Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
32 pages
1 file
I.1 Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur pada saat ini sangatlah pesat. Hal ini menyebabkan diperlukannya suatu proses produksi yang dapat menghasilkan produk dalam jumlah yang sangat banyak. Dari permasalahan tersebut dilakukan metode untuk merancang dan mendesain proses produksi. Kemudian, digunakanlah metode proses pengecoran sebagai metode yang paling efektif dan efisien. Pengecoran merupakan suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan parts atau komponen dengan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Selain itu, proses ini digunakan untuk membuat benda-benda dengan bentuk rumit dan ukuran yang sangat besar sehingga sangat sulit atau sangat mahal jika dibuat dengan metode lain, sehingga dapat diproduksi massal secara ekonomis. Dalam prosesnya, logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga dan kembali ke bentuk padat, selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk proses sekunder. Proses pengecoran merupakan proses pembuatan atau manufaktur tertua yang sampai saat ini masih terus diterapkan, keunggulan dari proses pengecoran adalah kemampuannya untuk memproduksi komponen dengan bentuk kompleks secara massal. Terdapat tiga bagian utama proses pengecoran, yang pertama proses pembuatan cetakan. Kedua adalah proses pembuatan inti dan yang ketiga adalah proses peleburan logam. Proses pembuatan cetakan adalah hal yang terpenting, apabila cetakan sudah siap maka akan dipasangkan inti dan kemudian dilanjutkan dengan penuangan logam cair. Cairan dibiarkan beberapa lama di dalam cetakan sampai membeku, selanjutnya dilakukan pembongkaran dan dilakukan proses finishing. Ilmu pengecoran logam terus dikembangkan berbagai macam metode dan kemudian terus disempurnakan untuk menghasilkan produk coran dengan kualitas yang tinggi. Untuk menghasilkan tuangan yang berkualitas maka diperlukan pola yang berkualitas tinggi, baik dari segi konstruksi, dimensi, material pola, dan kelengkapan lainnya. Pada umumnya cetakan dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas dan bagian bawah sehingga sehingga setelah pembuatan cetakan selesai pola yang akan dapat dibongkar dengan mudah dari cetakan. Dengan melakukan praktikum ini, diharapkan kita dapat memahami proses-proses pada teknik pengecoran logam yang meliputi peleburan logam dengan menggunakan furnace, proses solidifikasi atau pembekuan, hingga mengetahui berbagai macam jenis cacat pada produk hasil coran.
Kesetaraan adalah prinsip dasar lainnya dari HAM. Kesetaraan memastikan bahwa semua orang dilahirkan bebas dan setara. Kesetaraan memastikan bahwa semua individu memiliki hak yang sama dan layak menerima tingkat penghormatan yang sama. Non-diskriminasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kesetaraan. Non-diskriminasi memastikan bahwa tak seorangpun ditolak hak asasinya karena faktor seperti usia, etnis asal, jenis kelamin, dan sebagainya. Play It Fair! 2 Pasal 1. Hak atas kesetaraan Pasal 2. Bebas dari diskriminasi Pasal 3. Hak untuk hidup, bebas, keamanan pribadi Pasal 4. Bebas dari perbudakan Pasal 5. Bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang tidak manusiawi Pasal 6. Hak untuk diakui sebagai manusia di depan hukum Pasal 7. Hak untuk setara di depan hukum Pasal 8. Hak untuk pemulihan oleh pengadilan yang berkompeten Pasal 9. Bebas dari penangkapan tanpa alasan serta pengusiran Pasal 10. Hak untuk didengarkan publik secara adil Pasal 11. Hak untuk diangap tidak bersalah sampai ada keputusan bersalah Pasal 12. Bebas dari intervensi masalah pribadi, keluarga, rumah tangga, dan korespondensi Pasal 13. Hak untuk bergerak bebas di dalam negeri maupun di luar negeri Pasal 14. Hak untuk mendapat perlindungan di negara lain dari penganiayaan Pasal 15. Hak memperoleh kebangsaan dan kebebasan untuk menggantinya Pasal 16. Hak untuk menikah dan berkeluarga Pasal 17. Hak untuk memiliki harta benda Pasal 18. Kebebasan beragama dan berkepercayaan Pasal 19. Kebebasan berpendapat dan berinformasi Pasal 20. Hak untuk berkumpul dan berasosiasi secara damai Pasal 21. Hak untuk ikut serta dalam pemilu yang bebas Pasal 22. Hak atas jaminan sosial Pasal 23. Hak untuk bekerja yang diinginkan dan bergabung dengan persatuan buruh Pasal 24. Hak untuk beristirahat dan bersantai Pasal 25. Hak atas standar hidup yang layak Pasal 26. Hak atas pendidikan Pasal 27. Hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya dan masyarakat Pasal 28. Hak atas tata sosial yang menjamin HAM Pasal 29. Tugas-tugas masyarakat yang penting untuk kebebasan dan perkembangan penuh Pasal 30. Bebas dari intervensi negara dan pribadi
Pengetahuan kita mengenai topografi dasar laut bermula dari pemetaan-pemetaan yang sudah sejak lama dilakukan orang. Pada mulanya pengetahuan ini diperoleh dengan cara mengukur kedalaman laut dengan teknik yang sangat sederhana yakni dengan mengulurkan tali atau kabel yang diberi bandul pemberat ke dalam laut hingga menyentuh dasar (wiresounder). Tentu dengan teknik ini banyak kekurangan dan kelemahannya. Dengan cara ini pengukuran kedalaman laut memerlukan waktu lama, teknik ini baik digunakan untuk mengukur dasar laut dengan lereng-lereng yang curam. Pengukuran kedalaman laut yang lebih cepat dapat menggunakan alat-alat pemancar gema suara (echosounder). Dengan teknik ini pengukuran dapat dilakukan dengan cepat, karena kecepatan merambat suara pada air rata-rata 1.600 meter per detik. Jarak waktu yang diperlukan untuk perambatan bolak-balik dapat diterjemahkan menjadi kedalaman laut ditempat itu. Dengan prinsif teknologi inilah pengetahuan tentang topografi dasar laut (peta batimetri) semakin disempurnakan 1. Bentukan-bentukan dasar laut Keadaan dasar laut seperti juga di daratan terdapat bentukan-bentukan dasar laut seperti pegunungan, gunung, lembah, parit, plato, dataran tinggi, dataran rendah, sedimentasi dam lain sebabainya. Trench atau trog. Trench yaitu dasar laut yang dalam, memanjang, sempit dengan lerengnya yang curam. Sedangkan trog yaitu dasar laut yang dalam, memanjang, lehih lebar dari trench dan lerengnya tidak terlalu curam. Ridge yaitu penggungan/pegunungan dasar laut dengan puncaknya sempit dan lerengnya curam. Rise yaitu punggungan/pegunungan dasar laut dengan puncaknya luas dan lerengnya tidak securam ridge. Swell yaitu punggungan, kalau tidak panjang lereng tidak curam. Dremple atau ambang yaitu punggungan yang tidak begitu panjang dan tidak begitu tinggi. Dremple biasanya yang batasi laut pedalaman/laut tengah dengan laut lepas/samudera.
Kesehatan masyarakat merupakan suatu bidang multidisiplin dimana tujuannya untuk mempromosikan kesehatan pada penduduk. Berkebalikan dengan ilmu kedokteran yang fokus terhadap pengobatan penyakit pada individu, kesehatan masayarakat fokus pada pencegahan penyakit pada komunitas (penduduk). Dalam penerapannya kesehatan masyarakat membutuhkan ilmu epidemiologi.
SEMESTER 1 UNTUK MTs DAN YANG SEDERAJAT ARITMATIKA SOSIAL Diajukan untuk memenuhi salahsatu syarat kenaikan pangkat Dari IIIa ke IIIb MTs DARUL ULUM 2 WIDANG KEC. WIDANG KAB. TUBAN JAWA TIMUR 2010/2011 Modul Matematika Aritmatika Sosial Kelas VII Semester I 1 Demikian harap menjadi perhatian adanya, atas kerjasamanya diucapkan banyak terima kasih Mengetahui, Widang, 22 Oktober 2010 Kepala Seksi Mapenda Kepala MTs Darul Ulum 2 Kab. Tuban Widang Drs. Leksono, M.Pd.I Modul Matematika Aritmatika Sosial Kelas VII Semester I 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun bahan ajar modul matematika manual untuk tingkat MTs dan sederajat, modul yang disusun ini menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan satuan pendidikan, sebagai konsekuensi logis dari Kurikulum SMP/ MTs 2006. Sumber dan bahan ajar pokok Kurikulum SMP/MTs Edisi 2006 adalah modul, baik modul manual maupun interaktif dengan mengacu pada St andar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) yang tertuang dalam Standar Isi sesuai dengan Permen no 22 tahun 2006. Dengan modul ini, diharapkan digunakan sebagai sumber belajar pokok oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi sesuai yang diharapkan. Modul ini disusun melalui beberapa tahapan proses, yakni mulai dari penyiapan materi modul, penyusunan naskah secara tertulis, kemudian disetting dengan bantuan alat-alat komputer, serta divalidasi dan diujicobakan empirik secara terbatas. Validasi dilakukan dengan teknik telaah ahli (expert-judgment), sementara ujicoba empirik dilakukan pada beberapa peserta didik MTs. Harapannya, modul yang telah disusun ini merupakan bahan dan sumber belajar yang berbobot untuk membekali peserta didik kompetensi / kemampuan yang diharapkan. Namun demikian, karena dinamika perubahan sain dan teknologi yang sekarang ini begitu cepat terjadi, maka modul ini masih akan selalu dimintakan masukan untuk bahan perbaikan atau direvisi agar supaya selalu relevan dengan kondisi nyata. Pekerjaan berat ini dapat terselesaikan, tentu dengan banyaknya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang perlu diberikan penghargaan dan ucapan terima kasih. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini tidak berlebihan bilamana disampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak, terutama Kepala Madrasah, Kawan-kawan Guru dan semua peserta didik dan keluarga khususnya atas dedikasi, pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran untuk menyelesaikan penyusunan modul ini. Kami mengharapkan saran dan kritik dari para pakar di bidang pendidikan sebagai bahan untuk melakukan peningkatan kualitas modul. Diharapkan para pemakai berpegang pada azas keterlaksanaan, kesesuaian dan fleksibilitas, dengan mengacu pada perkembangan IPTEK dalam rangka membekali kompetensi yang terst andar pada peserta didik. Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta didik MTs. untuk matapelajaran Matematika atau praktisi yang sedang mengembangkan modul pembelajaran untuk SMP/ MTs. Modul Matematika Aritmatika Sosial Kelas VII Semester I
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.