Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
9 pages
1 file
Abstrak Dalam kegiatan operasional di Pabrik Kelapa Sawit, disamping akan dihasilkan produk utama (Main Product) berupa CPO dan PKO, juga akan dihasilkan produk sampingan (By-Product), baik berupa limbah padat maupun limbah cair dan juga polutan ke udara bebas. Berdasarkan jenis dan komposisi limbah di atas diketahui bahwa limbah cair memiliki kontribusi yang besar, yaitu antara 55% sampai 67% dari total TBS yang diolah. Limbah Pabrik Kelapa Sawit memiliki potensi nutrisi yang tinggi sebagai sumber nutrisi bagi pertumbuhan tanaman. Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LC PKS), Janjang Kosong, Kompos dan Abu Janjang mampu berperan sebagai pengganti pupuk konvensional (pupuk anorganik) yang murah dan dengan kandungan unsur hara (nutrisi) yang cuku memadai untuk menggantikan sumber nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Pemilihan bentuk dan metode aplikasi limbah harus dengan memperhatikan tyopografi, jenis tanah, jarak areal aplikasi dari PKS, biaya serta faktor lingkungan.
Abstrak Dalam kegiatan operasional di Pabrik Kelapa Sawit, disamping akan dihasilkan produk utama (Main Product) berupa CPO dan PKO, juga akan dihasilkan produk sampingan (By-Product), baik berupa limbah padat maupun limbah cair dan juga polutan ke udara bebas. Berdasarkan jenis dan komposisi limbah di atas diketahui bahwa limbah cair memiliki kontribusi yang besar, yaitu antara 55% sampai 67% dari total TBS yang diolah. Limbah Pabrik Kelapa Sawit memiliki potensi nutrisi yang tinggi sebagai sumber nutrisi bagi pertumbuhan tanaman. Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LC PKS), Janjang Kosong, Kompos dan Abu Janjang mampu berperan sebagai pengganti pupuk konvensional (pupuk anorganik) yang murah dan dengan kandungan unsur hara (nutrisi) yang cuku memadai untuk menggantikan sumber nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Pemilihan bentuk dan metode aplikasi limbah harus dengan memperhatikan tyopografi, jenis tanah, jarak areal aplikasi dari PKS, biaya serta faktor lingkungan.
Pengolahan industri sawit sebagai sumber energi
Salma, 2019
Limbah merupakan masalah pelik yang menyertai suatu proses industri dan banyak menyita perhatian masyarakat maupun pemerintah. Limbah yang dihasilkan dari poses produksi berupa bahan organik maupun bahan anorganik. Sebagian dari limbah merupakan limbah dalam kategori Bahan Berbahaya dan Beracun (limbah B-3). Penanganan limbah B-3 yang tidak benar akan membahayakan lingkungan maupun kesehatan manusia, seperti terjangkitnya penyakit, keracunan dan akumulasi limbah di lingkungan. Salah satu pengolahan limbah yang dilakukan adalah pengolahan limbah secara konvensional yaitu dengan cara pengendapan. Pengolahan dilakukan dengan cara mengubah logam pencemar terlarut menjadi hidroksida atau endapan sulfida yang tidak larut dan dikumpulkan sebagai lumpur (sludge). Selanjutnya lumpur tersebut ditimbun dalam tanah. Pada kondisi asam, logam yang terkandung dalam lumpur akan dilepaskan kembali ke alam. Bila hal ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama, tentu saja bisa membahayakan kehidupan. Cara lain penanganan limbah adalah dengan cara elektrolisis, osmosis, penukar ion , emulsi membran cair dan absorbsi menggunakan mikroorganisme atau tumbuhan air tertentu (bioassay). Solidifikasi/stabilisasi (S/S) limbah menggunakan semen merupakan salah satu alternatif pengolahan limbah dengan tujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Teknologi solidifikasi/stabilisasi limbah didasarkan pada interaksi limbah membentuk padatan limbah baik secara fisik maupun kimiawi. Semen, kapur, silika terlarut merupakan bahan yang sering digunakan pada solidifikasi/stabilisasi limbah. Semen Portland digunakan sebagai matrik solidifikasi karena semen banyak digunakan dalam dunia perdagangan maupun penelitian.
The number of crude palm oil factory (CPOF) in Indonesia has already increased rapidly in the last fifteen years. In the same period, expansion of the palm plantation has also been continuing and growing, but unfortunately the accelerated growth is not same as the development of the wastewater treatment technology and its proper applications. Many CPOF in Indonesia have not a good wastewater treatment plant (WWTP). In fact they cause terribly environmental problems, especially related to surface water pollution. BOD content in the effluent of most CPOF is between 35,000 to 46,000 ppm and in the effluent of their WWTP it is much more than 100 ppm. Therefore it needs to propose a treatment system which can guarantee to reduce all pollutants till a value matching with the environmental quality standard. Based on the research result assessed by BPPT, an ideal WWTP suitable for CPOF is promoted to be considered as one very good alternative which is better applied for all CPOF in Indonesia. The stages and processes are showed in the second figure.
In the last ten years Indonesia has already developed more than 15 Crude Palm Oil Factories (CPOF). Unfortunately the major of them do not have proper wastewater treatment plants (WWTP) yet. General speaking that in Indonesia the palm area has been increasing rapidly. Because of the very large palm area, almost all CPOF use a large area for the WWTP and the main processes of WWTP are anaerobic and aerobic system using large ponds as lagoons. The most environmental problems appear such as the bad quality of the effluent from WWTP and in maintaining units of the WWTP. The aim of this assessment is to compare the WWTP belong to 3 CPOF (PT. Kertajaya, PTP Nusantara IV Bah Jambi and PT. Smart Tbk) and RANUT as a research product from Palm Research Center located in Medan. Wastewater (produced by CPOF) used for Land application is also discussed and it is well known in using the wastewater to fertilize the palm plantation. A recommendation for the wastewater treatment system has been proposed. The system has eight processes including oil separation or first sedimentation, neutralization, equalization, anaerobic degradation, aerobic degradation, final sedimentation and sludge drying.
Many researches about utilization of soil as adsorbent have been carried out. The pollutants have been adsorbed are refractory organic, arsen (III) and boron, phosphate, low molecul weight halocarbon, quarter amina, monobutyltin, 1,4-dichlorobenzene, 1,2,4-trichlorobenzene, and polyoxyethylene sorbitan monooleat. The adsorption of detergent and phosphate using soil of halloysite mineral from Mojokerto also was carried out. The research results are mathematical equation that could be used to predict a service time and a soil demand. An ability of soil to remove the pollutants was supported by the facts that there are many physical, chemical and biological processes in and around of soil grain. For this reason, there is an idea for raising the natural treatment as a recent technology of industrial wastewater treatment. 1. PENDAHULUAN Pemanfaatan tanah sebagai media pengolahan air limbah dikenal dengan pengolahan secara alamiah. Pengolahan secara alamiah diharapkan dapat lebih dikembangkan karena pengolahan jenis ini relatif lebih ekonomis dengan tujuan memanfaatkan potensi alam setempat. Telah banyak dilakukan penelitian yang memanfaatkan tanah sebagai bahan pengadsorpsi. Pada Tabel 1 ditunjukkan beberapa penelitian yang menggunakan tanah sebagai bahan pengadsorpsi terhadap beberapa polutan, baik bahan organik maupun anorganik. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dikembangkan suatu teknologi pengolahan air limbah yang memanfaatkan potensi alam yang dimiliki oleh tanah, yaitu potensi berlangsungnya proses fisik, fisik-kimiawi, dan biologis. Proses-proses tersebut mempunyai kemungkinan yang sangat besar dalam hal penurunan kadar bahan pencemar yang dibawa oleh air limbah. Proses yang akan dikaji pada makalah ini dibatasi pada proses fisik-kimiawi.
Dalam perekonomian Pemkab Nunukan, minyak kelapa sawit mempunyai peranan sebagai primadona ekspor non migas. Adanya keinginan pemerintah ke arah agro industri yang merupakan salah satu cabang industri yang punya prospek cerah di masa mendatang. Hal ini didukung oleh adanya sumber daya manusia serta tersedianya peluang pasar yang cukup besar, baik didalam maupun diluar negeri. Melihat prospek yang menjanjikan diatas ditambah dengan luasnya areal kebun kelapa sawit di Indonesia maka banyak dibuka perkebunan kelapa sawit yang juga diikuti dengan banyaknya berdiri industri pengolahan kelapa sawit.
Mengatahui keefektifan sistem pengolahan air limbah dalam meningkatkan kualitas air limbah hotel dan membuat disain perencanaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan Re-use air di lingkungan perhotelan.
Squalen Vol. 3 No. 2, Desember 2008, 2008
ABSTRAK Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki keragaman hayati yang berlimpah di antaranya berbagai jenis rumput laut atau makroalga, yang lazim disingkat dengan alga. Salah satu substansi kimia dari rumput laut yang bermanfaat adalah karbohidrat berupa polisakarida seperti alginat, karagenan, dan agar, sedangkan komponen penting lainnya adalah protein, lemak, dan vitamin yang semuanya merupakan metabolit primer. Metabolit primer tersebut telah banyak dimanfaatkan untuk bahan baku industri, makanan tambahan, sayuran, dan bahan obat-obatan guna memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan untuk diekspor. Di samping itu, alga juga merupakan sumber senyawa bioaktif, yang merupakan metabolit sekunder yang memiliki aktivitas seperti antibakteri, antitumor, antiinflamasi, dan lain-lain. Pemanfaatan metabolit primer dari alga telah cukup berkembang namun pemanfaatan metabolit sekundernya hingga saat ini masih terbatas. KATA KUNCI: alga laut, prospek, industri PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan jenis tumbuhan tingkat tinggi yang jumlahnya diperkirakan mencapai sekitar 25.000 jenis atau lebih dari 10% dari jenis flora dunia. Di samping itu, masih terdapat tumbuhan tingkat rendah berupa lumut dan gangang yang berjumlah ± 35.000 jenis dengan 40% diantaranya merupakan jenis yang endemik atau hanya terdapat di Indonesia saja. Tingginya kekayaan alam dengan keanekaragaman tumbuhan yang dimiliki Indonesia itu memungkinkan untuk ditemukannya beraneka jenis senyawa kimia, karena semakin tinggi tingkat ev olusi dari suatu tanam an, m aka keanekaragaman molekul dari tumbuhan tersebut juga beragam (Widjihati, 2004). Indonesia juga telah dikenal luas sebagai negara kepulauan yang dua pertiga wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 81 ribu km. Di dalam lautan terdapat bermacam-macam makhluk hidup baik berupa tumbuhan air maupun hewan air. Salah satu makhluk hidup yang tumbuh dan berkembang di laut adalah alga. Ditinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan berklorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Di dalam alga terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, agarosa, hormon, vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif. Agarosa merupakan jenis agar yang digunakan pada percobaan dan penelitian di bidang bioteknologi dan mikrobiologi. Sejauh ini, pemanfaatan alga sebagai komoditi perdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat sebagai bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi, dan lain-lain (Satari, 1996). Rumput laut (makroalga) adalah ganggang alga (algae) yang berbentuk poliseluler dan hidup di laut. Menurut Winarno (1990) dalam Yunizal (2004), alga hijau dan biru banyak tumbuh di air tawar, sedangkan alga coklat dan merah hampir secara ekslusif tumbuh di laut sebagai habitatnya. Anggadiredja et al.(2006) menyatakan bahwa dari 782 jenis rumput laut Indonesia, hanya 18 jenis dari 5 genus (marga) yang sudah diperdagangkan. Dari kelima marga tersebut, hanya genus Euchema dan Gracillaria yang sudah dibudidayakan. Produksi rata-rata rumput laut Indonesia selama 5 tahun(1995-1999) sebesar 38.000 ton per tahun dipanen dari lahan seluas kurang lebih 2.500 ha (tambak dan laut). Dengan demikian, baru termanfaatkan sebesar 9,7% saja dari luas potensi lahan yang ada (Anggadiredja et al., 2006).
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
JURNAL ILMIAH ILMU ADMINISTRASI, 2020
stevan joan andrew nirmala, 2023
Lauren Monica, Oliver Valentino, Johanes Imanuel Nainggolan, Juni Harianto Pasaribu, Hendra Wijaya, 2023
Meylinda Mulyati, 2016
PENGELASAN (WELDING), 2019