Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
15 pages
1 file
Agama Islam merupakan agama yang sangat luas. Agama yang menjadi penyempurna agama sebelumnya. Sehingga untuk mengkaji dan memahami Islam sangat bervariasi metodenya. Hal ini kemudian melahirrkan pemikiran Islam yang bermacam-macam spesialisasinya. Hasil pemikiran yang berbeda tersebut kemudian akan melahirkan berbagai macam aliran atau kepercayaan. Contoh aliran tersebut antara lain Mu'tazilah, Asy'ariyah, Maturidiyah, Syi'ah, Khawarij, Salafy, Wahabi, dan masih banyak aliran-aliran kecil yang berkembang sampai sekarang. Aliran Mu'tazilah sendiri memiliki metodologi pemikiran yang khas. Mereka meletakkan eksistensi akal sebagai pondasi untuk menjelaskan teologi. Selain itu, pemikiran yang mencolok dari mereka adalah meletakkan bahasa dan logika sebagai kriteria dalam menginterpretasikan teks-teks al-Qur'an. 1 Golongan Mu'tazilah merupakan ahli fikir Islam pertama yang telah berusaha membentuk suatu sistem filsafat yang lengkap, meliputi ketuhanan, physica, ilmu jiwa, etika, dan politik. 2 Aliran lain yang menjadi sorotan adalah aliran Asy'ariyah, aliran ini muncul karena ketidakpuasan Abdul-Hasan Ali bin Ismail Al-Asy'ary terhadap pemikiran Mu'tazilah yang dirasakan sudah terlalu memuja akal-pikiran. Aliran Asy'ariyah ini meletakkan akal dan tekstual sebagai pondasi untuk menjelaskan konsep teologi dan ilmu kalam. 3 Penganut paham dari Asy'ary ini kemudian disebut Ahlussunnah wal Jama'ah. Aliran ini mempercayai adanya konsep Islam sebagai cabang ilmu fiqih, Iman sebagai cabang ilmu tauhid, dan Ihsan sebagai ilmu tasawwuf. 4 1 Nashr Hamid Abu Zaid, Menalar Firman Tuhan: Wacana Majas Dalam Al-Qur'an menurut Mu'tazilah (Bandung: Mizan, 2013), 21-22.
Makalah kelompok 8, 2021
Menurut ahli ushul fiqh, maslahah al-mursalah ialah kemaslahatan yang telah disyari’atkan oleh syari’ dalam wujud hukum, di dalam rangka menciptakan kemaslahatan, di samping tidak terdapatnya dalil yang membenarkan atau menyalahkan. Karenanya, maslahah al-mursalah itu disebut mutlak lantaran tidak terdapat dalil yang menyatakan benar dan salah.
Ilmu ekonomi merupakan suatu bidang studi yang sudah cukup lama berkembang. Sebagai salah satu bidang pengetahuan, perkembangannya bermula sejak tahun 1776, yaitu setelah Adam Smith yang di kena0l sebagai "bapak ilmu ekonomi' menerbitkan bukunya yang berjudul: "An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of Nations."Beberapa padangan dalam buku beliau masih tetap mendapat perhatian dalam pemikiran ahli-ahli ekonomi pada masa kini.
Rumusan tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi dan bertanggungjawab. Salah satu manusia berkualitas dalam rumusan undang-undang No. 20 Tahun 2003 diatas adalah mereka yang beriman dan bertaqwa serta memiliki akhlak mulia. Dengan demikian salah satu ciri kompetensi keluaran pendidikan nasional adalah ketangguhan dalam iman, taqwa serta akhlak mulia. Menurut tafsir, bagi umat islam dan khususnya dalam Pendidikan Islam, kompetensi iman dan taqwa serta memiliki akhlak mulia tersebut sudah lama disadari kepentingannya, dan sudah diimplementasikan dalam lembaga pendidikan islam. Dalam pandangan Imtaq dan Iptek, juga akhlak mulia diperlukan manusia dalam melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di bumi. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian manajemen pendidikan islam ? 2. Apa saja pendekatan manajemen pendidikan islam ? 3. Apa saja tantangan manajemen pendidikan islam ? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian manajemen pendidikan Islam 2. Untuk mengetahui apa saja pendekatan manajemen pendidikan Islam 3. Untuk mengetahui tantangan manajemen pendidikan Islam 1 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam Aktivitas kependidikan islam ada sejak adanya manusia itu sendiri (Nabi Adam dan Ibu Hawa), bahkan ayat Al Qur'an yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah bukan perintah tentang sholat, puasa dan lainnya, tetapi justru perintah iqra (membaca, merenung, menelaah, meneliti atau mengkaji) atau perintah untuk mencerdaskan kehidupan manusia yang merupakan inti dari aktivitas pendidikan 1 Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pendidikan islam, tetapi menurut penulis intinya ada dua yaitu : pertama, pendidikan islam merupakan aktivitas pendidikan yang mengejawantahkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai islam 2 . Dalam prakteknya di Indonesia, pendidikan islam ini setidak-tidaknya dapat dikelompokkan ke dalam lima jenis, yaitu : 1. Pondok Pesantren atau Madrasah Diniyah, menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebut sebagai pendidikan keagamaan (islam) formal, seperti pondok pesantren / Madrasah Diniyah. 2. PAUD / RA, BA, TA, Madrasah dan pendidikan lanjutan seperti IAIN / STAIN atau Universitas Islam Negeri dibawah naungan Departemen Agama. 3. Pendidikan Usia Dini / RA, BA, TA Sekolah / Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh dan / atau dibawah naungan yayasan dan organisasi islam. 4. Pelajaran agama islam di sekolah / madrasah / perguruan tinggi sebagai suatu mata pelajaran atau mata kuliah, dan / atau sebagai program studi. 5. Pendidikan islam dalam keluarga atau tempat-tempat ibadah dan / atau forum-forum kajian ke islaman, majelis taklim dan institusi-institusi yang 1 Muhaimin dkk. Manajemen Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta, 2011 Hal : 2 2 Ibid Hal : 3
Molestation bisa dikategorikan sebagai salah satu bentuk dari pelecehan seksual. Hal ini seolah sudah tidak asing lagi di dalam kehidupan sehari-hari, meskipun kebanyakan orang yang tidak menyadarinya secara langsung. Kasus molestation bisa diibaratkan sebagai fenomena gunung es, karena terlihat kecil di permukaan, tetapi sebenarnya sangat besar di dasarnya. Kebanyakan jumlah korban dari molestation ini adalah perempuan.
Disadari atau tidak, saat ini perbankan syariah cukup banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Bahkan peminat perbankan syariah cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh karena perbankan syariah dinilai oleh masyarakat sangat menjanjikan dan tidak merugikan bagi para nasabahnya. Selain itu, prospek masa depan dinilai jelas dan tidak mengecewakan sehingga perbankan syariah semakin memegang peranan penting bagi masyarakat Indonesia. Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan antara masyarakat dengan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan yang bersifat spekulatif dalam bertransaksi di bidang keuangan.
Mukaddimah 5 Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Agung. Shalawat serta salam tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada para shahabat, pengikut dan orang-orang yang berada di jalannya hingga akhir zaman. Semangat berislam-islam (baca:menjalankan agama Islam) di era tahun 2000-an dan seterusnya ini terasa semakin hari semakin besar. Fenomena yang nampak di banyak tempat turut membantu membuktikan hal itu. Mulai dari maraknya Bank yang bernuansa syariah, hingga busana muslimah yang kian membudaya setelah dahulu sempat dilarang-larang. Dilanjutkan dengan layar kaca di bulan Ramadhan yang banyak memanfaatkan momen bulan suci itu untuk ajang menarik banyak penonton. Bahkan seorang Obama yang Presiden Amerika pun banyak melirik dan mengelus-elus Islam, setelah Presiden sebelumnya lebih suka berprasangka buruk pada umat Islam. Secara otomatis, berbagai upaya untuk memperdalam pemahaman atas agama Islam semakin terasa di berbagai tempat. Masjid sebagai pusat ibadah ritual, di kota-kota besar semakin rajin menggelar pengajian yang intinya adalah pengajaran ilmu-ilmu keislaman. Bahkan perkantoran yang dulunya melulu urusan duniawi, kini justru semakin berlomba menggelar berbagai bentuk kegiatan ke-Islaman, hingga berlomba mendirikan masjid dengan bangunan yang megah, nyaman dan indah. Kebutuhan Atas Buku Rujukan Seiring dengan itu kebutuhan umat Islam atas buku-buku rujukan tentang agama Islam semakin terasa. Terutama yang terkait dengan sumber asli ilmu-ilmu keislaman yang merupakan warisan abadi sejak awal mula dakwah Islam. Sayangnya, justru kebutuhan atas buku rujukan ini yang selalu kurang mendapat perhatian. Sehingga mau tidak mau, terpaksa untuk sementara ditutup dengan menterjemahkan buku-buku dari bahasa Arab, dengan segala suka dan dukanya. Suka, buat para penerbit buku yang bisa menterjemahkan dengan jalan 'membajak' dari buku-buku bahasa Arab begitu saja dan dijual lalu keuntungannya masuk kantong. Duka, buat para pembaca karena kualitas penerjemahan seringkali mengalami distorsi besar. Selain itu, kondisi sosial dimana kitab berbahasa Arab itu ditulis dengan kondisi sosial di negeri kita, terkadang sering menyisakan jurang perbedaan yang menganga. Karena itu ketidaknyambungan antara isi buku terjemahan dengan realitas sosial yang ada pada gilirannya seringkali menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat. Apalagi bila terkait dengan masalah pemahaman (baca: fiqih) atas teks syariah yang sangat kompleks. Boleh jadi apa yang dirasakan dan dialami oleh seorang mufti berkebangsaan Arab di negerinya, seringkali sangat jauh berbeda dengan apa yang kita temui di negeri ini. Sehingga kualitas sebuah fatwa terkadang ikut terasa hambar dan hampa. Kadang, apa yang dinilai sebagai sebuah kebiasaan di negeri Arab, dipandang aneh oleh bangsa kita, lantaran jurang perbedaan 'urf dan budaya. Sering, apa yang oleh kita sesuatu yang amat biasa dan tidak masalah, dipandang oleh 'beliau-beliau' di tanah Arab sana sebagai hal yang sangat aib. Semua itu akan bermuara kepada satu alternatif, kita butuh jawaban dan solusi syariah tidak hanya sekedar produk impor dari luar. Kita butuh sebuah kajian yang ikut memasukkan faktor-faktor lokal di dalamnya. Dan sayangnya, untuk ukuran negeri kita, hal itu masih terasa kosong. Kita punya banyak ustadz yang melek syariah, sayangnya kita belum lagi mendapatkan hadiah karya tulis mereka yang bisa langsung kita nikmati. Kita cenderung lebih menikmati pekerjaan menterjemahkan karya orang lain ketimbang memproduksi sendiri sebuah karya. Entah bagaimana hal itu bisa terjadi.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.