Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
41 pages
1 file
Aspek Hukum Konstruksi : Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, 2017
Seperti yang kita ketahui , berdasarkan data statistik, kasus kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dalam pekerjaan konstruksi sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena masih banyak pengurus maupun tenaga kerja belum mengenal dan memahami peraturan K3 yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Dengan demikian perlu adanya upaya pengendalian, pembinaan, penyuluhan dan pelatihan tentang K3 dalam bidang konstruksi sehingga dapat dicapai kondisi dan lingkungan kerja yang aman. Melalui topic-topik yang dibahas dalam modul ini diharapkan dapat membantu para calon ahli K3 dalam pemahaman peraturan K3 di bidang konstruksi.
Fenomena yang terjadi pada daerah tropis lembab, yaitu adanya udara yang lembab dan berpengaruh terhadap lingkungan termal pada bangunan. Sementara itu, penggunaan jenis bahan sangat berpengaruh terhadap daya serap uap air dalam ruang. Bahan berpori memiliki kemampuan dalam absorbsi dan desorbsi uap air. Oleh karena itu, pemanfaatan bahan organik yang banyak dijumpai di Indonesia, yaitu sabut kelapa, gambas kering, dan ijuk dikaji lebih lanjut terkait kinerja higroskopisitas dan pengaruhnya terhadap kenyamanan termal. Metode penelitian menggunakan metode eksperimental berupa uji model fisik melalui observasi lapangan. Hasil penelitian didapatkan bahwa bahan organik sangat potensial dijadikan sebagai penyerap kelembaban udara pada ruang dalam bangunan. Kata-kunci : bahan organik, absorbsi dan desorbsi kelembaban udara
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut : • Lapisan tanah dasar (sub grade) • Lapisan pondasi bawah (subbase course) • Lapisan pondasi atas (base course) • Lapisan permukaan / penutup (surface course) masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Apis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.
DERAJAT KETIDAKTENTUAN KINEMATIS (DOF), 2016
Drajat ketidaktentuan kinematis adalah suatu besaran yang menyatakan jumlah komponen bebas dari lendutan titik disktrit yang mungkin terjadi yang berhubungan dengan diberikannya suatu pembebanan pada struktur
Beton Pratekan adalah beton pratekan yang telah diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja. Beton pratekan pada dasarnya adalah beton di mana tegangan-tegangan internal dengan besar serta distribusi yang sesuai diberikan sedemikian rupa sehingga tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh beban-beban luar dilawan sampai suatu tingkat yang diinginkan. Pratekan meliputi tambahan gaya tekan pada struktur untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan gaya tarik internal dan dalam hal ini retak pada beton dapat dihilangkan. Pada beton pratekan, pratekan pada umumnya diberikan dengan menarik baja tulangan. Gaya tekan disebabkan oleh reaksi baja tulangan yang ditarik, mengakibatkan berkurangnya retak, elemen beton pratekan akan jauh lebih kokoh dari elemen beton pratekan biasa. Pratekanan juga menyebabkan gaya dalam yang berlawanan dengan gaya luar dan mengurangi atau bahkan menghilangkan lendutan secara signifikan pada struktur. Beton yang digunkan dalam beton pratekan adalah mempunyai kuat tekan yang cukup tinggi dengan nilai f’c min K-300, modulus elastis yang tinggi dan mengalami rangkak ultimit yang lebih kecil, yang menghasilkan kehilangan pratekan yang lebih kecil pada baja. Kuat tekan yang tinggi ini diperlukan untuk menahan tegangan tekan pada serat tertekan, pengangkuran tendon, mencegah terjadinya keretakan.
Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, semisal suatu jembatan tunggal diatas sungai kecil akan dipandang penting bagi orang yang tinggal didaerah yang sulit dijangkau, sebab jembatan menjadi tempat penyeberangan yang dipandang perlu dan sangat dibutuhkan. Sebaliknya pandangan masingmasing orang akan berbeda pula, jika mereka tinggal didaerah yang mudah dijangkau dan tidak ada rintangan sehingga tidak dibutuhkan adanya jembatan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.