jarang-jarang kelipatan 3. Embrio biji mempunyai dua kotiledon, jarang yang hanya satu 1,3 atau 4 kotiledon. (Cronquist, 1981:17). Kelas Magnoliopsida terdiri dari 6 subkelas yaitu: Magnoliidae, Hamamelidae, Caryophilidae, Rosidae, dan Asteriade (Cronquist, 1981:20-22). 1. Subkelas Hamamelidae Subkelas hamamelidae merupakan bagian dari kelas Magnoliopsida (dIcotyledin/ berkeping dua) yang divisi dari Magnoliophyta atau angiospermae tumbuhan berbiji tertutup, berkembang biak secara vegetatif bunga merupakan kelompok tumbuhan yang alat perkembangbiakan generatifnya berupa bunga. Karakterisitknya habitus berupa tumbuhtumbuhan berkayu atau semak namun tegak memiliki daun-daun tunggal yang duduknya tersebar atau berhadapan, umumnya mempunyai daun penumpu, modelnya rambut bintang atau berumbai, disertai dengan getah warna putih seperti susu. Jenis kelamin bunga banci atau biseksual, tidak disertai hiasan bunga, ada tenda bunga atau dengan hiasan bunga ganda
Bukan tulisan saya. Saya hanya mempelajari untuk menjadikannya referensi
I. TUJUAN PRAKTIKUM 1.1 Tujuan praktikum 1. Mengenal alat-alat KLT 2. Mengetahui nilai Rf dan cara pemisahan dengan KLT pada lipstik, Rhodhamin B,cabe merah dan jahe. 3. Memahami prinsip KLT. 1.2 PRINSIP KERJA Prinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari bentuk platsilika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuran larutan yang digunakan dinamakan eluen. Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut. II. DASAR TEORI Kromatografi merupakan salah satu teknik analisis yang terpenting untuk pemisahan campuran senyawa-senyawa kimia. Pada dasarnya teknik kromatografi terdiri atas dua fase yaitu fase diam (berupa cairan atau padat) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Pemisahan komponen campuran dapat terjadi karena adanya perbedaan,kecepatan migrasi sedangkan perbedaan perbandingan distribusi (penyerapan) dari komponen campuran diantara dua fase tersebut. (Khopkar,S.M.,1990). Merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dari suatu senyawa, berdasarkan perbedaan adsorsip atau partisi fase diam (adsorben) dengan pelarut pengembang (fase gerak). Pemilihan pelarut pengembang dipengaruhi oleh jenis dan polaritas komponen-komponen kimia dipisahkan. Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin Percobaan KLT Terhadap jamu asam urat
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.