Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
14 pages
1 file
Pendahuluan Kor pulmonal merupakan hipertensi pulmonal yang disebabkan penyakit yang mengenai struktur dan atau pembuluh darah paru yang tidak berhubungan dengan kelainan jantung kiri, kemudian hipertensi pulmonal ini menghasilkan pembesaran ventrikel kanan (hipertrofi dan atau dilatasi) dan berlanjut dengan berjalannya waktu menjadi gagal jantung kanan. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan penyebab utama insufisiensi respirasi kronik dan kor pulmonal, diperkirakan 80-90% kasus. Kor pulmonal dapat bersifat akut dan kronis. Pada PPOK progresifitas hipertensi pulmonal berlangsung lambat. Diagnosis kor pulmonal pada PPOK ditegakkan dengan menemukan tanda-tanda PPOK; asidosis dan hiperkapnia, hipoksia, polisitemia dan hiperviskositas darah; hipertensi pulmonal, hipertrofi atau dilatasi ventrikel kanan dan gagal jantung kanan. Tanda dari hipertensi pulmonal bisa didapatkan dari pemeriksaan klinis, elektrokardiografi dengan P pulmonal dengan aksis ke kanan dan hipertrofi ventrikel kanan, foto thoraks terdapat pelebaran daerah cabang paru di hilus, elektrokardiografi dengan ditemukan hipertrofi ventrikel kanan (RV). Tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit kor pulmonal kronik dan penyakit lain yang mempunyai gejala mirip dengan penyakit ini. Namun untuk lebih spesifik dalam pembahasan akan dijelaskan mengenai cara pemeriksaan, working diagnosis, different diagnosis, etiologi, gejala klinis, penatalaksanaan, komplikasi, prognosis, dan pencegahan dari penyakit tersebut.
Pendahuluan Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di rongga dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum. Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram. Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan,dan ventrikel kiri. 1 Kor pulmonal menurut WHO adalah perubahan pada struktur dan fungsi ventrikel kanan. Terdapatnya edema dan gagal napas juga diajukan untuk menetapkan adanya kor pulmonal secara klinis. Walaupun prevalensi PPOK di Amerika Serikat adalah kira-kira 15 juta, prevalensi pasti dari kor pulmonal sulit untuk ditentukan, karena ia tidak muncul pada semua kasus PPOK, serta karena kurang sensitifnya pemeriksaan fisik dan uji rutin untuk deteksi hipertensi pulmonal. Kor pulmonal diperkirakan terdapat sebanyak 6-7 % dari semua jenis penyakit jantung dewasa di AS, dengan PPOK akibat bronkhitis kronik atau emfisema sebagai faktor kausatif pada lebih dari 50% kasus. 2 Secara global, insiden kor pulmonal bervariasi antar negara, tergantung pada prevalensi merokok, polusi udara, dan faktor risiko lain terkait penyakit paru-paru. Kor pulmonal dapat disebabkan adanya hipertensi pulmonal yang diakibatkan oleh penyakit yang menyerang paru atau vaskularisasinya. Hipertensi pulmonal menghasilkan pembesaran ventrikel kanan (hipetrofi atau dilatasi) dan berlanjut menjadi gagal jantung kanan. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyebab utama insufisiensi respirasi kronik, kira-kira 80-90% kasus. 2 Sebagian besar kondisi yang menyebabkan kor pulmonal bersifal kronik dan progresif lambat, namun pasien bisa datang dengan gejala akut dan membahayakan jiwa. Dekompensasi mendadak tersebut muncul ketika ventrikel kanan tidak mampu mengkompensasi pada pemaksaan kebutuhan tambahan yang tiba-tiba, yang diakibatkan oleh progresifitas dari penyakit dasar atau proses akut yang makin berat. Tingginya angka kematian yang dapat terjadi akibat penyakit ini maka penegakkan
Materi KMB | Pernapasan | Laporan Pendahuluan | Konsep Dasar Asuhan Keperawatan | PPOM | PPOK | Penyakit Paru Obstruksi Kronik |
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) didefinsikan sebagai penyakit atau gangguan paru yang memberikan kelainan ventilasi berupa ostruksi saluran pernapasan yang bersifat progresif dan tidak sepenuhnya reversible. Obstruksi ini berkaitan dengan respon inflamasi abnormal paru terhadap partikel asing atau gas yang berbahaya. Pada PPOK, bronkitis kronik dan emfisema sering ditemukan bersama, meskipun keduanya memiliki proses yang berbeda. Akan tetapi menurut PDPI 2010, bronkitis kronik dan emfisema tidak dimasukkan definisi PPOK, karena bronkitis kronik merupakan diagnosis klinis, sedangkan emfisema merupakan diagnosis patologi. Bronkitis kronik merupakan suatu gangguan klinis yang ditandai oleh pembentukan mukus yang meningkat dan bermanifestasi sebagai batuk kronik. Emfisema merupakan suatu perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai oleh pembesaran alveoulus dan duktus alveolaris serta destruksi dinding alveolar. 1,2
A. DEFINISI o PPOK adalah penyakit paru kronik dengan karakteristik adanya hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif nonreversibel atau reversibel parsial, serta adanya respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang berbahaya (GOLD, 2009). o PPOK/COPD (CRONIC OBSTRUCTION PULMONARY DISEASE) merupakan istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya (Price, Sylvia Anderson : 2005) o PPOK merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang dikenal dengan COPDadalah : Bronchitis kronis, emfisema paru-paru dan asthma bronchiale (S Meltzer, 2001) o PPOK adalah merupakan kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru (Bruner & Suddarth, 2002). § PPOK merupakan obstruksi saluran pernafasan yang progresif dan ireversibel, terjadi bersamaan bronkitis kronik, emfisema atau kedua-duanya (Snider, 2003). B. KLASIFIKASI Penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruksi kronik adalah sebagai berikut: 1. Bronchitis Kronis a. Definisi Bronchitis Kronis merupakan gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan dalam bentuk batuk kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam setahun, paling sedikit 2 tahun berturut – turut (Bruner & Suddarth, 2002). b. Etiologi Terdapat 3 jenis penyebab bronchitis yaitu: 1) Infeksi : stafilokokus, sterptokokus, pneumokokus, haemophilus influenzae. 2) Alergi 3) Rangsang : misal asap pabrik, asap mobil, asap rokok dll c. Manifestasi klinis 1) Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronchi besar, yang mana akanmeningkatkan produksi mukus. 2) Mukus lebih kental 3) Kerusakan fungsi cilliary sehingga menurunkan mekanisme pembersihan mukus. Oleh karena itu, "mucocilliary defence" dari paru mengalami kerusakan dan meningkatkan kecenderungan untuk terserang infeksi. Ketika infeksi timbul, kelenjar mukus akan menjadi hipertropi dan hiperplasia sehingga produksi mukus akan meningkat. 4) Dinding bronchial meradang dan menebal (seringkali sampai dua kali ketebalan normal) dan mengganggu aliran udara. Mukus kental ini bersama-sama dengan produksi mukus yang banyakakan menghambat beberapa aliran udara kecil dan mempersempit saluran udara besar. Bronchitis kronis mula-mula mempengaruhi hanya pada bronchus besar, tetapi biasanya seluruh saluran nafas akan terkena. 5) Mukus yang kental dan pembesaran bronchus akan mengobstruksi jalan nafas, terutama selama ekspirasi. Jalan nafas mengalami kollaps, dan udara terperangkap pada bagian distal dari paru-paru. Obstruksi ini menyebabkan penurunan ventilasi alveolar, hypoxia dan asidosis.
asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit paru obtruktif kronik
Informatika 11, 2020
ABSTRAK-Clustering adalah metode yang digunakan dalam data mining yang cara kerjanya mencari dan menglompokkan data yang mempunyai kemiripan karakteristik antara data satu dengan data lainnya yang telah diperoleh. Penelitian ini dilakukan Dengan teknik perhitungan manual maupun seacara digital. Serta Mengetahui dasar-dasar Rapidminer dan Implementasi nya. Rapidminer yaitu software yang digunakan untuk pengolahan analisis teks, mengekstrak pola-pola dari data set besar dan kombinasikan metode database, kecerdasan buatan, dan statistik. Metode K-means yang bertujuan agar dapat mengclustering dataset yang ada dengan membuat objek berdasarkan cluster inisialisasi objek untuk menghasilkan informasi. Penelitian ini memanfaatkan data pengelompokkan penyakit berdasarkan inisialisasi jumlah cluster sebanyak 2 buah sesuai dengan pendefinisian nilai k dengan jumlah cluster cluster "TERJANGKIT" atau "TIDAK TERJANGKIT" untuk menggali informasi yang ada pada rumah sakit untuk data pasien. Kata Kunci-Metode K-Means; Clustering;Rapid Miner ABSTRACT-Clustering is a method used in data mining that works to find and group data that has similar characteristics between the data with other data that has been obtained. This research was conducted with a manual calculation technique and a digital method. As well as Knowing the basics of Rapidminer and its Implementation. Rapidminer is software used for processing text analysis, extracting patterns from large data sets and combining database methods, artificial intelligence, and statistics. K-means method that aims to be able to cluster existing datasets by creating objects based on object initialization clusters to produce information. This study utilizes disease grouping data based on the initialization of the number of clusters as much as 2 pieces in accordance with the definition of the value of k with the number of cluster clusters "RISE" or "NO RISE" to explore information available at the hospital for patient data.
Obstruksi saluran napas paru dapat disebabkan oleh berbagai kelainan yang terdapat pada lumen, dinding atau di luar saluran napas. Kelainan pada lumen dapat disebabkan oleh sekret atau benda asing. Pada dinding saluran napas, kelainan bisa terjadi pada mukosanya akibat peradangan, tumor, hipertrofi dan hiperplasi akibat iritasi kronik; dapat juga terjadi kelainan yang menimbulkan bronkokonstriksi otot polos. Berbagai kelainan di luar saluran napas yang dapat menimbulkan obstruksi adalah penekanan oleh tumor paru, pembesaran kelenjar dan tumor mediastinum. Dua penyakit paru obstruktif yang sering menjadi masalah dalam penatalaksanaannya adalah penyakit asma bronkial dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Asma bronkial didefinisikan sebagai suatu sindrom klinik yang ditandai oleh hipersensitivitas trakeobronkial terhadap berbagai rangsangan. Penyakit paru obstruktif kronik adalah kelainan yang ditandai oleh uji arus ekspirasi yang abnormal dan tidak mengalami perubahan secara nyata pada observasi selama beberapa bulan. PPOK merupakan penyakit yang memburuk secara lambat, dan obstruksi saluran napas yang terjadi bersifat ireversibel oleh karena itu perlu dilakukan usaha diagnostik yang tepat, agar diagnosis yang lebih dini dapat ditegakkan, bahkan sebelum gejaladan keluhan muncul sehingga progresivitas penyakit dapat dicegah.
Oleh: SITA AFMIKA (1401053) Dosen : Husnawati M.si. Apt PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU PEKANBARU 2016 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada ALLAH SWT atas nikmatnya yang telah diberikan kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)" yang merupakan tugas saya disemester V dalam mata kuliah Farmakoterapi guna untuk kegiatan belajar mengajar.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Kajian Ilmiah Kesehatan dan Teknologi, 2020
Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
Jurnal Komplikasi Anestesi, 2023
Talenta Conference Series: Tropical Medicine (TM), 2018
Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan, 2019
Conferences of Medical Sciences Dies Natalis Faculty of Medicine Universitas Sriwijaya, 2020
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)
Jurnal Neuroanestesi Indonesia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 2016