Academia.eduAcademia.edu

pENYAKIT Asma.docx

Abstract

Meter alir puncak digunakan untuk mengukur tingkat aliran ekspiratori puncak, penting untuk memantau dan mendiagnosa asma. [1] Asma (dalam bahasa Yunani ἅσθμα, ásthma, "terengah") merupakan peradangan kronis yang umum terjadi pada saluran napas yang ditandai dengan gejala yang bervariasi dan berulang, penyumbatan saluran napas yang bersifat reversibel, dan spasme bronkus. [2] Gejala umum meliputi mengi, batuk, dada terasa berat, dan sesak napas. [3] Tanda-tanda dan gejala Asma ditandai dengan adanya episode berulang dari mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk. [16] Dahak bisa saja terbentuk di paru-paru karena batuk tetapi sulit untuk dikeluarkan. [17] Selama masa penyembuhan setelah serangan mungkin terbentuk apa yang disebut mirip nanah yang disebabkan oleh tingginya kandungan sel darah putih yang disebut eosinofil. [18] Gejala biasanya memburuk pada waktu malam atau pagi hari atau sebagai respons terhadap kegiatan olahraga atau udara dingin. [19] Pada sejumlah penderita asma ada yang jarang menunjukkan gejala, sebagai respons terhadap pemicu, sedangkan sejumlah penderita asma yang lain mungkin menunjukkan gejala yang nyata dan persisten. [20] Kondisi yang berkaitan Sejumlah kondisi kesehatan lain yang sering muncul pada mereka yang menderita asma adalah:penyakit refluks gastroesofagus (GERD), rinosinusitis, dan apnea tidur obstruktif. [21] Gangguan psikologis juga sangat umum [22] dengan munculnya gangguan kecemasan antara 16-52% dan gangguan suasana hati pada 14-41%. [23] Namun tidak diketahui dengan pasti apakah asma menyebabkan gangguan psikologis atau masalah psikologis menyebabkan asma. [24] Penyebab[ Asma disebabkan oleh interaksi lingkungan dan genetika yang merupakan kombinasi yang rumit dan belum sepenuhnya dimengerti. [4][25] Semua faktor ini memengaruhi baik tingkat keparahan dan juga respons terhadap terapi. [26] Adanya peningkatan laju penderita asma belakangan ini disebabkan oleh perubahan faktor epigenetik (terwariskan selain adanya hubungan dengan urutan DNA) dan lingkungan hidup yang berubah. [27] Lingkungan[sunting | sunting sumber] Berbagai faktor lingkungan yang dihubungkan dengan timbulnya asma dan eksaserbasi asma yaitu: alergen, polusi udara, dan senyawa kimiawi lingkungan lainnya. [28] Merokok selama masa kehamilan dan setelah melahirkan dihubungkan dengan risiko yang lebih besar untuk gejala mirip asma. [29] kualitas udara buruk, dari polusi kendaraan atau kadar ozon yang tinggi, [30] selalu dihubungkan dengan timbulnya asma dan peningkatan keparahannnya. [31] Pajanan terhadap uap senyawa organik dalam ruangan dapat memicu asma; pajanan formaldehida, misalnya, menunjukkan hubungan yang positif. [32] Selain itu, ftalat pada PVC juga dihubungkan dengan asma pada anak-anak dan dewasa [33][34] sebagai sumber pajanan terhadap konsentrasi endotoksin tinggi. [35] Asma dihubungkan dengan pajanan terhadap alergen dalam ruangan. [36] Alergen dalam ruangan yang umum di antaranya adalah: tungau debu, kecoa, ketombe hewan, dan jamur. [37][38] Berbagai upaya untuk mengurangi tungau debu ternyata tidak efektif. [39] Infeksi virus tertentu pada saluran napas dapat meningkatkan risiko timbulnya asma apabila terjadi saat masih anak-anak seperti misalnya: [40] respiratory syncytial virus dan rinovirus. [41] Akan tetapi beberapa jenis infeksi lain dapat menurunkan risiko. [41]