Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
21 pages
1 file
Abstrak: Psikoterapi merupakan proses penyembuhan kejiwaan konseli/ klien melalui beberapa terapi tertentu. Dalam tulisan ini penulis mengkaji bagaimana landasan dasar psikoterapi dalam Islam. Penulis memperlihatkan bahwa Islam memiliki dasar-dasar yang kukuh dalam proses psikopterapi. Proses penyembuhan atau perawatan dilaksanakan melalui intervensi psikis dengan metode dan teknik yang didasarkan kepada al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Dalam perspektif bimbingan konseling Islami, perawatan (treatment) yang disarankan/dianjurkan oleh konselor (terapis) kepada klien dalam mengatasi/mengurangi permasalahan klien, baik permasalahan yang berkaitan dengan kejiwaan, spiritual, moral (akhlak), dan fisik (jasmaniyah) adalah dengan terapi kejiwaan melalui ibadah-ibadah wajib dalam agama, peningkatan kesabaran, taubat, zikir dan doa. Abstract: Psychotherapy in the Perspective of Islamic Counseling Guidance. Psychotherapy is healing proses of client's psychic state by certain theraphic means. In this writing, the author studies the main principles of psychotherapy in Islam. The author throuw some lights that Islam laid down firm foundations in psychotherapic process. The treatment procedure is done through psychic intervention the technique and method of which are based on the precepts of the Qur'an and the Prophetic tradition (sunnah). In the perspective of Islamic counseling guidance, recommended treatment by the counselor to the client in solving the latters' problems in such as those related to psychic, moral, spiritual physical, are through religious compulsory rituals, keeping up patience, repented and ask for God forgiveness as well as parayers. Pendahuluan Bimbingan dan Konseling Islami merupakan salah satu disiplin ilmu yang semakin hari semakin diperlukan oleh masyarakat dan merupakan bagian penting serta integral
It is the fact, that the thought of western psychology has expand speedy, and adopted by many scholars, include us. However, it does not mean that there is no flawed in western psychology. For instance, Freud's psychoanalysis is considered over simplified and cannot explain some problems such as fitrah in Islam, John Lock's behaviorist did not admit human intrinsic potencies which empirically cannot be denied, in addition, humanistic of Maslow have ignored factor and the role of God in the human life. Islamic psychology comes into being to respond for the lack of western psychology theories. There are two ways in developing Islamic psychology; praxis and theoretic. Praxis method means developing Islamic psychology based on what have been developed by western psychology then we filter it and search the legitimacy for it; meanwhile, theoretic method means developing Islamic psychology based on the teaching and resources of Islamic knowledge itself. Keyword: Psychology, Western, and Islam. Ada perbedaan cukup tajam antara Ziauddin Sardar dan Ismail Raji al-Faruqi tentang gerakan Islamisasi ilmu. Menurut Sardar, islamisasi harus berangkat dari pandangan dunia (world view) yang Islami dan paradigma keilmuannya, 1 sedang bagi Faruqi gerakan Islamisasi dimulai dari adanya kritik terhadap ilmu-ilmu modern dengan menggunakan Islam sebagai analisisnya, setelah itu baru diadakan sintesis. 2 Kedua pandangan diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pandangan pertama sangat ideal dalam tatanan teoritis tapi lemah dalam aplikasi karena memerlukan waktu yang sangat lama, sedangkan pandangan kedua unggul dalam aplikasi karena bisa langsung menjawab persoalan-persoalan umat saat ini tapi lemah dalam dataran teoritis karena bisa terjebak dalam gerakan westernisasi ilmu. Menurut Djamaluddin Ancok & Fuad Nashori, dari kedua pandangan diatas diperkirakan pandangan kedualah yang akan memenangkan pertarungan. 3 Hal ini bisa terlihat dari banyaknya kalangan ilmuwan yang sudah melakukan seperti saran Faruqi. Salah satu diantaranya adalah kalangan ilmuwan psikologi. Para ilmuwan psikologi saat ini merasakan adanya beberapa kelemahan mendasar dari teori-teori psikologi modern sehingga perlu mengajukan satu alternatif psikologi. inilah yang kemudian memuncul alternatif psikologi Islami. Kritik Terhadap Psikologi Modern Kritik merupakan bagian dari sikap ilmiah yang melekat pada diri ilmuwan. Ilmuwan sebagai penemu, penguasa, pengembang, pengendali, dan peramal sains, tidak boleh tidak harus membuka diri untuk di kritisi sekaligus mengkritisi. Ilmuwan sebenarnya sudah kehilangan makna keilmuwannya jika sudah tidak memiliki semangat mengkritisi atau tidak tahan dikritisi. Begitu juga
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius S-2 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral, dan etika KU-1 Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya KU-3 Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni KK-7 Mampu memahami dan menghapal ayat-ayat dan hadis-hadis tematik terkait dengan dimensi kejiwaan manusia KK-11 Menguasai konsep tentang teori-teori, aspek-aspek kepribadian KK-20 Mampu mengintegrasi variabel pokok psikologi dengan nilai-nilai islam P-4 Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah dalam mengembangkan pemikiran kritis, logis, kreatif, inovatif, dan sistematis serta memiliki keingintahuan intelektual untuk memecahkan masalah pada tingkat individual dan kelompok dalam komunitas akademik dan non akademik P-5 Menguasai pengetahuan dasar-dasar keislaman sebagai agama rahmatan lil 'alamin P-6 Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah integrasi keilmuan (agama dan sains) sebagai paradigma keilmuan P-7 Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah mengidentifikasi ragam upaya wirausaha yang bercirikan inovasi dan kemandirian yang berlandaskan etika islam, keilmuan, profesional b. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) Psikologi Islam Program Studi Psikologi Islam Halaman 2 CPMK Capaian Pembelajaran CPMK-1 Mampu memahami dan menyampaikan gagasan terkait konsep dasar psikologi dan nilai-nilai keislaman (S
PENDAHULUAN Psikologi Islam sedang mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan ini telah menarik ramai cendekiawan dan sarjana dalam bidang agama dan bidang sains sosial untuk memperkayakan lagi khazanah keilmuan psikologi Islam yang pada hakikatnya telah pun dipelopori oleh ulama " dan cendekiawan di zaman silam. Kemunculan psikologi Islam adalah untuk menawarkan alternatif dan menyelesaikan dilema yang timbul dalam ilmu psikologi khususnya dan juga dalam kalangan masyarakat Islam umumnya. Tugas psikologi ialah mengembalikan jiwa setiap manusia kepada fitrah asal kejadiannya yang suci, bersih dari sebarang kekotoran hissi (fizikal) dan maknawi (sifat-sifat keji seperti takabbur, hasad dengki) kepada jiwa kehambaan sebagai makhluk Allah SWT serta memperbetulkan sudut tingkah lakunya yang sudah jauh tersasar. Kecemerlangan persepsi ke atas dunia psikologi lazimnya bermula daripada teori-teori barat dan berjaya dimonopoli oleh mereka. Istilah psikologi telah mula muncul di Barat pada abad ke-16M dan ia tertakluk di bawah cabang metafizik. Pada tahun 1830 an, istilah ini digunakan untuk merujuk kepada jiwa atau roh manusia serta keadaan alam fikiran. Ia seterusnya berkembang hingga abad ke-19M yang ditandai dengan kemunculan penyelidikan dalam bidang perilaku manusia. Psikologi Barat kini tidak lagi memiliki jawapan terhadap kejiwaan manusia. Hal ini kerana kewujudan manusia tidak pernah dibahaskan atau dikaji dari sudut kejiwaan kerana persoalan ini merupakan suatu yang abstrak dan sukar untuk diperhatikan. Justeru, ahli psikologi Barat hanya memusatkan perhatian mereka kepada tingkah laku manusia tanpa melihat kepada perkara pokok yang melandasi dan menentukan kewujudan perlakuan tersebut. Kegagalan mereka untuk menjawab pertanyaan mengenai jiwa manusia sudah jelas. Hasan Langgulung (1986) menyatakan bahawa semua mazhab psikologi Barat tidak mengkaji jiwa manusia tetapi sebaliknya memberati kajian mereka terhadap tingkah laku. Menurut beliau lagi, dari mana asal dan bagaimana bentuk jiwa tidak disentuh di dalam kajian mereka. Sebenarnya, bidang psikologi ini telah sekian lama sinonim sebagai satu bidang yang mempunyai korelasi secara langsung dengan individu dan masyarakat. Budaya hidup manusia berkait rapat dengan disiplin psikologi. Hal ini kerana kejadian manusia itu sendiri terdiri dari lima elemen utama iaitu jasad, roh, akal, nafsu dan hati (psikik). Seseorang individu atau sesuatu bangsa itu tidak boleh lari dari menghadapi pelbagai masalah dan
Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberinya limpahan Rahmat, Taufiq serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta pengikut setia ajaranya.
FAKULTAS PSIKOLOGI UIN RADEN FATAH PALEMBANG, 2019
The discussion of educator behavior has been studied in many studies both from literature and empirical studies, but so far there have been no studies that specifically examine the personality of educators needed by the present education process in terms of aspects of Islamic Psychology. Departing from the search above, this article aims to conduct a study of this matter. Based on the review and analysis of the content of the literature used as a reference for this study, it was concluded that, to become a complete education each educator must have a personality such as: always draw closer to God in any situation or condition; master extensive knowledge; smart, honest, safe in carrying out their duties, patient and sincere in guiding students, creative in choosing learning methods, can be role models, open to krikit, authoritative, fair, non-discriminatory, pleasant, and polite speech. This personality can be referred to as your sainthood in Islamic psychology, which is a personality that is bound by a strong belief in God by carrying out religious teachings.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Yayasan Cendekia Pendidikan Muslim, 2023
Her out, 2021
Psychosophia: Journal of Psychology, Religion, and Humanity, 2019