Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Adanya suatu gugus hidroksil dalam alkohol dan fenol memungkinkan terjadinya ikatan hidrogen antara molekul-molekul tersebut dengan senyawa lain yang sejenis air, H-OH. Hal ini menyebabkan golongan-golongan senyawa ini mempunyai kelarutan yang besar dalam air, terutama senyawa-senyawa homolog yang rendah dari golongan tersebut
Adapun tujuan dari percobaan kali ini adalah sebagai berikut :
Di dalam kimia organik, senyawa-senyawa dikelompokkan berdasarkan gugus fungsinya. Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang terikat bersama dengan suatu cara tertentu sebagai bagian dari suatu molekul. Gugus fungsi mempengaruhi karakteristik sifat fisik dan kimia molekul secara keseluruhan. Kelompok gugus fungsi yang akan dipelajari pada percobaan ini adalah gugus fungsi hidroksi (atau hidroksil),-OH dari senyawa alkohol dan fenol.
A. IDENTIFIKASI FENOL Fenol adalah molekul yang memiliki gugus hidroksil terikat pada atom karbon dari cincin aromatik. Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C 6 H 5 OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H + dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C 6H5O − yang dapat dilarutkan dalam air.Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam.Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H +. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya. karasteristik senyawaan fenol adalah mempunyai suatu cincin benzene (aromatic) dan mempunyai paling sedikit satu substien hidroksil (-OH). • Struktur Fenol Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C 6 H 5 OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.
Percobaan tentang reaksi halogenasi alkohol bertujuan untuk mempelajari reaksi subtitusi nukleofilik dalam halogenasi alkohol sekunder. Halogenasi merupakan proses atau reaksi pemasukan unsur halogen (VII A) kedalam senyawa organik baik secara penambahan (adisi) maupun secara penggantian (subtitusi). Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana gugus hidroksil dari alkana akan disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi substitusi. Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga disebut juga klorinasi dan brominasi sedangkan fluor dan iodin sangat jarang digunakan dalam reaksi halogenasi. Fluor bereaksi secara eksplosif dengan senyawa organik sedangkan iodium tak cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan alkana. Kereaktifan halogen dalam mensubtitusi suatu atom yakni fluorin > klorin > brom > iodin.
Dalam kehidupan sehari – hari kita sering dihadapkan dengan senyawa-senyawa yang berasal dari alam dan diantara senyawa-senyawa tersebut biasanya memiliki bentuk fisik yang sama akan tetapi sifat kimianya sangat berbeda. Seperti halnya dengan senyawa alcohol, aldehid dan keton. Alkohol merupakan senyawa hidrokarbon dengan satu atau lebih atom hidrogen (H) disubstitusi oleh gugus hidroksil (OH). Sedangkan Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton menghasilkan dua gugus alkil yang terikat pada karbon karbonilnya. Aldehid dan keton lazim terdapat dalam system mahluk hidup.
TUJUAN : Mengetahui sifat fisik alkohol dan fenol Membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier dan fenol dengan menggunakan tes Lucas dan Ferri Klorida A. Pre-lab 1. Jelaskan perbedaan karakteristik antara alkohol primer, sekunder dan tersier! Alkohol Primer : Pada alkohol primer (1 o ), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya terikat pada satu gugus alkil, contohnya etanol Alkohol primer akan teroksidasi menjadi aldehid dan pada oksidasi lebih lanjut akan menghasilkan asam karboksilat. Alkohol sekunder : Pada alkohol sekunder (2 o ), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan dua gugus alkil bisa sama atau berbeda, contohnya isopropil alkohol. Alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi keton Alkohol tersier : pada alkohol tersier (3 o ), atom karbon ysng mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan tiga gugus alkil yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang sama atau berbeda. alkohol tersier ini tidak dapat teroksidasi (Sunarya, 2007). 2. Jelaskan perbedaan antara senyawa alkohol alifatik dan fenol ! Perbedaannya dapat kita lihat pada struktur rantainya, alkohol alifatik R-nya adalah gugus alkil, sedangkan pada fenol gugus R-nya adalah gugus aril (Benzena yang kehilangan 1 atom H atau -C6H5). Gugus -OH pada fenol terikat dengan cincin aromatik sedangkan pada alkohol terikat pada atom karbon terbuka. Perbedaan lainnya yaitu hidrogen pada fenol bersifat asam daripada alcohol, dan fenol dapat bereaksi dengan basa sedangkan alkohol tidak karena sifatnya yang sangat lemah (Ramdani, 2013). 3. Jelaskan prinsip analisa tes Lucas dan Ferri Klorida! Prinsip analisis uji lucas adalah dengan menggunakan reagen yang terbuat dari campuran asam klorida pekat dan seng klorida untuk membedakan senyawa alkohol primer, sekunder dan tersier. Jika alkohol primer direaksikan dengan reagen lucas, alkohol primer akan sukar menjadi klorida. Bila alkohol sekunder direaksikan dengan reagen lukas, alkohol sekunder akan larut (karena pembentukan ion oksonium) dan akhirnya akan terbentuk alkil klorida. Sedangkan saat alkohol tersier direaksikan dengan reagen lucas, maka alkohol tersier akan bereaksi dan alkil klorida membentuk lapisan keruh yang terpisah. Prinsip analisa tes Ferri Klorida adalah dengan menggunakan senyawa aromatik. FeCl3 akan beraksi jika terdapat gugus aromatik yang akan menghasilkan warna hitam, sehingga uji Ferri Klorida hanya ditemukan pada senyawa fenol dan tidak pada alkohol (Ghalib, 2010).
Dalam dunia kefarmasian, kita akan di pertemukan dengan berbagai macam larutan, dan salah satu dari sekian banyak larutan tersebut adalah alcohol dan fenol. Alkohol dikenal dengan senyawa yang mengandung gugus hidroksil. Fenol juga mengandung gugus hidroksil tetapi gugus fungsi ini melekat pada cincinaromatik. Dalam kehidupan sehari-hari, alcohol juga biasa di gunakan sebagai pemati rasa (Anestetik), sebagai bakterisid, dan masih benyak senyawa alkohol dan eter lainnya. Sedangkan fenol merrupakan activator kuat dalam reaksi subtitusi armatikelektrofilik. Keasaman fenol lebih kuat dibanding dengan keasaman alcohol, karena anion yang dihasilkan oleh resonansi,dengan muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh cincin aromatik. Kekuatan asam fenol kira-kira ditengah antara etanol dan asam asetat. Reaksi alkohol dengan asam kuat menghasilkan pemindahan (eliminasi gugus fungsi –OH), alkohol dan fenol adalah asam-asam lemah,tentang keasaman ini dapat diketahui dengan penambahan karbonat dan bikarbonat membentuk CO2. Percobaan alkohol dan fenol dalam praktikum ini mengajarkan kita bahwa alkohol adalah senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom hidrogen dalam sebuahalkana digantikan oleh sebuah hidroksil. Selain itu percobaan ini berguna untuk mempelajari sifat kimia seperti suatu alkohol dapat teroksidasi dan bereaksi dengan beberapa zat kimia dan fisika. Percobaan ini juga untuk membedakan antara alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier apabila bereaksi dengan zat lain.
Membuat alkohol dari (sesuaikandenganbahanbaku) Membandingkan konversi alkohol hasil proses fermentasi Mengetahui fenomena yang terjadi pada fermentasi alkohol. TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Bahan Baku Bioetanol Starter (pengertian dan manfaat) Fermentasi Alkohol (mencakup pengertian fermentasi, reaksi fermentasi alkaohol dengan yeast saccaromyces sereviceae) METODOLOGI PERCOBAAN Bahan
Alkohol lemak (RCH2OH) merupakan alkohol tingkat tinggi (kelas alifatik monohidrat) yang mengandung lebih dari 6 atom C. Alkohol lemak dapat berupa jenuh atau mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap dan karakteristiknya, baik primer maupun sekunder, berantai lurus maupun bercabang, jenuh atau tidak jenuh, dan sangat dipengaruhi oleh proses pembuatannya dan bahan baku yang digunakan dalam proses. Alkohol lemak merupakan bahan dasar oleokimia dalam pembuatan surfaktan. Hal ini mempunyai nilai-nilai ekonomi dan dapat dijadikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Permintaan pasar dunia terhadap Alkohol lemak diperkirakan meningkat sebesar 4% tiap tahunnya, jadi industri pembuatan Alkohol lemak mempunyai prospek yang sangat cerah. Alkohol lemak dapat diproduksi dari minyak alami atau sintesis petrokimia. Di dunia, ratio pembuatan Alkohol lemak dari minyak alami dan sintesis berbeda di tiap wilayah. Amerika Selatan rationya 30:70, Eropa Barat 52,5:47,5, Jepang 31:69, dan Asia 86:14. Dengan begitu pesatnya perkembangan Alkohol lemak ini berdampak naiknya supply dan stabilitas harga minyak lauric.
MUHAMAD SYAHRULLOH, 2022
Perbedaan sifat-sifat senyawa alkohol dan fenol. 2. Jenis-jenis pereaksi untuk membedakan senyawa-senyawa alkohol dan fenol B. Dasar Teori Alkohol adalah senyawa hidrokarbon berupa gugus hydroksil (-OH) dengan 2 atom karbon (C). Spesies alkohol yang banyak digunakan adalah CH3CH2OH yang disebut metil alkohol (metanol); C2H5OH yang diberi nama etil alkohol (etanol), dan C3H7OH yang disebut isopropil alkohol (IPA) atau propanol-2. Dalam dunia perdagangan yang disebut alkohol adalah etanol atau etil alkohol atau metil karbinol dengan rumus kimia C2H5OH (Fani, 2008). Dilihat dari gugus fungsinya, alkohol memiliki banyak golongan. Golongan yang paling sederhana adalah metanol dan etanol. Sementara John Wiley dan Soon dalam bukunya Introduction to Organic Chemistry menjelaskan bahwa: "Alkohol adalah senyawa organic yang memiliki gugus hidroksol (-OH) yang terikat pada atom hidrogen dan atau atom karbon lain. Dengan mensubsitusikan-OH ke H dari CH4, maka didapat CH3OH yang dikenal metanol. Rumus fungsional dari alkohol adalah OH dengan formula umum untuk alkohol ROH, dimana R adalah alkil atau subsitusi kelompok alkil" (Satyajit et al., 2009). Alkohol dapat dianggap sebagai molekul organik yang analog dengan air. Kedua ikatan CO dan H-O bersifat polar karena elektronegatifitas pada oksigen. Sifat ikatan O-H yang sangat polar menghasilkan ikatan hirogen dengan alkohol lain atau dengan sistem ikatan hidrogen yang lain, misal alkohol dengan air dan dengan amina. Jadi, alkohol mempunyai titik didih yang cukup tinggi disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antar molekul. Alkohol lebih polar dibanding hidrokarbon, dan alkohol merupakan pelarut yang baik untuk molekul polar (Satyajit et al., 2009). Etanol disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH atau CH3CH2OH dengan titik didihnya 78,2 o C. Etanol memiliki sifat tidak berwarna, volatil dan dapat bercampur dengan air. Ada 2 jenis etanol, etanol sintetik sering disebut metanol atau metil alkohol atau alkohol kayu, terbut dari etilen, salah satu derivat minyak bumi atau batu bara. Bahan ini diperoleh dari sintesis kimia yang disebut hidrasi, sedangkan bioetanol direkayasa dari biomassa (tanaman) melalui proses biologi (enzimatik dan fermentasi) (Fani, 2008). Mengingat pemanfaatan bioetanol/etanol beraneka ragam, sehingga grade etanol yang dimanfaatkan harus berbeda sesuai dengan penggunaannya. Untuk etanol yang mempunyai grade 90-96,5% dapat digunakan pada industri, sedangkan etanol yang mempunyai grade 96-99,5% dapat digunakan sebagai campuran untuk miras dan bahan dasar industri farmasi. Besarnya grade etanol yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan sebesar 99,5-100%. Perbedaan besarnya grade akan berpengaruh terhadap proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air (Fani, 2008). Alkohol (ROH) begitu erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Alkohol digunakan dalam minuman keras. Dalam laboratorium dan industri, semua senyawa ini digunakan sebagai pelarut dan regensia (Satyajit et al., 2009). Alkohol sering digunakan sebagai pelarut adalah jenis metanol, etanol dan isopropanol. Metanol digunakan sebagai pelarut dalam cat, bahan anti beku dan senyawa kimia lainnya. Sedangkan etanol banyak digunakan sebagai pelarut, antiseptic, campuran obat batuk, anggur obat, bahan minuman keras dan minuman lain yang mengandung alkohol (Satyajit et al., 2009). Berikut adalah sifat-sifat fisika dari alkohol (1) Mudah terbakar. (2) Mudah bercampur dengan air. (3) Pada suhu ruang jumlah atom C1-C4 berwujud gas. (4) Pada suhu ruang jumlah atom C5-C9 berupa caira kental seperti minyak. (5) Pada suhu ruang jumlah atom C10 atau lebih berupa zat pada. (6) Pada umunya alkohol mempunyai titik didih yang cukup tinggi, dibandingkan titik didih alkana pada jumlah atom yang sama. Hal ini disebabkan adanya ikatan hidrogen pada molekul alkohol. (7) Pada jumlah atom karbon yang sama alkohol mempunyai titik didih yang tinggi, dibandingkan dengan senyawa alkana, maupun senyawa alkil halida (Prof. Dr. Ruslin Hadanu, S. Pd, 2019). Pada umumnya alkohol digunakan sebagai pelarut, misalnya sebagai lak dan vernis. Etanol dengan kadar 76% digunakan sebagai zat antiseptik. Senayawa etanol juga banyak digunakan sebagai bahan pembuat plastik, bahan peledak, dan kosmestik. Campuran senyawa etanol dengan metanol digunakan sebagai bahan bakar yang biasa dikenal dengan nama spirtus. Senyawa etanol atau yang biasa disebut alkohol banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuman keras (Prof. Dr. Ruslin Hadanu, S. Pd, 2019).
2018
ABSTRAK Telah dilakukan percobaan senyawa dan fenol dengan tujuan mengetahui sifat-sifat dari senyawa alkohol dan fenol, mengetahui jenis-jenis pereaksi dan mengetahui uji kualitatif dari senyawa alkohol dan fenol. Prinsip percobaan ini adalah menentukan sifat-sifat dari senyawa alkohol dan fenol serta membedakan senyawa-senyawa fenol dan alkohol dengan uji iodoform, uji lukas,uji esterifikasi dan uji oksidasi. Uji dilakukan dengan menambahkan pereaksi dalam etanol maupun metanol, diamati perubahan warna dan bau pada sampel uji. senyawa alkohol merupakan senyawa polar dengan gugus –OH, sedangngkan senyawa fenol merupakan senyawa dengan gugus –OH yang terikat pada cincin aromatik. Pada uji alkohol akan terjadi perubahan warna sesuai dengan pereaksi yang digunakan dan akan terbentuk bau maupun perubahan warna pada uji fenol. Kata kunci : Alkohol, fenol, dan uji kualitatif alkohol dan fenol
Alkohol merupakan senyawa yang kita sering sebut dengan etanol, yang memiliki istilah umum untuk senyawa organic yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hydrogen dam atau atom karbon lain. Dalam kehidupan sehari-hari ,sering kali kita mendengar kata alkohol dan karbohidrat, namun dalm minuman bersoda kadar alkohol yang tinggi dan rendah. alkohol adalah alkanol berasal dari alkana dengan satu atom H alkana digantikan oleh gugus fungsi –OH,berdasarkan jenis atom karbon yang mengikat gugus –OH ,alkohol dibedakan atas alkohol primer,alkohol sekunder,dan alkohol primer.
Tujuan Percobaan : 1. Membedakan sifat-sifat antara alkohol dan fenol 2. Mengetahui jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang dapat digunakan untuk membedakan antara senyawa alkohol dan fenol
Laporan Alkohol dan Fenol, 2019
Alkohol (R-OH) dan eter (R-O-R) begitu erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari-hari sehingga orang awam pun kenal akan istilah-istilah dietil eter (eter) digunakan sebagai pematirasa (anestetik).. 2-propanol (isopropil alkohol atau alkohol gosok) digunakan sebagai bakterisid,dan masih benyak senyawa alkohol dan eter lainnya. Sedangkan Fenol (Ar-OH) merupakan senyawa dengan gugus fungsi OH yang terikat dengan cincin aromatik. Dimana gugus OH merupakan activator kuat dalam reaksi subtitusi aromatik elektrofilik. Fenol merupakan asam yang lebih kuat dibandingkan alkohol atau air. Kekuatan asam fenol kira-kira ditengah antara etanol dan asam asetat. Ion fenoksida merupakan asam yang lemah dibandingkan OH, oleh karena itu,fenoksida dapat diolah dengan seuatu fenol dan NaOH dalam air.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.