Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2018, Sejarah SMA kelas XI
…
9 pages
1 file
semoga membantu...
Abstrak _Salah satu permasalahan utama yang ada di perkotaan yakni kurangnya ruang publik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat bersosialisasi atau berinteraksi satu sama lain. Ruang kota yang seharusnya menjadi ruang publik sering dijadikan sebagai lahan perumahan sampai dengan lahan bisnis seperti mall dll. Pusat perbelanjaan dalam hal ini yakni mall, tidak akan pernah dikatakan sebagai ruang publik dikarenakan hanya dapat diakses oleh masyarakat dengan kelas ekonomi tertentu. Di Kabupaten Sinjai sendiri, eksistensi ruang publik dalam hal ini yakni taman kota, masih sangat memprihatinkan, kondisi taman kota di Kabupaten Sinjai sudah tidak terawat sehingga masyarakat cenderung tidak menggunakan ruang publik secara maksimal dalam hal ini sebagai wadah untuk saling berinteraksi satu sama lain. Sebagai solusi untuk permalasahan, kurangnya ruang publik dikota Sinjai maka, perlu adanya taman kota yang dapat digunakan masyarakat kota secara maksimal serta dapat bermanfaat dari segi sosial, ekonomi dan lingkungan. Abstract_ The main problems that exist in urban areas that lack public space that can be utilized by the community as a place to socialize or interact with each other. Town hall is supposed to be public space is often used as residential land up with a business area such as malls etc. Shopping center in this case the mall, will never be considered as a public space because it is only accessible by people with a certain economic class. Sinjai in itself, the existence of public spaces in this case the city park, is still very alarming, the condition of the city park in Sinjai was not maintained so that people tend not to use the public space to the maximum in this case as a forum to interact with each other. As a solution to permalasahan, lack of public space in the city of Sinjai hence, the need for a city park that can be used to maximum people of the city and can be beneficial in terms of social, economic and environmental.
2020
Taman Siswa berdiri pada Juli 1922 di Yogyakarta. Pada 1930an, Taman Siswa menjadi institusi pendidikan yang telah menyebar ke akar rumput dan menjadi media perlawanan atau institusi tandingan (counter-institution) terhadap institusi kolonial (Tsuchiya, 1986). Apa yang dimaksud sebagai institusi tandingan adalah bertujuan mengimbangi, bahkan meruntuhkan, dominasi dari institusi lain dan menggantikannya dengan sistem baru. Dalam konteks Taman Siswa, struktur timpang atau ketidakadilan antara golongan pribumi dengan kaum kolonial menjadi perhatian Taman Siswa. Dengan kata lain, Taman Siswa sendiri memiliki tujuan yang bersifat transformatif. Institusi kolonial mencakup tiga unsur pokok yang saling terkait. Pertama adalah sistem kolonial yang berupa Beambten-staat (Negara Pegawai) dan mengkristalkan diri menjadi Binnenlands Bestuur (Pangreh Praja Kolonial). Institusi kolonial ini sesekali membangun usaha untuk membuat sesuatu yang bersifat anti-status-quo, misalnya dalam Politik Etis (bentuk white man's burden). Kedua adalah ideologi kolonial yang mendorong kemajuan (ontwikkeling) dan mengangkat harkat masyarakat terjajah (mission-sacree). Dalam praktik Cari … 2/27/2021 Taman Siswa, Pendidikan dan/atau Gerakan Anti-Kolonial-Nalarasa https://nalarasa.com/2020/09/16/taman-siswa-pendidikan-dan-atau-gerakan/ 2/12 Beambten-staat dan Binnenlands Bestuur, ideologi didasarkan pada sistem keamanan dan ketertiban (rust en orde). Kemudian, yang ketiga adalah gaya kolonial yang tercermin pada orang Belanda di Hindia-Belanda yang selalu "sabar" atau berpura-pura sabar untuk bertindak berdasarkan untung-rugi dan e siensi (zakelijkheid atau kelugasan). Institusi yang demikian dengan mudah tergelincir ke dalam kekuasaan segelintir orang yang berada dalam birokrasi (Anderson, 1990). Ketiga unsur tersebut tetap mempertahankan dualisme masyarakat. Perbedaan dan pembedaan antara orangkulit putih Eropa dan orang pribumi tetap dimunculkan. Dualisme juga terjadi dalam bidang ekonomi, pendidikan, birokrasi, dan sistem nilai dalam masyarakat. Dualisme tersebut tampil dalam pemanfaatan hasil tanam di tanah jajahan yang kemudian dijual ke pasar dunia untuk keuntungan pihak kolonial. Sistem pembelian dengan harga murah dan penjualan dengan harga tinggi menjadi praktik lazim pada 1919-1942. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar berpikir Ki Hadjar Dewantara atau Sukarno pada masa Pergerakan Nasional (1908-1942). Ketenaran Raden Mas Suwondi, yang kini kita kenal sebagai Ki Hadjar Dewantara, sebagai pemimpin Taman Siswa menciptakan ruang imajinasi dalam sejarah Indonesia. Oleh administrasi Jepang, Ki Hadjar didaku menjadi salah satu dari empat tokoh pergerakan nasional bersama Sukarno, Hatta, dan Kyai Haji Mansur (Tsuchiya, 1975). Segera setelah Indonesia merdeka, Ki Hadjar menjadi Menteri Pendidikan Indonesia yang pertama dan menjadi Tentang Penulis Editor Nalarasa pada rubrik Teori. Sehari-hari mengajar di Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
Yakob Luturmas, 2023
Berbicara mengenai Taman Siswa yang merupakan Lembaga Pendidikan Nasional yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922 untuk melopori kemerdekaan Indonesia melalui pendidikan dengan dengan memberikan peluang dan kebebasan kepada masyarakt Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang layak dengan tidak membedakan suku, agama, rasa, budaya dan lain-lain. Sehubungann dengan hal dimaksud maka berbicara pula mengenai penyelenggaraan pendidikan di Taman Siswa tersebut. Dalam Taman Siswa sendiri ada beberapa lembaga pendidikan yang didirikan langsung oleh Ki Hadjar Dewantara yakni Ibu Pawiyatan dan Sarjanawiyata.
Demokrasi Barat menganggap paling penting kebebasan individu, dan individu tidak suka tunduk kepada ketertiban umum, yakni aturan-aturan. Demokrasi Timur, sebaliknya, menganggap paling penting mempersatukan semua individu. Ini mengurangi kemerdekaan individu, tapi ia menganggap dirinya satu dengan keseluruhan dan mengabdikan diri dengan segenap hati kepada kebaikan keseluruhan. Dengan lain perkataan, tuan dan hamba menjadi satu (manunggal ing kawula gusti).
Agrokreatif: jurnal ilmiah pengabdian kepada masyarakat, 2022
Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan berdasarkan Memorandum of Agreement (MoA) antara Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Islam Madura dengan Desa Pademawu Timur. Program pembinaan yang dilaksanakan terkait materi pembelajaran lanskap. Tujuan dari pemberian materi perancangan lanskap bagi BUMDes Pademawu Timur, adalah untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan perancangan lanskap, untuk mengoptimalkan fungsi dan keindahan dan peran taman edukasi desa setempat sehingga dapat mendukung pengurus BUMDes menuju desa mandiri. Kegiatan pengabdian berupa pemberian materi dan pelatihan yang dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner untuk mengukur tingkat ketercapaian sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan. Tempat lokasi untuk dirancang adalah halaman belakang kantor Balai Desa Pademawu Timur. Hasil penilaian peserta terhadap manfaat pelatihan melalui lembar observasi menunjukkan adanya peningkatan pada manfaat, soft skill peserta BUMDes dan kualitas sarana dan prasarana desa setempat dengan persentase sebesar 83%. Peserta menunjukkan antusias dan keaktifan yang masuk pada kategori baik serta menyetujui denah lanskap taman edukasi yang telah didesain secara optimal pada lahan desa. Walaupun demikian untuk penguasaan materi, kreativitas dan penyampaian gagasan peserta masuk kedalam kategori cukup sehingga perlu adanya bimbingan dan pelatihan kembali yang di landaskan pada disetujuinya kerjasama antara anggota mitra dan tim perancangan lanskap taman Universitas Islam Madura agar pembinaan berkala terhadap BUMDes dapat tetap dilaksanakan. Kekurangan yang masih perlu untuk diperhatikan bagi peserta adalah sense of design yang dapat diatasi dan diminimalisir dengan memperluas wawasan serta dengan aktif bergabung pada komunitas desain lanskap.
Partisipasi politik, 2019
Penelitian ini fokus pada partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum legislatif dan presiden khususnya melihat voter turn-out di Kabupaten Garut dalam rentang tahun 2009 ke tahun 2014. Partisipasi penting untuk diteliti mengingat keberhasilan dari sebuah pemilu dapat dilihat dari tingkat partisipasi masyarakat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori partisipasi politik dan teori pilihan rasional. Terdapat tiga rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, bagaimana peta kenaikan angka partisipasi pemilu legislatif dari tahun 2009 ke 2014 di Kabupaten Garut? Bagaimana peta penurunan angka partisipasi pemilu presiden dari tahun 2009 ke tahun 2014 di Kabupaten Garut? dan apa penyebab kenaikan angka partisipasi pemilu legislatif dan penurunan angka partisipasi pemilu presiden dari tahun 2009 ke 2014 di Kabupaten Garut? Adapun hasil dari penelitian ini adalah pertama, peta partisipasi pemilih dalam pileg dan pilpres di Kabupaten Garut mengalami kenaikan dan penurunan. Kedua, upaya sosialisasi partisipasi politik yang merupakan bagian paling penting dalam sebuah pemilihan umum. Friedmen dan Hechter melihat adanya pengaruh lembaga sosial dalam partisipasi politik. Dalam temuan peneliti terdapat lembaga sosial yang turut berpengaruh dalam menaik-turunkan partisipasi politik masyarakat, yakni: Kepala Desa, Calon legislatif, PPS, dan tokoh agama. Ketiga, kedekatan emosional calon pileg dan pilpres turut mempengaruhi partisipasi dan persepsi politik masyarakat. Keempat, rasionalitas masyarakat memberikan pengaruh yang sangat besar dalam menentukan partisipasi politik. Pertimbangan ekonomi dan politik uang menjadi salah satu motivasi dalam partisipasi politik. Namun, kedekatan calon dengan pemilih menjadi kunci signifikan dalam pengaruhnya terhadap partisipasi politik masyarakat. Kata kunci: Pileg, Pilpres, Partisipasi Politik, dan Pilihan Rasional
Pontianak Post, 2019
Pemilu 2019 yang akan dilaksanakan serentak untuk memilih Presiden/Wakil Presiden, DPR-RI, DPD-RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten dan Kota yang akan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 17 April 2019 diikuti oleh sebanyak 16 dari 20 kontestan partai politik berdasarkan Keputusan KPU No. 309/PL.01.1.Kpt/03/KPU/IV/ 2018. Pemilu 2019 ini merupakan pemilu yang paling meriah di muka bumi karena ini adalah pemilu pertama kali di dunia yang menggabungkan 5 pemilu dalam satu waktu. Terdapat beberapa catatan kritis terkait penyelenggaraan pemilu yang akan berjalan sukses dan hebat ini; yakni terkait pendidikan politik dalam partai politik yang sepertinya luput dari perhatian publik.
Buku Kelas menulis Pustakawan ed.9: Pustakawan dan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, 2020
Prolog Profesi Pustakawan dikenal kalangan masyarakat sebagai sebuah pekerjaan yang tugasnya adalah menjaga perpustakaan, menjaga buku, dan terkesan diremehkan karena dianggap pekerjaan yang mudah. Stereotip ini terbentuk karena memang pada dahulu sebelum teknologi menyentuh perpustakaan, pekerjaan pustakawan memang menjaga perpustakaan dan isinya. Namun yang perlu masyarakat ketahui sekarang adalah pustakawan tidak seremeh yang mereka pikirkan. Terlebih setelah teknologi masuk dan menghiasi perpustakaan. Pustakawan saat ini dituntut untuk memiliki mobilitas serta skill yang dapat diandalkan guna membantu semua orang yang membutuhkan informasi serta pengetahuan dan tidak lagi hanya membutuhkan buku. Jane E. Klobas (1997) menyebutkan bahwa pustakawan harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, sebab pustakawan nantinya akan menjadi manajer pengetahuan dan seorang analisis informasi, serta pekerjaannya tidak hanya akan berada di perpustakaan. Oleh karena itu tidak sembarangan orang yang dapat menjadi pustakawan. Hanya mereka yang menyelesaikan studi atau pendidikan ilmu perpustakaan dan mengikuti pelatihan kepustakawananlah yang bisa menjadi pustakawan. Oleh karena itu, menurut penulis mulai dari sekarang pustakawan harus memframing Citra pustakawan yang sebenarnya sudah tidak lagi hanya berkutat untuk mengurus buku. Sebab pustakawan sekarang telah memainkan peran yang lebih besar, yakni ikut berkutat dengan informasi terutama di era digital saat ini. Pustakawan harus menunjukkan diri dengan skill dan keilmuan yang dimiliki. Dan hal ini dapat dimulai dengan berpartisipasi di linkungan hidup pustakawan tersebut. Sebab masih banyak pustakawan yang malu dengan profesinya, tidak berani unjuk diri di tengah lingkungannya, bahkan masih banyak pustakawan yang malu untuk eksis di sosial media yang menjadi trend saat ini. Padahal hal ini dapat mengangkat Citra pustakawan dan merubah stereotip pustakawan di mata masyarakat yang selalu diremehkan. Oleh karena itu, pada tulisan ini akan membahas bagaimana partisipasi pustakawan di tengah masyarakat khususnya pada lingkungan yang ditinggalinya. Dengan tujuan untuk mengangkat Citra pustakawan serta partisipasi nyata pustakawan sebagai sebuah profesi untuk membantu masyarakat khusunya dalam hal informasi dan pengetahuan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Religi: Jurnal Studi Agama-agama
Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang
JURNAL EDUKASI, 2014
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 2015
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 2019
MIMBAR ADMINISTRASI FISIP UNTAG Semarang, 2018
al-Daulah: Jurnal Hukum dan Perundangan Islam