Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2018
…
9 pages
1 file
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan sebaik mungkin dan semaksimal mungkin .
Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama lain. Mc Iver pakar sosiologi politik pernah mengatakan: " Manusia adalah makhluk yang dijerat oleh jaring – jaring yang dirajutnya sendiri ". Jaring – jaring itu adalah kebudayaan. Mc Iver ingin mengatakan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang diciptakan oleh masyarakat (socially constructed) tetapi pada gilirannya merupakan suatu kekuatan yang mengatur bahkan memaksa manusia untuk melakukan tindakan dengan " pola tertentu ". Kebudayaan bahkan bukan hanya merupakan kekuatan dari luar diri manusia tetapi bisa tertanam dalam kepribadian individu (internalized). Dengan demikian kebudayaan merupakan kekuatan pembentuk pola sikap dan perilaku manusia dari luar dan dari dalam. Unsur paling sentral dalam suatu kebudayaan adalah nilai – nilai (values) yang merupakan suatu konsepsi tentang apa yang benar atau salah (nilai moral), baik atau buruk (nilai etika) serta indah atau jelek (nilai estetika). Dari sistem nilai inilah kemudian tumbuh norma yang merupakan patokan atau rambu – rambu yang mengatur perilaku manusia di dalam masyarakat.
PENDAHULUAN Penduduk asli Jakarta dengan ciri utamanya mempergunakan bahasa Betawi sebagai bahasa ibu, tinggal dan berkembang di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Terbentuk sekitar abad ke-17, merupakan hasil dari campuran beberapa suku bangsa seperti Bali, Sumatera, China, Arab dan Portugis. Dari latar belakang sosial dan budaya yang berbeda-beda, mereka mencoba mencari identitas bersama dalam bentuk lingua franca bahasa Melayu yang akhirnya terbentuk masyarakat homogen secara alamiah. Suku bangsa ini biasa juga disebut Orang Betawi atau Orang Jakarta (atau Jakarte menurut logat Jakarta). Nama "Betawi" berasal dari kata "Batavia". Nama yang diberikan oleh Belanda pada zaman penjajahan dahulu. FORUM BETAWI REMPUG (FBR) SEJABODETABEK kebangkitan bangsa orang betawi mulai tampak sejak munculnya organisasi ke " betawi " an yang bernama forum betawi rempug disingkat FBR. Namun belum bisa dirasakan oleh warga inti Jakarta dan masyarakat lainnya yang telah lama hidup berdampingan. Gerak perjuangan FBR berdasarkan kepada keikhlasan,kebersaman, dan tanggung jawab moral terhadap maasyarakat di sekitarnya yang kebetulan turut tersisih dan ter-marginalkan akibat pembangunan ekonomi yang tanpa komromi. Karena pembangunan tersebut tidak melibatkan kaumnya. FBR melalui program-programnya, berusaha ingin membawa perubahan ke arah yang lebih baik, berdaya guna dan bermartabat, dan kedepannya bisa menjadi tuan rumah di kampungnya sendiri melalui kompetisi secara profesional dan proporsional, namun banyak kendala yang datang menghadang dari berbagai arah. Berangkat dari suatu keperihatinan terhadap nasib dan masa depan kaumnya secara struktural dan kultural menjadi terasing dan terpinggirkan di kampung halamannya sendiri. Sebagai kaum yang sadar akan hak, kewajiban, peran serta dan tanggung jawabnya kepada masyarakat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka pada hari Minggu Legi, 8 Rabiul Tsani 1422 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 29 Juli 2001 Masehi, FBR lahir berdiri ditonggaki oleh beberapa agamawan muda Betawi di Pondok Pesantren Yatim " Zidatul Mubtadi'ien Cakung Jakarta Timur. Semenjak berdiri, keinginan kuat kaum Betawi dan para simpatisan di sekitar Jakarta, bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi untuk bersatu dan care dalam wadah FBR. Walau FBR hanya sebuah organisasi massa lokal namun gerak langkah dan gayanya " mendunia " karena dunia telah mengakui keberadaannya. Rempuk dalam kebersamaan dan menjunjung tinggi tali silahturahmi sebagai bentuk karekter khusus organisasi ini, yang berarti akur, musyawarah, kerjasama, gotong royong dan bersatu. Tidak hanya sebatas kata, melainkan dimanifestasikan dan diimplementasikan dalam perbuatan keseharian para anggotanya, sehingga menumbuh kembangkan keikhlasan, kebersamaan dan tanggung jawab dalam memperjuangkan hak-hak dan aspirasi warga kaum betawi. Meskipun ancaman, gangguan, hampatan, dan tantangan, datang dari dalam, melalui penyusupan dari luar, silih berganti, namun FBR tetap tegar serta berdiri tegak untuk selalu berkarya dan berdaya cipta dalam semangat ke-FBR-an (FBR minded). Sejarah perjalanan dan perjuangan FBR masih membutuhkan banyak waktu dan tenaga terus menerus, sehingga harus dipersiapkan, guna menyongsong arus perubahan yang cepat.
Masyarakat Islam merupakan sebuah masyarakat yang ideal, menjanjikan suatu masyarakat yang memiliki peradaban dan kebudayaan yang luar biasa, masyarakat yang unggul dalam semua aspek kehidupan. Akan tetapi kenyataannya, umat Islam saat ini masih berada di pinggiran baik secara intelektual, ekonomi, politik maupun budaya. Pesan-pesan Islam belum bisa direalisasikan dalam sebuah masyarakat yang tercerahkan. Teknlogi transportasi dan informasi dunia yang berubah begitu cepat, belum mampu direspon secara cepat tepat dan arif. Perubahan paradigma kehidupan dan keilmuan kerap malah rnembingungkan umat. Bahkan dalam konteks pergeseran secara faktual telah tajadi badai yang amat rnematikan segala keunggulan dan potensi umat. Meskipun demikian di kalangan umat Islam kini mulai tumbuh upaya-upaya pengembangan dan transformasi yang propertis; transformasi dengan basis tauhid. Pada sisi lain langkah-langkah kongkit dalam mewujudkan transfomasi sosial, intelektual dan transformasi kultur sudah mulai diayunkan. Tulisan ini akan mencoba untuk menjelaskan bagaimana pengertian, pola, bentuk, dan arah pengembangan masyakarat Islam. Pola pemberdayaan masyarakat bukan merupakan kegiatan yang sifatnya top-down intervention yang tidak menjunjung tinggi aspirasi dan potensi masyarakat untuk melakukan kegiatan swadaya, karena yang paling dibutuhkan masyarakat lapisan bawah terutama yang tinggal di desa adalah pola pemberdayaan yang sifatnya bottom-up intervention yang menghargai dan mengakui bahwa masyarakat lapisan bawah memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhannya, memecahkan permasalahannya, serta mampu melakukan usahausaha produktif dengan prinsip swadaya dan kebersamaan. Dakwah adalah upaya mengajak masyarakat menuju cara hidup islami dalam segala aspek kehidupan, baik aspek kerohanian, maupun aspek sosial ekonomi, politik, budaya dan hukum yang ada di masyarakat. Term dakwah secara etimologi adalah bentuk mashdar dari kata kerja da'a -yad'u-da'watan atau du'aan yang berarti menyeru, mengajak, memanggil, mengadu, berdo'a, memohon, menyuruh dan meminta. 4 Bentuk Pengembangan Masyarakat Islam Dari seluruh makna dakwah tersebut terdapat makna komunikasi antara da'i dengan mad'u. Komunikasi tersebut dapat berbentuk ceramah, bimbingan dan juga pengembangan masyarakat. Dalam al-Quran term dakwah dalam berbagai bentuknya ditemukan sebanyak 299 kali. 5 Rasulullah SAW selaku dai dan kepala negara Madinah telah berupaya mengembangkan masyarakat kaum muslimin menuju iman dan takwa demi kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Pengembangan masyarakat lebih tepat menggunakan bentuk da'wah bi al-hal karena lebih menekankan aspek pelaksanaan suatu program kegiatan daripada komunikasi lisan berbentuk ceramah. Ini berarti bahwa pengembangan masyarakat berkaitan erat dengan manajemen dakwah menyangkut perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pengembangan. Prinsip pembangunan masyarakat Islam adalah holistik dan mempedulikan semua aspek kehidupan, termasuk eksistensi komponen alam bukan manusia (non human society). Pengembangan dimaksudkan sebagai upaya merubah masyarakat tradisional, miskin, terbelakang dan tidak beriman menuju masyarakat modern yang maju, kreatif, beriman dan bertakwa. 6 Melihat gambaran masyarakat Islam ideal dari kondisi jahiliyah menjadi masyarakat yang berakhlak, berwawasan, maka penulis jika boleh mengusulkan bahwa arah pengembangan masyarakat Islam bukan sekedar mengejar pertumbuhan ekonomi seperti Rostow dan Harorod Domar, tetapi harus diimbangi dengan landasan moral spiritual sebagai alat kontrol. Dalam pengertian dakwah, pengembangan masyarakat arahnya untuk mencapai kondisi mental (iman, Islam dan ihsan) yang stabil dengan kondisi kehidupan yang lain, baik dalam kehidupan individu maupun sosial. Dan paradigma yang digunakan
Tahtaran adalah sebuah kampung yang terletak di desa batuhideung kecamatan cimanggu kabupaten Pandeglang provinsi Banten-Indonesia. Kampung tahtaran terletak di tengah-tengah sawah dan dekat sekali dengan pantai di sini terkenal dengan pantai selatan yang menarik di pantai ini ada 2 pulau yaitu pulau tinjil. Konon presiden pertama soekarno hatta pernah menetap di pulau ini. Selain tempat wisata yang masih alami dan jarang di kunjungi wisatawan di sini juga banyak komunitas dari kampung-kampung lain yaitu kampung madur, cikeyeup tugu dan masih banyak lain nya bukan hanya di ikuti oleh bapak-bapak para pemuda dan anak-anak juga mengikuti komunitas memancing ini. Komunitas ini biasa nya kumpul di saat laut sedang surut dan sedang musim-musim terentu yang paling di gemari para komunitas ini adalah ikan bandeng banyak tempat-tempat pemancingan yg lain di kampung tahtaran misalkan danau cibinong danau tancang dan beber, biasa nya komunitas dari kampung-kampung lain nya mereka sengaja datang di sore hari untuk menikmati sunset dan senja di pagi hari kampung tahtaran juga terkenal dengan sawah nya yang begitu luas dan pantai yang sangat alami di pantai terlihat puncak yang sangat indah biasa nya orang-orang yang datang ke pantai tahtaran tak lupa dengan berfoto di pantai atau di puncak nya. Di sore hari yang indah di pantai banyak sekali orang-orang yang datang dan melihat komunitas-komunitas yang sedang memancing dari kampung-kampung lain juga banyak yang melihat nya selain seru di situ juga biasnya mengadakan bacakan ala-ala komunitas dan melihat anak-anak yang sedang main layangan di sawah karna di kampung tahtaran sawah sangat dekat sekali dengan pantai bahkan satu tidak terpisah sangat indah bukan kampung tahtaran para komunitas juga di suguhkan dengan yang namanya buah bakau memang biasa nya di pantai selalu ada buah bakau tapi tak kalah menarik nya dengan pantai yang ada di tahtaran, penduduk di kampung tahtaran memang sedikit di perkirakan ada 300 rumah yg di huni oleh penduduk kampung tahtaran dan itu sangat pojok sekali jauh dar kampung-kampung lain bahkan perjalanan menuju kampung tahtaran sangat lah jauh dan memerlukan waktu beberapa jam sangat jauh sekali dengan pasar cibaliung kira-kira menuju pasar di butuhkan waktu 3 jam lama nya karna jalan nya yang begitu ancur berbatu bahkan tanah kalo musim hujan tidak bisa melewati jalan ke kampung tahtaran, dan bisa nya dari komunitas lain ada yang sering berkunjung ke kampung tahtaran misalkan komunitas Motor Cross yang beramai-ramai terlihat dari pesawahan karna mungkin mereka memilih jalan yg berlumpur dan jalan yang banyak rintangan nya seperti pembalap. Komunitas di sana sangat bersahabat dengan komunitas-komunitas lain nya solidaritas gotong royong dan bersosialisasi dengan warga setempat menghargai komunitas-komunitas yang lain mereka sangat paham itu dengan cara kekeluargaan mereka lakukan sopan santun yang paling utama, bila ada orang asing atau yang ingin berkunjung ke kampung tahataran mereka akan di hargai atau di hormati di kampung tahtaran memang bersikaf kekeluargaan dekat sekali dengan tetangga-tetangga mereka selalu menyapa satu sama lain, di waktu malam hari kampung tahtaran di suguhkan dengan gamelan dan dinamakan dengan komunitas pencak silat itu hanya malam-malam tertentu saja malam senin sampai malam kamis makin hangat jika ada gamelan di malam hari biasa nya dari jam
PENDAHULUAN Kabupaten Karawang adalah salah satu kabupaten dengan tingkat produktivitas padi terbesar di Jawa Barat. Pada zaman dulu kabupaten ini terkenal sebagai lumbung padi Jawa Barat. Pergeseran pola pembangunan dan kebijakan yang lebih mengarah ke sektor riil mengakibatkan terjadinya alih fungsi tata guna lahan di kabupaten ini. Hal ini dapat terlihat dengan semakin berkembangnya Karawang sebagai salah satu kota dengan jumlah kawasan industri yang banyak d iIndonesia (sepertiKarawang International Industrial City/KIIC, Suryacipta, dan lain-lain). Pertumbuhan ke arah peningkatan kota industri berakibat kepada kebutuhan tenaga kerja yang meningkat. Hal ini dapat berimbas terhadap peningkatan tenaga kerja dan peningkatan jumlah pendatang ke Kabupaten Karawang (sebagai tenaga kerja). Dampak dari hal tersebut adalah peningkatan populasi di Kabupaten Karawang yang membutuhkan pembangunan infrastruktur dan fasilitas pengakomodasi kebutuhan masyarakat (lokal dan pendatang). Pembangunan tersebut pada akhirnya akan berdampak pada okupasi dan konversi lahan yang semakin meningkat. Perubahan tata guna lahan dapat terjadi pada area terbuka hijau dan bisa jadi pada lahan pesisir/pantai. Selain membutuhkan peningkatan infrastruktur dan fasilitas, peningkatan populasi penduduk perlu ditunjang oleh objek wisata yang memadai. Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Karawang akan memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif yang mungkin timbul seperti berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat, sedangkan dampak negatif dari fenomena ini yaitu alih guna lahan pertanian bahkan lahan pesisir/pantai. Kebutuhan masyarakat akan area wisata seharusnya dapat diakomodir oleh pemerintah daerah setempat. Pemda dapat menjadikan hal tersebut sebagai peluang untuk menghasilkan Penghasilan Asli Daerah (PAD) kabupaten yang bersangkutan. Selain itu, dengan adanya kegiatan wisata akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Jumlah tempat wisata yang belum terlalu banyak menjadikan pilihan masyarakat akan terfokus pada beberapa titik 2 area wisata. Hal ini akan berbahaya karena dapat melebihi daya dukung maksimal yang dapat disediakan oleh kawasan tersebut. Untuk itu perlu adanya perencanaan tempat wisata baru atau perbaikan area wisata yang telah ada agar dapat mendukung lebih banyak kebutuhan masyarakat akan area wisata khususnya pada hari libur dan akhir pekan. Wisata pantai adalah salah satu potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Karawang. Jajaran pantai sepanjang batas utara kawasan ini merupakan potensi yang dapat dioptimalkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Karawang. Salah satu wisata pantai yang berada di Kabupaten Karawang yaitu Pantai Tanjung Baru (PTB) di Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon. Kawasan tersebut merupakan salah satu tujuan wisata baik bagi warga Kabupaten Karawang maupun dari luar Kabupaten Karawang. Permasalahan yang timbul dari keberadaan kegiatan wisata di area ini adalah alih tata guna lahan (walaupun sebelumnya sudah terjadi alih tata guna lahan mangrove menjadi tambak) yang mendorong degradasi lingkungan. Hal tersebut berdampak terhadap jumlah kunjungan yang terus menurun dan ancaman alam (abrasi) yang akan merugikan masyarakat dan lingkungan itu sendiri. Tentu dalam perencanaan sebuah area pantai sebagai tujuan wisata harus diperhatikan fungsi ekologis dan fungsi wisata dari kawasan tersebut. Permasalahan yang ada di kawasan pantai salah satunya adalah alih guna lahan kawasan hutan bakau/mangrove menjadi area tambak/sawah dan fasilitas wisata yang berdampak negatif serta berbahaya bagi kelangsungan kawasan wisata yang dikembangkan maupun terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar kawasan tersebut. Kerusakan lingkungan PTB menuntut kesadaran masyarakat sekitar dan peran serta pemda terkait isu pemanasan global yang dapat berdampak terhadap peningkatan ketinggian air laut. Ancaman abrasi/reduksi daratan akan merugikan masyarakat itu
Kota Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi Banten,Indonesia. Cilegon berada di ujung barat laut pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Kota ini dulunya merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Serang, kemudian ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif, dan sejak tanggal 20 April 1999 ditetapkan sebagai kotamadya (sebutan kotamadya diganti dengan kota sejak tahun 2001). Kota Cilegon dikenal sebagai kota industri dan menjadi pusat industri di kawasan Banten bagian barat. Sebutan lain bagi Kota Cilegon adalah Kota Baja mengingat kota ini merupakan penghasil baja terbesar di Asia Tenggara karena sekitar 6 juta ton baja dihasilkan tiap tahunnya di Kawasan Industri Krakatau Steel, Cilegon. Kota Cilegon saat ini memiliki jumlah penduduk sekitar 405.303 jiwa sehingga kota ini menjadi kota terbesar ke-4 di Provinsi Banten. Dengan perkembangan jumlah penduduk di kota Cilegon, permasalahan yang ditimbulkan semakin meningkat, mendorong meningkatnya kegiatan industri yang cukup tinggi. Budaya yang tercipta di Cilegon merupakan budaya campuran (mestizo) tetapi secara umum budaya mereka merupakan budaya Jawa Banten dengan pencampuran unsur sunda yang sangat kental dengan pengaruh keislaman. Pemakaian bahasa Indonesia jamak umum di pakai di seantero Kota Cilegon. Hampir seluruh masyarakat asli dari suku Jawa Banten mampu mengucapkan bahasa ini baik dengan babasan ataupun bukan. Penggunaan bahasa lain yang umum adalah bahasa Jawa , bahasa Sunda dan bahasa Minang. Bahasa lain dipergunakan oleh para suku pendatang yang turut menambah keragaman budaya Kota Cilegon. Kota Cilegon yang dikenal sebagai daerah Industri menjadikan kota ini salah satu tujuan perantau untuk datang ke kota ini. Maka, dari itu kebudayaan yang terdapat di Kota Cilegon ini beragam. Kondisi masyarakat Kota Cilegon yang hidup ditengah – tengah kawasan industri menuai banyak permasalahan dari berbagai sektor. Baik dari sektor pendidikan, sektor kesehatan, sektor ekonomi, dan sektor lingkungan. Jenis atau kegiatan pekerjaan yang banyak digeluti oleh penduduk Kota Cilegon adalah kegiatan industri merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja, selanjutnya kegiatan perdagangan, hotel dan restaurant pekerjaan kedua yang banyak digeluti oleh penduduk. Keberhasilan pembangunan bidang perekonomian di cerminkan dari perkembangan indikator PDRB (Product Domestic Regional Bruto) dan LPE (Laju Pertumbuhan Ekonomi), yang mengindikasikan perbaikan, penguatan, dan Kemapanan Daerah dalam Penguatan Struktur Ekonomi Daerah.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Nadia Fitri, 2022