2018, MILA ADENIA IBRAHIM
Manusia memiliki sistem saraf yang bekerja pada tubuhnya, Sistem saraf dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sitem saraf perifer. Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang tidak dapat dikendalikan oleh kemauan kita melalui otok. Fungsi saraf otonom mengatur motilitas dan sekresi pada kulit, pembuluh darah, dan organ visceral dengan cara merangsang pergerakan otot polos dan kelenjar eksokrin. Regulasi otonom dibawa oleh serabut saraf simpatis dan parasimpatis Karena sistem saraf otonom itu terutama berkenaan dengan pengendalian organ-organ dalam secara tidak sadar , kadang- kadang disebut juga susunan saraf tak sadar. Menurut fungsinya system saraf otonom dibagi dalam dua bagian, yaitu system simpatis yang terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf. System saraf parasimpatis yang terbagi dalam dua bagian yang terdiri atas saraf otonom cranial dan saraf otonom sacral Obat-obat yang menghasilkan efek terapeutik utamanya dengan cara menyerupai atau mengubah fungsi system saraf otonom disebut obat-obat otonom. mengobat-obat otonom ini bekerja dengan cara merangsang bagian system saraf otonom atau menghambat kerja system saraf ini. Dalam dunia farmasi, sangat penting mempelajari sistem saraf otonom karena dengan mempelajari sistem saraf otonom maka kita kita dapat mengetahui mekanisme kerja obat yang akan mempengaruhi sistem saraf otonom tersebut. Oleh karena itu, sebagai seorang farmasis kita sangat perlu pengetahuan tentang sistem saraf otonom. Agar kita dapat mengatahui efek farmakodinamik sistem saraf otonom dari obat sistem saraf otonom yang akan diberikan.