Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
11 pages
1 file
Oleh MITA ROHMATIKA DIASANTI NIM 15030654024 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS
I KETUT SUKARMA, 2023
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Randangan melalui penerapan model discovery learning pada materi sintesis protein. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII IPA 1 SMA Negeri I Randangan yang berjumlah 26 siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan diperoleh hasil yaitu terjadi peningkatan hasil belajar yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada materi sintesis protein di kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Randangan dari pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II Kata kunci: penerapan model discovery learning, peningkatan hasil belajar,sintesis protein
A. Juss.) HASIL PENGENDAPAN DENGAN AMONIUM SULFAT 30%, 60%, DAN 100% JENUH TERHADAP KULTUR SEL HeLa DAN SEL RAJI Robbyono, Nadia Belinda Suwanto, Eddy Sugianto Jurusan Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. ABSTRAK Kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terbesar. Suatu penelitian untuk menemukan obat antikanker dari tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss) menyimpulkan bahwa fraksi protein total daun mimba memiliki efek sitotoksik terhadap sel HeLa dan sel Raji namun tidak berpotensi untuk dikembangkan sebagai antikanker. Mengacu pada penelitian tersebut, pada penelitian ini dilakukan fraksinasi protein secara bertingkat untuk mendapatkan efek sitotoksik yang lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fraksi protein daun mimba manakah dari hasil pengendapan dengan amonium sulfat 30%, 60%, dan 100% jenuh yang memiliki potensi terbesar untuk dikembangkan sebagai antikanker. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni yang dilakukan mengikuti rancangan acak lengkap pola satu arah. Uji sitotoksisitas dilakukan secara in vitro terhadap sel HeLa dan sel Raji menggunakan metode MTT (3-4(4,5-dimetil-diazol-2-il)-2,5-diphenil tetrazolium bromid). Fraksi protein diperoleh lewat pengendapan dengan penambahan amonium sulfat dengan konsentrasi 30%, 60% dan 100% jenuh. Hasil uji dinyatakan dalam prosentase kematian yang selanjutnya diolah dengan analisis statistika one way anova dan probit. Hasil uji sitotoksisitas menunjukkan harga LC 50 untuk fraksi protein yang diendapkan dengan ammonium sulfat 30%, 60% dan 100% jenuh terhadap sel HeLa berturut-turut sebesar 1,0 µg/ml ; 4,1 µg/ml, dan 407,7 µg/ml sedangkan harga LC 50 untuk fraksi protein 30% dan 60% jenuh terhadap sel Raji sebesar 15,3 µg/ml dan 24,0 µg/ml. Fraksi protein hasil pengendapan dengan amonium sulfat 30% jenuh memiliki efek sitotoksik yang terbesar terhadap sel HeLa dan sel Raji serta memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antikanker. Kata kunci : daun mimba, sitotoksisitas, HeLa, Raji
2023
ahasiswa super, kini saatnya kita membahas mengenai protein yang memegang peranan kunci dalam semua proses biologis. Kaitannya dengan Kegiatan Belajar 1 sangat jelas karena protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan dan manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Demikian pula pada tumbuhan yang membentuk protein dari CO2, H2O, dan senyawa nitrogen. Bahasan ini sangat penting untuk dipahami oleh Anda yang mengambil mata kuliah Biofisika, sebagai langkah awal untuk memahami proses-proses fisis dan kimiawi pada makhluk hidup. Ada dua kegiatan belajar dalam modul ini, yaitu; pertama, struktur protein yang akan membahas mengenai struktur primer, sekunder dan tersier, serta metode penentuan struktur protein menggunakan sinar-X dan NMR. Kedua, mengenai fungsi protein yang akan membahas mengenai hubungan struktur fungsi protein, dan gerak molekul dalam protein. Dengan mempelajari modul ini diharapkan Anda memiliki kemampuan untuk menganalisis struktur dan fungsi protein. Secara lebih khusus modul ini mencoba untuk memberikan kemampuan pada mahasiswa agar dapat: 1. menganalisis struktur primer, sekunder dan tersier; 2. menganalisis metode penentuan struktur protein; 3. menganalisis hubungan struktur fungsi protein; 4. menganalisis gerak molekul dalam protein. Dalam mempelajari modul ini diharapkan Anda telah memiliki bekal pengetahuan dan pemahaman mengenai beberapa topik dalam ilmu Fisika seperti mekanika, listrik magnet, fluida, dan getaran bunyi. Selamat belajar, semoga Anda berhasil! M 2.2 Biofisika Kegiatan Belajar 1 Struktur Protein ata protein berasal dari bahasa Yunani proteios yang berarti "barisan pertama". Kata yang diciptakan oleh Jons J. Barzelius pada tahun 1938 untuk menekankan pentingnya golongan ini. Struktur protein merupakan sebuah struktur biomolekuler dari suatu molekul protein. Setiap protein, khususnya polipeptida merupakan suatu polimer yang merupakan urutan yang terbentuk dari berbagai asam L-α-amino (urutan ini juga disebut sebagai residu). Perjanjiannya, suatu rantai yang panjangnya kurang dari 40 residu disebut sebagai sebagai polipeptida, bukan sebagai protein. Protein memegang peranan penting dalam hampir semua proses biologi. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Untuk dapat melakukan fungsi biologis, protein melipat ke dalam satu atau lebih konformasi spasial yang spesifik, didorong oleh sejumlah interaksi non-kovalen seperti ikatan hidrogen, interaksi ionik, gaya van der Waals, dan sistem kemasan hidrofobik. Struktur tiga dimensi perotein sangat diperlukan untuk memahami fungsi protein pada tingkat molekul. Struktur protein bervariasi dalam hal ukuran, dari puluhan hingga ribuan residu. Protein diklasifikasikan berdasarkan ukuran fisik mereka sebagai nanopartikel (1-100 nm). Sebuah protein dapat mengalami perubahan struktural reversibel dalam menjalankan fungsi biologisnya. Struktur alternatif protein yang sama disebut sebagai konformasi.
Protein berasal dari kata Yunani proteios, yang berarti pertama. Dalam kehidupan protein mempunyai fungsi yang sangat penting. Semua enzim hewan dan tumbuhan adalah protein. Protein bersama-sama lipid dan tulang membentuk kerangka tubuh. Ia juga membentuk otot, anti bodi dan berbagai hormon.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 2019